Pilbup Tasikmalaya, Agama dan Suku Menjadi Kriteria Warga

Senin, 30 Maret 2020 - 13:01 WIB
Pilbup Tasikmalaya,...
Foto/ilustrasi SINDOnews
A A A
BANDUNG - Sejumlah nama bakal calon Pemilihan Bupati (Pilbub) Kabupaten Tasikmalaya telah mencuat ke permukaan. Siapa yang akan terpilih tentu sosok yang sesuai dengan harapan masyarakat. Lalu, bagaimana kriteria calon bupati yang diinginkan masyarakat Tasikmalaya?

Direktur Eksekutif Sigma Perspektif Indonesia (Sprindo) Titik Suminar mengungkapkan bahwa agama, suku bangsa, dan gender adalah ukuran-ukuran yang menjadi pertimbangan masyarakat Tasikmalaya saat menentukan pilihan atas calon Bupati Tasikmalaya 2020.

Kesimpulan itu diperoleh dari hasil survei yang dilakukan Sprindo pada awal bulan Maret. Survei Persepsi Masyarakat terkait pelaksanaan Pilbup 2020 tersebut merangkum hasil bahwa sekitar 97,01% menyatakan akan ikut berpartisipasi dan sekitar 2.99% menyatakan masih berpikir.

”Di Tasikmalaya, pengaruh agama menjadi faktor mutlak dari seorang calon bupati. Sebanyak 95% masyarakat Tasikmalaya memyatakan bahwa calon Bupati Tasikmalaya harus beragama Islam dan sekitar 5% menyatakan sebaliknya," kata Titik dari siaran persnya, Senin (30/3/2020).

Setelah agama, kriteria berikutnya adalah suku bangsa calon bupati di mana 60% warga memilih calon yang suku bangsanya sama. sementara 36% merasa nyaman untuk memilih calon bupati yang bersuku bangsa berbeda. Faktor berikutnya, gender atau jenis kelamin. Munculnya kriteria gender ini memang tak lepas dari pencalonan Lina Marlina, yaitu istri wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

"Sebanyak 50% masyarakat Tasikmalaya menyatakan tidak setuju jika calon Bupati Tasikmalaya berjenis kelamin perempuan, 48% menyatakan tidak masalah jika calon bupati seorang perempuan dan 2% memilih untuk tidak menjawab," jelas dia.

Titik melihat ada kecenderungan sebagian besar masyarakat Tasikmalaya sangat membutuhkan calon bupati yang jujur serta berani bertindak dalam mengatasi masalah korupsi. Kualifikasi lain yaitu menjaga ketaaatan warga dalam menjalankan ibadah (20,6%), menegakan keamanan dan ketertiban umum (20%), menguasai masalah kinerja pemerintahan (15,37%), mampu mengelola APBD (14,48%), dan mampu meningkatkan kinerja aparat birokrasi /PNS (10,45%).

Kemampun berkomunikasi calo bupati dengan semua pihak juga diperhitungkan 9,55%, sedangkan pengalaman dan bukti kesuksesan diperhitungkan 5,97%. ”Artinya pengaruh agama sangat kental pada partisipasi pemilih Tasikmalaya. Untuk beberapa pendapat selalu mengaitkan hal-hal yang dipertimbangkan dengan nilai-nilai keagamaan, sesuai dengan julukan kabupaten Tasikmalaya sebagai Kota Santri,” imbuh dia.

Melihat ini, untuk sementara figur yang dianggap dekat dengan simbol agama memang lebih berpeluang. Misalnya, calon yang berasal dari partai Islam, berasal dari pesantren, atau memiliki latar belakang organisasi Islam.
(muh)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.2748 seconds (0.1#10.24)