Harapan Gubernur Sulsel : Rekrutmen Formasi Guru Tetap Ada Tahun Ini
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Gubernur Sulsel , Prof Nurdin Abdullah mengaku masih berharap rekrutmen CPNS khusus formasi guru berpeluang tetap digelar tahun ini, meski seleksi CPNS secara keseluruhan telah resmi ditiadakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Baca : Rekrutmen CPNS 2020 Ditiadakan, Ini Penjelasan BKN
"Nah itu, guru. Guru itu yang paling penting. Jangan sampai itu yang kekurangan. Makanya mungkin ini yang lagi dibuat kajian. Kalau guru saya setuju, itu nggak boleh kurang," tukasnya kepada SINDOnews, kemarin.
Gubernur menganggap, kebutuhan guru di tiap sekolah merupakan hal yang krusial, sehingga seharusnya setiap sekolah tidak boleh kekuarangan guru. "Saya kira guru nggak boleh. Karena yang pensiun itu kan cukup banyak tiap tahun. Paling minimal itu zero growth. Jadi sejumlah yang pensiun, itu yang harus diisi," pinta Nurdin.
Senada, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel, Hery Sumiharto, mengungkapkan Sulsel memang masih kekurangan tenaga guru berstatus ASN. Padahal kebutuhan guru produktif di tingkat SMK mendesak untuk dipenuhi. "Kita masih membutuhkan guru ASN, utamanya guru produktif di SMK," ungkap Hery.
Berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) Kemendikbud, jumlah guru berstatus ASN di Sulsel khususnya tingkat SMA/SMK/SLB negeri berjumlah 12.795 orang. Dengan rincian, 8.014 SMA, 4.280 SMK, dan 501 guru lainnya di SLB. Baca Juga : Kuota CPNS dari Kemenpan Tak Penuhi Kebutuhan Guru Sulsel
Rasio antara total guru dengan jumlah murid yang mesti diajar di sekolah pun dianggap tidak sebanding. Apalagi jumlah sekolah cukup banyak. Di Sulsel sendiri ada sebanyak 435 sekolah negeri tingkat SMA/SMK/SLB.
Untu itu, Ia juga berharap rekrutmen guru tetap bisa terus dilakukan. Salah satunya melalui seleksi CPNS yang biasanya digelar tiap tahun. Utamanya untuk pemenuhan guru produktif di SMK yang dikatakan juga menjadi persoalan pendidikan secara nasional.
"Kami hanya berharap bahwa pemerintah bisa memenuhi kebutuhan guru ASN di satuan pendidikan. Utamanya guru produktif yang merupakan masalah nasional," pinta Hery.
Diketahui, Pemprov Sulsel pada seleksi CPNS tahun 2019 lalu menerima kuota 195 formasi. Formasi ini terdiri atas formasi khusus cumlaude dengan alokasi 4 formasi, sedangkan khusus disabilitas sebanyak 4 formasi pula. Sementara formasi umum, ada 187 formasi yang terdiri dari tenaga kesehatan 74 formasi, tenaga teknis 113 formasi.
Selain itu sebelumnya juga telah diusulkan kebutuhan ASN melalui jalur (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak). Pada formasi ini, kebutuhan tenaga fungsional sebanyak 302 formasi.
Dengan rincian 156 orang khusus tenaga pendidik eks tenaga honorer K2. Selebihnya penyuluh pertanian 62 orang, dan tenaga honorer lainnya yakni untuk tenaga kesehatan sebanyak 84 orang. Namun hingga kini, rekrutmen ASN melalui jalur PPPK belum jelas hingga kini.
"Nah itu, guru. Guru itu yang paling penting. Jangan sampai itu yang kekurangan. Makanya mungkin ini yang lagi dibuat kajian. Kalau guru saya setuju, itu nggak boleh kurang," tukasnya kepada SINDOnews, kemarin.
Gubernur menganggap, kebutuhan guru di tiap sekolah merupakan hal yang krusial, sehingga seharusnya setiap sekolah tidak boleh kekuarangan guru. "Saya kira guru nggak boleh. Karena yang pensiun itu kan cukup banyak tiap tahun. Paling minimal itu zero growth. Jadi sejumlah yang pensiun, itu yang harus diisi," pinta Nurdin.
Senada, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel, Hery Sumiharto, mengungkapkan Sulsel memang masih kekurangan tenaga guru berstatus ASN. Padahal kebutuhan guru produktif di tingkat SMK mendesak untuk dipenuhi. "Kita masih membutuhkan guru ASN, utamanya guru produktif di SMK," ungkap Hery.
Berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) Kemendikbud, jumlah guru berstatus ASN di Sulsel khususnya tingkat SMA/SMK/SLB negeri berjumlah 12.795 orang. Dengan rincian, 8.014 SMA, 4.280 SMK, dan 501 guru lainnya di SLB. Baca Juga : Kuota CPNS dari Kemenpan Tak Penuhi Kebutuhan Guru Sulsel
Rasio antara total guru dengan jumlah murid yang mesti diajar di sekolah pun dianggap tidak sebanding. Apalagi jumlah sekolah cukup banyak. Di Sulsel sendiri ada sebanyak 435 sekolah negeri tingkat SMA/SMK/SLB.
Untu itu, Ia juga berharap rekrutmen guru tetap bisa terus dilakukan. Salah satunya melalui seleksi CPNS yang biasanya digelar tiap tahun. Utamanya untuk pemenuhan guru produktif di SMK yang dikatakan juga menjadi persoalan pendidikan secara nasional.
"Kami hanya berharap bahwa pemerintah bisa memenuhi kebutuhan guru ASN di satuan pendidikan. Utamanya guru produktif yang merupakan masalah nasional," pinta Hery.
Diketahui, Pemprov Sulsel pada seleksi CPNS tahun 2019 lalu menerima kuota 195 formasi. Formasi ini terdiri atas formasi khusus cumlaude dengan alokasi 4 formasi, sedangkan khusus disabilitas sebanyak 4 formasi pula. Sementara formasi umum, ada 187 formasi yang terdiri dari tenaga kesehatan 74 formasi, tenaga teknis 113 formasi.
Selain itu sebelumnya juga telah diusulkan kebutuhan ASN melalui jalur (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak). Pada formasi ini, kebutuhan tenaga fungsional sebanyak 302 formasi.
Dengan rincian 156 orang khusus tenaga pendidik eks tenaga honorer K2. Selebihnya penyuluh pertanian 62 orang, dan tenaga honorer lainnya yakni untuk tenaga kesehatan sebanyak 84 orang. Namun hingga kini, rekrutmen ASN melalui jalur PPPK belum jelas hingga kini.
(sri)