Gubernur Khofifah Resmikan 2 Jembatan di Pacitan yang Putus Diterjang Banjir
loading...
A
A
A
PACITAN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) meresmikan dua jembatan dengan konstruksi bailey di Kabupaten Pacitan. Yakni, Jembatan Kembang di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan dan Jembatan Gandu di Desa Wonodadi Kulon, Kecamatan Ngadirejo.
Kedua jembatan tersebut sebelumnya sempat terputus akibat banjir dan longsor pada bulan Oktober tahun 2022 lalu. Kedua jembatan tersebut dibangun dengan sumber pendanaan dari Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemprov Jatim senilai Rp6,03 miliar untuk Jembatan Kembang dan Rp3,08 miliar untuk Jembatan Gandu.
Jembatan Kembang membentang sepanjang 39 meter dengan lebar 4,8 meter menghubungkan Desa Kembang dan Desa Sirnoboyo. Sedangkan Jembatan Gandu dibangun di atas Sungai Gandu menghubungkan Desa Wonodadi Kulon dan Desa Sembowo dengan panjang 27 meter dan lebar 4,2 meter
Baca juga: Puting Beliung Terjang Gresik, 5 Tiang PLN dan 10 PJU Roboh
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pembangunan kedua jembatan tersebut bertujuan memperkuat konektivitas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Di antaranya, aktivitas pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
“Jembatan putus masuk dalam prioritas penanganan. Jembatan ini bukan hanya memiliki fungsi fisik saja, melainkan juga memiliki fungsi menghubungkannekonomi, pendidikan, layanan kesehatan juga menyambungkan seduluran (persaudaraan),” ungkapnya, Selasa (10/1/2023).
Khofifah menambahkan, peresmian jembatan ini juga menjadi pendukung maksimalisasi aktivitas warga pasca pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah pusat.
“Pacitan merupakan daerah kedua yang memiliki prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terendah di Jatim. Artinya ini menjadi potensi bahwa masyarakat Pacitan adalah masyarakat yang pekerja keras,” sebutnya.
Bupati Indrata Nur Bayuaji mengatakan, Pacitan merupakan salah satu daerah di Jatim yang dalam setahun selalu siaga bencana. Hal tersebut dikarenakan jika memasuki musim kemarau, maka Pacitan akan rawan kekeringan. Jika masuk musim penghujan maka Pacitan memiliki ancaman bencana tanah longsor dan banjir.
“Hal ini dibuktikan dengan adanya kejadian tanah retak yang mengakibatkan 16 rumah terdampak. Mudah-mudahan komunikasi antara BPBD Pacitan dan Pemprov Jatim bisa terbangun dengan baik agar penanganan cepat dan tanggap," ujarnya.
Kedua jembatan tersebut sebelumnya sempat terputus akibat banjir dan longsor pada bulan Oktober tahun 2022 lalu. Kedua jembatan tersebut dibangun dengan sumber pendanaan dari Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemprov Jatim senilai Rp6,03 miliar untuk Jembatan Kembang dan Rp3,08 miliar untuk Jembatan Gandu.
Jembatan Kembang membentang sepanjang 39 meter dengan lebar 4,8 meter menghubungkan Desa Kembang dan Desa Sirnoboyo. Sedangkan Jembatan Gandu dibangun di atas Sungai Gandu menghubungkan Desa Wonodadi Kulon dan Desa Sembowo dengan panjang 27 meter dan lebar 4,2 meter
Baca juga: Puting Beliung Terjang Gresik, 5 Tiang PLN dan 10 PJU Roboh
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pembangunan kedua jembatan tersebut bertujuan memperkuat konektivitas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Di antaranya, aktivitas pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
“Jembatan putus masuk dalam prioritas penanganan. Jembatan ini bukan hanya memiliki fungsi fisik saja, melainkan juga memiliki fungsi menghubungkannekonomi, pendidikan, layanan kesehatan juga menyambungkan seduluran (persaudaraan),” ungkapnya, Selasa (10/1/2023).
Khofifah menambahkan, peresmian jembatan ini juga menjadi pendukung maksimalisasi aktivitas warga pasca pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah pusat.
“Pacitan merupakan daerah kedua yang memiliki prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terendah di Jatim. Artinya ini menjadi potensi bahwa masyarakat Pacitan adalah masyarakat yang pekerja keras,” sebutnya.
Bupati Indrata Nur Bayuaji mengatakan, Pacitan merupakan salah satu daerah di Jatim yang dalam setahun selalu siaga bencana. Hal tersebut dikarenakan jika memasuki musim kemarau, maka Pacitan akan rawan kekeringan. Jika masuk musim penghujan maka Pacitan memiliki ancaman bencana tanah longsor dan banjir.
“Hal ini dibuktikan dengan adanya kejadian tanah retak yang mengakibatkan 16 rumah terdampak. Mudah-mudahan komunikasi antara BPBD Pacitan dan Pemprov Jatim bisa terbangun dengan baik agar penanganan cepat dan tanggap," ujarnya.
(msd)