Minat Budidaya Bayam Jepang, BBPP Lembang Berbagi Tips Cara Menanam

Sabtu, 04 April 2020 - 20:53 WIB
Minat Budidaya Bayam...
Seorang petani sedang menyiram Horenso atau bayam Jepang yang menjadi salah satu komoditas hortikultura dengan prospek cerah karena harga jual tinggi. Foto/Dok.Humas BBPP Lembang
A A A
BANDUNG BARAT - Tanaman Horenso (Spinacia Oleracea) atau di Indonesia dikenal dengan nama bayam Jepang, adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan.

Sebab, harga jual bayam jepang ini lebih tinggi daripada bayam biasa, karena menyasar konsumen kalangan menengah ke atas, dan masih sedikit orang yang membudidayakannya.

Jenis tanaman Horenso ini harganya akan semakin mahal jika dibudidayakan secara organik. Pembudidayaannya hampir sama dengan budidaya tanaman sayuran lainnya, dan dapat dibudidayakan di dataran tinggi.

Kawasan Lembang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) juga sangat cocok untuk membudidayakan tanaman Horenso. Terlebih perawatannya juga terbilang mudah dengan waktu panen yang tidak lama.

Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Bayu Sumantri menuturkan, untuk membudidayakan Horenso diawali dengan penyemaian ke dalam tray.

Yakni, menggunakan pupuk kandang, pasir, dan arang sekam, dengan perbandingan satu banding satu. Setelah itu, dilakukan penyiraman dan tray ditutup dengan menggunakan plastik hitam.

Perubahan akan mulai terlihat setelah satu pekan dimana benih mulai berkecambah dari dalam tray. Plastik penutup lalu di buka dan jangan lupan untuk menyiramnya dua kali sehari.

Benih akan siap tanam dalam waktu dua minggu, dan sambil menunggu bisa sambil membuat bedengan dengan membersihkan lahan dari rumput atau tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

"Jarak antarbedengan diusahakan sekitar 30 cm, lebarnya 1 meter, panjang 10 meter, dan tinggi 25-30 cm untuk musim kemarau. Tapi kalau di musim penghujan sebaiknya tingginya antara 40-50 cm," kata Bayu kepada SINDOnews, Sabtu (4/4/2020).

Berikutnya, ujar Bayu, siapkan pupuk TSP dan NPK dicampur dengan perbandingan 3:1 sebanyak 50-100 gram/m2 dan pupuk kandang sebanyak 1-2 kg/m2 untuk disebar di bedengan.

Lalu bedengan itu bisa dipasang mulsa untuk menghindari pertumbuhan tanaman liar dan pengikisan tanah bedengan dari air hujan. Selanjutnya didiamkan selama 1-2 minggu sebelum ditanam.

Setelah ditanami, lalu siram sehari dua kali pada pagi dan sore. Pemupukan susulan menggunakan NPK dengan dosis 2 gram per tanaman pada hari ke-14.

Kemudian pemupukan susulan selanjutnya pada hari ke-21 setelah pindah tanam dari persemaian dengan menggunakan NPK dosis 3 gram per tanaman. "Setelah 45 hari atau sebulan setengah, maka tanaman Horenzo sudah siap untuk dipanen dan dipasarkan," tutur Bayu.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5639 seconds (0.1#10.140)