Wali Kota Salatiga Yakini ODF Ubah Perilaku BAB Sembarangan

Rabu, 07 Agustus 2019 - 15:41 WIB
Wali Kota Salatiga Yakini ODF Ubah Perilaku BAB Sembarangan
Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat menerima tim verifikasi open defecation free (ODF) Provinsi Jawa Tengah di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga. Foto/IST
A A A
SALATIGA - Wali Kota Salatiga Yuliyanto menyakini program open defecation free (ODF) bisa merubah perilaku masyarakat untuk tidak buang air besar (BAB) sembarangan. Sehingga ke depan Salatiga akan disenangi masyarakatnya (lovable city) dan layak untuk ditinggali (livable city).

“Saya optimis ke depan sudah tidak ada lagi masyarakat Kota Salatiga yang buang air besar sembarangan. Sejak empat tahun lalu, Pemkot Salatiga bekerja sama dengan TNI dan Polri melakukan program jambanisasi dan rehab rumah tidak layak huni, sehingga perilaku masyarakat saat ini sudah semakin modern dan berubah,” kata Yuliyanto, Rabu (7/8/2019).

Yuliyanto menyatakan, Pemkot Salatiga tetap konsisten pada prioritas pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan. Di bidang kesehatan, langkah pemkot adalah bagaimana membentuk perilaku masyarakat yang sehat dan lingkungan yang asri dengan melibatkan masyarakat, PKK bahkan TNI Polri secara aktif.

“Pembangunan di Salatiga tanpa dibantu oleh seluruh lapisan masyarakat, OPD, TNI/Polri dan stakeholder lainnya, tidak akan berhasil. Sudah menjadi kebiasaan kami selalu melibatkan stakeholder yang ada di Salatiga, sehingga semuanya memiliki tanggung jawab yang sama,” tandasnya.

Sementara, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Wahyu Setyaningsih mengatakan, Salatiga akan menjadi kabupaten/kota ODF 100% ke-13 yang ada di Jawa Tengah. Salatiga belajar dari salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang belum lama ini kalang kabut dengan adanya kasus kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A, dimana penyebab hampir seribu orang terjangkit tersebut disebabkan karena ODF yang tidak dilakukan dengan baik.

“ODF adalah pilar utama yang paling berat dalam sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang lain. Karena merubah perilaku atau kebiasaan masyarakat BAB sembarangan di sungai untuk BAB ke jamban yang sehat adalah hal yang sangat sulit,” katanya.

Wahyu menuturkan, dengan buang air di jamban akan banyak sekali penyakit yang bisa diputuskan mata rantai penularannya, yang salah satu contohnya adalah Hepatitis A.

“Untuk itu, setelah Salatiga melakukan deklarasi ODF, harus dilanjutkan dengan melaksanakan pilar-pilar lain supaya menjadikan Salatiga sebagai Kota STBM,” tukasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6716 seconds (0.1#10.140)