Kehebatan Tribhuwana Tunggadewi, Raja Perempuan Majapahit yang Jago Perang
loading...
A
A
A
SURABAYA - Sosok Tribhuwana Wijayatunggadewi terkenal sebagai raja perempuan yang pemberani. Anak dari Raden Wijaya dan istrinya Gayatri ini konon beberapa kali mengikuti peperangan . Tak hanya mengikuti perang, Tribhuwana bahkan memimpin pasukan Majapahit berperang.
Selama menjadi raja Majapahit sebagaimana dikisahkan buku "Perempuan - Perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa" dari Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, beberapa upaya nyata diambil oleh raja perempuan pertama di Majapahit.
Di masa Tribhuwana Wijayatunggadewi inilah kondisi keamanan di lingkup internal dan ekspansi wilayah kekuasaan diperhatikan betul. Maka tak heran Tribhuwana pernah tampil sebagai panglima perang.
Konon tampilnya Tribhuwana Wijayatunggadewi karena ia mendengar adanya perselisihan antara Gajah Mada dengan Ra Kembar.
Akibat perselisihan inilah, Tribhuwana memutuskan untuk memimpin pasukan Majapahit sendiri saat pemberontakan Sadeng dan Keta. Ketika menjadi panglima perang ia didampingi oleh Adityawarman.
Upaya Tribhuwana Wijayatunggadewi pada tahun 1331 untuk memberantas pemberontakan Sadeng dan Keta berhasil. Kedua wilayah yang bermaksud memisahkan diri dari kekuasaan Majapahit.
Dengan disertai Adityawarman dan pasukan Majapahit, Tribhuwana dapat menumpas pemberontakan Sadeng dan Keta, yang dipimpin oleh Wirota dan Wiragati. Dua ksatria tangguh dan sakti mandraguna yang pernah melindungi Dyah Wijaya atau Raden Wijaya.
Di masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi itu juga ekspansi Kerajaan Majapahit dimulai. Kerajaan Majapahit menjalin kerja sama dengan beberapa kerajaan di luar Pulau Jawa. Salah satunya berhubungan dengan Kerajaan Swarnabhumi, yang ada di Pulau Sumatera.
Baca: Tertidur saat Merebus Jagung, Dapur Rumah Warga di Pemalang Kebakaran.
Bahkan kedatangan Raja Swarnabhumi sang Adityawarman ke Majapahit diabadikan dengan menggunakan kapal perang berukuran besar, yang belum tertandingi. Pelukisan tentang besarnya ukuran kapal perang Swarnabhumi tersebut kiranya dimaksudkan sebagai cikal bakal adopsi teknologi dari besarnya armada laut Majapahit yang dimulai di era Tribhuwana Wijayatunggadewi.
Selama menjadi raja Majapahit sebagaimana dikisahkan buku "Perempuan - Perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa" dari Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, beberapa upaya nyata diambil oleh raja perempuan pertama di Majapahit.
Di masa Tribhuwana Wijayatunggadewi inilah kondisi keamanan di lingkup internal dan ekspansi wilayah kekuasaan diperhatikan betul. Maka tak heran Tribhuwana pernah tampil sebagai panglima perang.
Konon tampilnya Tribhuwana Wijayatunggadewi karena ia mendengar adanya perselisihan antara Gajah Mada dengan Ra Kembar.
Akibat perselisihan inilah, Tribhuwana memutuskan untuk memimpin pasukan Majapahit sendiri saat pemberontakan Sadeng dan Keta. Ketika menjadi panglima perang ia didampingi oleh Adityawarman.
Upaya Tribhuwana Wijayatunggadewi pada tahun 1331 untuk memberantas pemberontakan Sadeng dan Keta berhasil. Kedua wilayah yang bermaksud memisahkan diri dari kekuasaan Majapahit.
Dengan disertai Adityawarman dan pasukan Majapahit, Tribhuwana dapat menumpas pemberontakan Sadeng dan Keta, yang dipimpin oleh Wirota dan Wiragati. Dua ksatria tangguh dan sakti mandraguna yang pernah melindungi Dyah Wijaya atau Raden Wijaya.
Di masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi itu juga ekspansi Kerajaan Majapahit dimulai. Kerajaan Majapahit menjalin kerja sama dengan beberapa kerajaan di luar Pulau Jawa. Salah satunya berhubungan dengan Kerajaan Swarnabhumi, yang ada di Pulau Sumatera.
Baca: Tertidur saat Merebus Jagung, Dapur Rumah Warga di Pemalang Kebakaran.
Bahkan kedatangan Raja Swarnabhumi sang Adityawarman ke Majapahit diabadikan dengan menggunakan kapal perang berukuran besar, yang belum tertandingi. Pelukisan tentang besarnya ukuran kapal perang Swarnabhumi tersebut kiranya dimaksudkan sebagai cikal bakal adopsi teknologi dari besarnya armada laut Majapahit yang dimulai di era Tribhuwana Wijayatunggadewi.
(nag)