Ratusan Ton Bangkai Ikan di Danau Maninjau Timbulkan Bau Tak Sedap

Kamis, 01 September 2016 - 21:15 WIB
Ratusan Ton Bangkai Ikan di Danau Maninjau Timbulkan Bau Tak Sedap
Ratusan Ton Bangkai Ikan di Danau Maninjau Timbulkan Bau Tak Sedap
A A A
AGAM - Kematian ikan jenis nila dan majalaya siap panen milik petani keramba jala apung di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat terus meluas. Hingga Kamis siang ikan-ikan yang mati akibat kekurangan okisgen atau biasa disebut warga sekitar dengan musibah "tubo belerang" ini mencapai 800 ton di Nagari Tanjung Sani Tanjung Alai dan Nagari Koto Malintang.

Akibatnya petani mengalami kerugian hingga lebih dari Rp9 miliar. Selain itu bangkai ikan ini mulai mengganggu karena menimbulkan bau tak sedap.

Camat Tanjung Raya Hendra Putra mencatat, kematian ikan yang sebelumnya berkisar dua ratus ton kini telah mencapai 800 ton. "Besok kita akan bergotong royong bersama warga membersihkan bangkai ikan ini," kata Camat, Kamis (1/9/2016).

Diperkirakan kerugian yang dialami petani mencapai lebih dari Rp9 miliar. Asumsi harga ikan jenis nila dan majalaya di tingkat petani Rp19.000 per kilogram.

Untuk mengantisipasi dan menghindari kerugian yang lebih besar pemerintah mengimbau petani dan pemilik keramba jala apung mengurangi jumlah keramba yang saat ini telah jauh melebihi kapasitas aman.

Jumlah keramba jala apung yang tersebar di Danau Maninjau saat ini berjumlah total 17 ribu keramba. Sementara dalam aturan yang dikeluarkan pemerintah batas maksimal keramba hanya berjumlah 6.000 keramba.

Mati mendadaknya ratusan ton ikan di Danau Maninjau ini terjadi sejak angin kencang melanda pada Jumat 26 Agustus lalu. Angin kencang yang menerpa permukaan air danau menyebabkan belerang di dasar danau naik ke permukaan.

Menipisnya kadar oksigen dan melimpahnya gas akibat pembusukan kandungan hara yang sudah melewati ambang batas. Hal ini membuat ikan-ikan di dalam keramba jala apung mati dalam beberapa jam.

Peristiwa yang biasa disebut warga sekitar dengan "tubo belerang" ini juga dialami petani keramba jala apung maninjau pada Januari dan Februari 2016 lalu.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3400 seconds (0.1#10.140)