Petani di Kolaka Utara Sumringah, Harga Cengkih Tembus Rp120.000 Per Kg

Selasa, 22 November 2022 - 17:09 WIB
loading...
Petani di Kolaka Utara Sumringah, Harga Cengkih Tembus Rp120.000 Per Kg
Para petani cengkih di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara antusias memanen hasil pertanian mereka tahun ini. Pasalnya, harga cengkih tahun ini naik hingga Rp120 ribu per kilogram. Foto iNews
A A A
KOLAKA UTARA - Para petani cengkih di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara antusias memanen hasil pertanian mereka tahun ini. Pasalnya, harga cengkih tahun ini naik hingga Rp120 ribu per kilogram.

Harga tersebut jauh lebih tinggi jika dibanding tahun 2021 lalu yang hanya mencapai Rp70 ribu. Harga yang melambung itu membuat petani cengkih sumringah dan cepat-cepat memanen hasil kebunnya.

Imran (43), salah seorang petani cengkih asal Kecamatan Lasusua mengatakan, hasil panennya saat ini dibeli pedagang pengumpul seharga Rp120 ribu per kilogram. Harga ini dianggap cukup menggiurkan karena komoditas tersebut masih terbatas.

"Belum panen puncak jadi masih mahal. Kalau lagi stok melimpah, terkadang harga ikut turun jadi dijual cepat saja," ujar Imran , Selasa (22/11/2022).

Selain buah, tangkai bahan rempah itu juga laku dibeli pengumpul seharga Rp15.000 per kg. Begitu juga dengan daun tanaman yang gugur dalam kondisi kering bernilai Rp2.000 per kg untuk disuling menjadi minyak.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolut Ismail Mustafa mengatakan, harga jual cengkih dipantau berkisar antara Rp117 ribu sampai Rp120 ribu per kg di lapangan. Jika dibandingkan pembelian 2021, hasil panen petani hanya dihargai sekitar Rp70 ribu per kg.

"Hampir naik 100 persen harganya dibanding tahun lalu. Kabar bagus karena pendapatan petani kita juga bertambah," ucapnya.

Diketahui, luas lahan perkebunan cengkih di Kolut per Desember 2021 mencapai 14.209 hektare (Ha). Tahun lalu, komuditas ini terkumpul dari hasil panen petani sebanyak 5.868 ton dengan tingkat produktifitas 0,412 ton per Ha.

"Jumlah ini bisa terus bertambah karena petani terus menanam bibit baru di kebunnya selain komoditi lain," katanya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)