Sekda: Ojol Bandung Boleh Bawa Penumpang, Tak Perlu Demo

Selasa, 14 Juli 2020 - 00:33 WIB
loading...
Sekda: Ojol Bandung...
Sekda Kota Bandung Ema Sumarna. Foto/Humas Pemkot Bandung
A A A
BANDUNG - Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna pengemui ojek online (ojol) di Kota Bandung boleh membawa penumpang asalkan menerapkan protokol kesehatan.

Mereka seharusnya tak perlu demonstrasi di depan Balaikota Bandung atau Kantor Wali Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (13/7/2020). (BACA JUGA: Ribuan Ojol Bandung Geruduk Balaikota Tuntut Izin Angkut Penumpang )

Sebab, kata Ema, tuntutan para driver itu sebenarnya sudah diakomodasi dalam rapat terbatas (ratas) di ruang tengah Balai Kota Bandung pada Jumat 10 Juli 2020. (BACA JUGA: Jalan Wastukancana Ditutup, Ribuan Ojol Demo di Balaikota Bandung )

Hasil ratas tersebut, angkutan online baik ojek maupun taksi, boleh kembali mengangkut penumpang dan tak perlu melakukan rapid serta swab test. (BACA JUGA: Selain Tuntut Izin Angkut Penumpang, Ojol Bandung Juga Tolak Tes COVID-19 )

"Di dalam perwal (peraturan wali kota) hasil ratas itu (ojol-taksol boleh bawa penumpang) kan disampaikan. Kenapa hal ini tidak menjadi informasi yang dipakai oleh mereka. Ya bukan masalah mereka sekarang melakukan demo dan sebagainya, tapi saya hanya menyayangkan. Kalau mereka membaca isi berita hari Sabtu, seharusnya tidak perlu datang (unjuk rasa) ke sini," kata Ema kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (13/7/2020).

Ema mengemukakan, rapid dan swab test untuk pengemudi ojol itu hanya imbauan kepada Aplikator. Namun, imbauan itu ternyata dimaknai berbeda sehingga pengemudi ojol merasa terbebani.

"Namanya imbauan untuk kebaikan tapi malah jadi keberatan. Akhirnya sama pak Wali (Wali Kota Bandung Oded M Danial) tidak usah (rapid-swab teset). Silakan jalan, bisa narik penumpang," ujar Sekda.

Semua syarat yang diberikan Pemkot Bandung kepada aplikator penyedia layanan angkutan penumpang berbasis dalam jaringan (daring), tutur Ema, bertahap sudah dipenuhi.

Saat ini, tinggal penerapan di lapangan dan konsistensi perlu dijaga. "Prinsipnya mereka sudah tinggal jalan. Cuma kami minta konsisten seperti waktu simulasi. Mereka harus pakai pembatas, menyiapkan pelindung rambut untuk penumpang. Supaya tidak bersentuhan langsung dengan helm yang dipakai. Intinya jangan sampai ada sentuhan antara penumpang dengan driver," pungkas Ema.

Seperti diberitakan, ribuan pengemudi ojol berunjuk rasa di Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (13/7/2020) pagi. Dalam aksinya itu, mereka menuntut Pemkot Bandung memberi izin mengangkut penumpang dan menolak rapid-swab test atau tes COVID-19.
(awd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)