265 Anak Korban Tragedi Kanjuruhan dapat Pendampingan Psikolog

Sabtu, 26 November 2022 - 17:31 WIB
loading...
265 Anak Korban Tragedi Kanjuruhan dapat Pendampingan Psikolog
Tragedi Kanjuruhan Malang. Foto: Istimewa
A A A
MALANG - Sebanyak 265 anak korban tragedi Kanjuruhan, mendapat trauma healing dari psikolog. Trauma healing diberikan psikolog dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Malang.

Kepala Dinas P3A, Arbani Mukti Wibowo menjelaskan, pendampingan psikis trauma healing ini dilakukan dengan cara komite building. Di mana satu tim psikolog menangani 10 orang mengasesmen dari sisi psikisnya melalui sekolah-sekolah. Total metode ini mencakup sekitar 600 orang, termasuk perempuan dewasa yang menjadi korban.

"Jadi anak dikumpulkan kira-kira 10 orang, 10 anak, kemudian di situ didampingi ada psikolog. Nanti akan cerita, itu teknis psikolog yang mampu menjelaskan bukan saya," katanya, dikonfirmasi MNC Portal, Sabtu (26/11/2022).



Dari metode komite building inilah, psikolog mulai memetakan dampak psikis yang terjadi pada para korban. Bila ada satu dua anak yang dirasa berat kondisinya, maka akan dilanjutkan dengan home visit ke rumah masing-masing.

"Jadi dari tadi komite building, ketemu satu yang kelihatannya berat home visit. Kalau yang tidak berat selesai, ini berat home visit. Yang kita home visit, kita lakukan yang pertama, itu ada 265 anak," sambungnya.

Berdasarkan asesmen itu, diperoleh ada tiga kategori trauma psikis yang dialami anak-anak, mulai dari trauma ringan, sedang, hingga berat. Bahkan saat proses asesmen itu, terdapat beberapa pengakuan dan cerita mengejutkan dari mereka mengenai tragedi Kanjuruhan dan persoalan lainnya.



"Ada yang tidak terceritakan, masalah tragedi Kanjuruhan keluar semua. Hal itu yang dipendam tadi sebenarnya harus dikeluarkan, jangan menjadi pikiran sendiri. Sehingga mereka akan trauma seumur hidup," kata dia.

Melalui asesmen itu, beberapa anak perlahan-lahan mulai pulih dari sisi psikisnya. Tetapi ada satu anak yang sampai mengalami trauma psikis berat, sehingga harus dikirim ke rumah sakit untuk ditangani psikolog klinis.

"(Penanganan psikis) sudah kita tutup, tapi pelayanan masih yang kira-kira berat kita tindaklanjuti. Ini belum rangkum mereka berapa banyak," pungkasnya.



Ke depan Arbani bakal mengintensifkan pendekatan komite building untuk mendampingi psikologis anak-anak, terutama di sekolah-sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi masalah bullying, tawuran, hingga kenakalan lainnya.

"Kami akan mencoba menjangkau sekolah-sekolah melakukan secara rutin tanpa diminta, melakukan komite building, siapa tahu di situ ditemukan masalah-masalah psikososial, baik itu ditemukan anak yang mengalami psikososial, baik itu dialami di sekolah maupun di rumah, kita bisa menemukan," pungkasnya.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2350 seconds (0.1#10.140)