Keren! Penyandang Disabilitas jadi Barista di Cafe Mapalus Manado

Kamis, 08 Desember 2022 - 16:11 WIB
loading...
Keren! Penyandang Disabilitas jadi Barista di Cafe Mapalus Manado
Penyandang disabilitas dengan penuh semangat, menjadi barista dan koki di Cafe Mapalus Manado. Foto/MPI/Subhan Sabu
A A A
MANADO - Siapa bilang penyandang disabilitas tidak dapat bekerja secara profesional? Buktinya, di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), para penyandang disabilitas justru mampu bekerja profesional sebagai barista dan koki.



Para penyandang disabilitas tersebut, bekerja secara profesional di Cafe Mapalus Manado. Setidaknya ada 10 penyandang disabilitas, seperti tuna netra, dan tuna daksa yang bekerja di cafe tersebut.



Cafe ini merupakan bentukan Kementerian Sosial, melalui Sentra Tumou Tou Manado, yang membentuk Sentra Kreatif Atensi (SKA). Salah satu unit usaha dalam SKA tersebut, adalah Cafe Mapalus.



Kepala Sentra Tumou Tou Manado, Kamsiaty Rotty mengatakan, Cafe Mapalus ini dibentuk untuk memberdayakan para penyandang disabilitas, antara lain penyandang tuna daksa, tuna netra, serta para lansia.

"Jadi yang di sini pekerjanya adalah semua penyandang disabilitas, ada tuna daksa, dan ada juga tuna netra. Selain itu, kita juga memasarkan hasil kreatifitas para lansia seperti kue, maupun dabu-dabu di cafe ini," ujar Kamsiaty.

Hasil penjualan yang didapat dari Cafe Mapalus tersebut, kata Kamsiaty semuanya milik para penyandang disabilitas yang bekerja di cafe itu. "Mereka ini kami berdayakan, agar mereka mendapat hasil. Hasil yang didapat di sini, 100 persen buat mereka, bukan buat kantor atau siapa, tapi buat mereka penyandang disabilitas," tegasnya.



"Kami dari Kementerian Sosial, dalam hal ini Sentra Tumou Tou Manado, menyiapkan tempat maupun peralatan yang ada. Para penyandang disabilitas tinggal menyiapkan diri untuk bekerja, modalnya dari kita juga, hasilnya untuk mereka," imbuh Kamsiaty.

Keberadaan cafe ini, bertujuan mengurangi penyandang disabilitas yang belum mendapat pekerjaan. Para penyandang disabilitas yang bekerja di tempat itu, diberikan pelatihan terlebih dahulu.

Pelatihan yang diberikan, salah satunya menjadi barista dengan mendatangkan instruktur dari luar. "Kita mendatangkan tenaga barista dari luar yang memang sudah pengalaman, untuk memberikan pelatihan di sini," katanya.



Sebanyak 10 orang penyandang disabilitas yang bekerja di tempat itu, ada tuna netra, maupun tuna fisik. Ke depan, nantinya akan ditambah lagi dengan memberdayakan tenaga lansia yang produktif maupun tuna wicara.

"Saat ini penghasilannya masih sesuai omzet yang ada, tetapi saran dari menteri sosial sendiri kalau di Manado, kita gaji sesuai dengan UMP daerah setempat. Ke depan kita akan lebih memajukan usaha ini, dan mempekerjakan tenaga dari penyandang disabilitas, serta semua penerima manfaat akan diberdayakan di sini," tuturnya.

Riani Saray, salah seorang penyandang tuna daksa yang bekerja di cafe tersebut, mengaku sangat antusias bergabung dengan Cafe Mapalus, dan merupakan pengalaman pertamanya menjadi barista.



"Saya juga pencinta kopi, jadi ini memang sangat antusias mengikuti program ini dan berterima kasih kepada kementerian sosial lewat Sentra Tumou Tou yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk bergabung dalam Mapalus," tuturnya.

Sebelum mengikuti program barista, Riani sebelumnya mengikuti keterampilan menjahit yang sarananya disediakan oleh Sentra Tumou Tou. Dia kemudian bergabung dan mengaku sangat terbantu dengan adanya Cafe Mapalus ini.

"Sangat terbantu sekali, di sini kita belajar bagaimana memanajemen dan juga mengelola usaha. Di sini juga kita belajar mandiri, karena dari Sentra Tumou Tou menyediakan wadah, dan kita yang kelola. Kita juga terbantu, karena mereka juga yang menyediakan istruktur, jadi kita tidak perlu mencari pelatihan di luar, karena semua pelatihan yang kita butuhkan sudah tersedia," jelasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6124 seconds (0.1#10.140)