Bupati Blitar Minta Maaf Mutasi Riana, Wabup Blitar Batal Mundur
loading...
A
A
A
BLITAR - Ancaman Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso yang akan mundur jika Riana, ajudan (Adc) istrinya tidak segera dikembalikan ke posisi semula membuahkan hasil. Bupati Blitar Rini Syarifah menanggapi ancaman itu dengan buru-buru membatalkan Surat Keputusan (SK) mutasi ajudan istri Wabup Blitar.
Bupati Rini Syarifah atau biasa disapa Mak Rini juga meminta maaf kepada Wabup Blitar Rahmat Santoso. Wabup Blitar Rahmat atau akrab dipanggil Makde Rahmat mengatakan, dengan begitu dirinya batal mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati Blitar.
"Sudah dibatalkan (SK Mutasi) untuk Riana, ajudan istri saya dan sudah kembali bertugas," ujar Wabup Blitar Rahmat Santoso kepada wartawan Rabu(4/1/2023).
Polemik antara Wabup dan Bupati Blitar muncul setelah Pemkab Blitar menggelar mutasi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara besar-besaran.
Mutasi sebanyak 605 ASN berlangsung pada Senin (2/1/2023). Ajudan istri Wabup Blitar yang bernama Riana masuk dalam gerbong mutasi.
Makde Rahmat marah sekaligus merasa direndahkan karena tidak pernah diajak koordinasi. Ia mengancam akan meletakkan jabatan sebagai Wabup Blitar jika ajudan istrinya tidak segera dikembalikan.
Begitu juga sang istri, yakni Venina Rahmat Santoso, juga mengancam mundur dari jabatan Ketua Penggerak PKK Kabupaten Blitar. Makde Rahmat memberi batas waktu maksimal 1x24 jam. Dan sebelum 1x24 jam, Bupati Blitar mengembalikan Riana sebagai ajudan istri Wabup Blitar.
Makde Rahmat mengungkapkan pembatalan SK mutasi ajudan istrinya berlangsung setelah dirinya bertemu dengan Bupati Blitar Rini Syarifah. Bupati Blitar, kata dia juga menyampaikan permintaan maaf.
Karenanya, Makde Rahmat menegaskan dirinya batal mengundurkan diri dari jabatan Wabup Blitar.
"Kemarin siang saya ketemu dengan Mbak Rini (Bupati Blitar). Disampaikan permintaan maaf dan alasannya. Ya sudah, karena sudah minta maaf," ungkapnya.
Terkait polemik yang muncul, Makde Rahmat menjelaskan sikap kerasnya bukan sekadar menolak mutasi seorang ajudan. Ia beralasan sudah ada kecocokan dan kenyamanan dalam bekerja. Selain itu dirinya juga tidak pernah diajak koordinasi sebelumnya, lalu tiba-tiba ajudan istrinya dimutasi.
Yang membuatnya semakin meradang, kata Makde Rahmat sebelumnya ada semacam warning dari orang-orang di lingkaran Bupati Rini yang akan mengganti sejumlah ajudan. Warning itu disampaikan sebelum mutasi dijalankan.
“Sudah saya bilang apa urusannya mau mengganti ajudan saya, tapi malah beneran Riana (ajudan) dimutasi dan tidak ada pemberitahuan atau komunikasi, baik itu dari BKD (BKPSDM) maupun bupati. Ini yang saya sesalkan. Makanya saya bela dan perjuangkan dengan taruhan jabatan saya," tegasnya.
Makde Rahmat menambahkan, saat bertemu Bupati Blitar Rini Syarifah dirinya juga menyampaikan polemik yang terjadi jangan sampai terulang. Ia tidak berharap orang-orang yang bekerja dengannya diutak-atik tanpa lebih dulu berkoordinasi.
“Minimal izinlah ke saya. Kalau memang saya bilang lepas, silakan diganti,” pungkasnya.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Menjabat Wali Sultan, Terlibat Konflik dengan Keraton Yogyakarta
Bupati Rini Syarifah atau biasa disapa Mak Rini juga meminta maaf kepada Wabup Blitar Rahmat Santoso. Wabup Blitar Rahmat atau akrab dipanggil Makde Rahmat mengatakan, dengan begitu dirinya batal mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati Blitar.
"Sudah dibatalkan (SK Mutasi) untuk Riana, ajudan istri saya dan sudah kembali bertugas," ujar Wabup Blitar Rahmat Santoso kepada wartawan Rabu(4/1/2023).
Polemik antara Wabup dan Bupati Blitar muncul setelah Pemkab Blitar menggelar mutasi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara besar-besaran.
Mutasi sebanyak 605 ASN berlangsung pada Senin (2/1/2023). Ajudan istri Wabup Blitar yang bernama Riana masuk dalam gerbong mutasi.
Makde Rahmat marah sekaligus merasa direndahkan karena tidak pernah diajak koordinasi. Ia mengancam akan meletakkan jabatan sebagai Wabup Blitar jika ajudan istrinya tidak segera dikembalikan.
Begitu juga sang istri, yakni Venina Rahmat Santoso, juga mengancam mundur dari jabatan Ketua Penggerak PKK Kabupaten Blitar. Makde Rahmat memberi batas waktu maksimal 1x24 jam. Dan sebelum 1x24 jam, Bupati Blitar mengembalikan Riana sebagai ajudan istri Wabup Blitar.
Makde Rahmat mengungkapkan pembatalan SK mutasi ajudan istrinya berlangsung setelah dirinya bertemu dengan Bupati Blitar Rini Syarifah. Bupati Blitar, kata dia juga menyampaikan permintaan maaf.
Karenanya, Makde Rahmat menegaskan dirinya batal mengundurkan diri dari jabatan Wabup Blitar.
"Kemarin siang saya ketemu dengan Mbak Rini (Bupati Blitar). Disampaikan permintaan maaf dan alasannya. Ya sudah, karena sudah minta maaf," ungkapnya.
Terkait polemik yang muncul, Makde Rahmat menjelaskan sikap kerasnya bukan sekadar menolak mutasi seorang ajudan. Ia beralasan sudah ada kecocokan dan kenyamanan dalam bekerja. Selain itu dirinya juga tidak pernah diajak koordinasi sebelumnya, lalu tiba-tiba ajudan istrinya dimutasi.
Yang membuatnya semakin meradang, kata Makde Rahmat sebelumnya ada semacam warning dari orang-orang di lingkaran Bupati Rini yang akan mengganti sejumlah ajudan. Warning itu disampaikan sebelum mutasi dijalankan.
“Sudah saya bilang apa urusannya mau mengganti ajudan saya, tapi malah beneran Riana (ajudan) dimutasi dan tidak ada pemberitahuan atau komunikasi, baik itu dari BKD (BKPSDM) maupun bupati. Ini yang saya sesalkan. Makanya saya bela dan perjuangkan dengan taruhan jabatan saya," tegasnya.
Makde Rahmat menambahkan, saat bertemu Bupati Blitar Rini Syarifah dirinya juga menyampaikan polemik yang terjadi jangan sampai terulang. Ia tidak berharap orang-orang yang bekerja dengannya diutak-atik tanpa lebih dulu berkoordinasi.
“Minimal izinlah ke saya. Kalau memang saya bilang lepas, silakan diganti,” pungkasnya.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Menjabat Wali Sultan, Terlibat Konflik dengan Keraton Yogyakarta
(shf)