BNPB: 19 Kabupaten Kota di Sulsel Terkepung Banjir Selama 3 Minggu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) menyebutkan, 19 Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) terkepung banjir selama tiga minggu sejak 23 Desember 2022 lalu.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, frekuensi bencana hidrometeorologi basah di Takalar, Gowa, Wajo, Sidenreng Rappang masih cukup tinggi.
"Nah ini sebenarnya sudah pada minggu ke tiga Desember sebenarnya (banjir). Jadi ini artinya sudah minggu ketiga Sulsel terkepung banjir,” kata Abdul Muhari, Rabu (11/1/2023).
Sebelumnya, pemerintah Provinsi Sulsel telah melaporkan akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang yang melanda wilayahnya, terdapat 19 Kabupaten atau Kota terdampak dan 9 Kabupaten berstatus tanggap darurat bencana alam.
Pria yang akrab disapan Aam mengatakan, dari 19 kabupaten kota yang terdampak saat ini tinggal 4 sampai 5 Kabupaten yang masih banjir. “Tetapi kita masih mewaspadai karena puncak musim hujan nya masih akan kita hadapi di minggu-minggu kedepan,” ujarnya.
Sampai dengan Sabtu 7 Januari 2023 sebanyak 26.263 Kepala Keluarga (KK) atau 60.948 jiwa terdampak dan 10 orang meninggal dunia. Tercatat 1.168 unit rumah rusak, dengan rincian 190 unit rusak berat, 210 unit rusak sedang dan 894 unit rusak ringan.
Aam menambahkan jika dilihat dari distribusinya kejadian banjir di Sulsel ini hampir merata. “Kalau misalkan kita lihat distribusi ini, ini hampir merata ya sebenarnya. Jadi kalau kita lihat ini di sebelumnya di Luwu Utara, kemudian sebelumnya lagi itu Takalar, Gowa, dan lain-lain,” ungkapnya.
Jadi ini memang dominannya intensitas hujan yang cukup tinggi tetapi di beberapa tempat ketika hujan tinggi ini merendam kawasan yang flat, persawahan dan itu surutnya agak lama.
"Mau tidak mau itu harus di pompa atau ketika itu ditunggu itu mungkin bisa memakan waktu 2 sampai 3 minggu,” sambungnya.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, frekuensi bencana hidrometeorologi basah di Takalar, Gowa, Wajo, Sidenreng Rappang masih cukup tinggi.
"Nah ini sebenarnya sudah pada minggu ke tiga Desember sebenarnya (banjir). Jadi ini artinya sudah minggu ketiga Sulsel terkepung banjir,” kata Abdul Muhari, Rabu (11/1/2023).
Sebelumnya, pemerintah Provinsi Sulsel telah melaporkan akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang yang melanda wilayahnya, terdapat 19 Kabupaten atau Kota terdampak dan 9 Kabupaten berstatus tanggap darurat bencana alam.
Pria yang akrab disapan Aam mengatakan, dari 19 kabupaten kota yang terdampak saat ini tinggal 4 sampai 5 Kabupaten yang masih banjir. “Tetapi kita masih mewaspadai karena puncak musim hujan nya masih akan kita hadapi di minggu-minggu kedepan,” ujarnya.
Sampai dengan Sabtu 7 Januari 2023 sebanyak 26.263 Kepala Keluarga (KK) atau 60.948 jiwa terdampak dan 10 orang meninggal dunia. Tercatat 1.168 unit rumah rusak, dengan rincian 190 unit rusak berat, 210 unit rusak sedang dan 894 unit rusak ringan.
Aam menambahkan jika dilihat dari distribusinya kejadian banjir di Sulsel ini hampir merata. “Kalau misalkan kita lihat distribusi ini, ini hampir merata ya sebenarnya. Jadi kalau kita lihat ini di sebelumnya di Luwu Utara, kemudian sebelumnya lagi itu Takalar, Gowa, dan lain-lain,” ungkapnya.
Jadi ini memang dominannya intensitas hujan yang cukup tinggi tetapi di beberapa tempat ketika hujan tinggi ini merendam kawasan yang flat, persawahan dan itu surutnya agak lama.
"Mau tidak mau itu harus di pompa atau ketika itu ditunggu itu mungkin bisa memakan waktu 2 sampai 3 minggu,” sambungnya.
(don)