4 Raja Tanah Jawa yang Mengundurkan Diri dari Takhtanya Bukan karena Dikudeta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terdapat sejumlah raja tanah Jawa yang pernah mengundurkan diri dari takhta dan kekuasaan nya. Di era kerajaan, pergantian pemimpin atau raja mungkin menjadi sebuah hal yang wajar dan sering terjadi.
Tak hanya berganti karena raja sebelumnya meninggal dunia, beberapa di antaranya bahkan harus turun dengan paksa alias dikudeta. Namun, selain itu ternyata ada juga sebagian raja di tanah Jawa yang memilih untuk mengundurkan diri dari kekuasaan yang dimiliki. Dalam hal ini, alasan yang cukup sering muncul adalah karena faktor usia yang tidak muda lagi.
Baca juga : Kisah Balaputradewa, Cucu Raja Jawa yang Penguasa Takhta Kerajaan Sriwijaya
Berikut empat raja tanah Jawa yang mengundurkan diri dari takhtanya.
1. Airlangga - Kerajaan Kahuripan
Airlangga merupakan salah satu Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kahuripan. Dikutip dari buku berjudul ‘Kisah Airlangga’ karya Titi Surti Nastiti, para resi, pendeta dan brahmana merestui Airlangga untuk menjadi Raja pada tahun 1019.
Namun, pada tahun 1042 Airlangga memutuskan untuk mengundurkan diri dari takhtanya. Adapun alasannya karena dia merasa sudah terlalu tua dan berkeinginan menjadi seorang pertapa.
Setelah mengundurkan diri, putri mahkota menolak untuk menggantikannya. Sehingga terjadilah perebutan kekuasaan oleh keturunan Airlangga seperti Mapanji Garasakan, Sri Samarotsaha, dan Mapanji Alahyung Ahyes.
2. Tribhuwana Tunggadewi - Kerajaan Majapahit
Tribhuwana Tunggadewi merupakan salah satu raja wanita yang pernah memimpin Kerajaan Majapahit. Di era pemerintahannya, Majapahit semakin maju dan berhasil menaklukkan berbagai wilayah di luar Jawa.
Bersama Gajah Mada, Tribhuwana Tunggadewi juga melakukan ekspansi ke negara tetangga seperti Semenanjung Malaya, Tumasik, dan beberapa wilayah lainnya.
Namun, saat Gayatri meninggal dunia, Tribhuwana Tunggadewi memutuskan untuk mengundurkan diri dari takhtanya. Adapun alasannya karena dia sedari dulu memimpin Majapahit hanya untuk mewakili Ibunya saja.
Pada akhirnya, tampuk kekuasaan Majapahit diserahkan kepada Hayam Wuruk yang kala itu masih berusia 16 tahun.
Baca juga : Jejak HOS Tjokroaminoto, Raja Jawa Tanpa Mahkota Gurunya Soekarno, Muso, Semaun, dan Kartosuwiryo
3. Rakai Panangkaran - Mataram Kuno
Raja tanah Jawa yang mengundurkan diri berikutnya adalah Rakai Panangkaran. Dia merupakan raja Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah pada periode 746 hingga 784 M.
Dikutip dari laman Dspace UII, dalam riwayatnya, dia mengundurkan diri sebagai raja karena usianya yang dirasa sudah terlalu tua serta ingin mengasingkan diri.
Pada era pemerintahannya, Rakai Panangkaran telah membangun banyak bangunan peninggalan seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan lain sebagainya.
4. Rakai Pikatan - Mataram Kuno
Selain Rakai Panangkaran, Rakai Pikatan juga pernah menjadi raja Mataram Kuno. Dikutip dari laman Portal Pemerintahan Kabupaten Temanggung, dia mengundurkan diri sebagai raja sebelum akhir hayatnya.
Adapun hal ini didasarkan pada prasasti Siwagrha yang menyebutkan Rakai Pikatan mengundurkan diri pada tahun 856 M.
Demikian ulasan mengenai raja tanah Jawa yang pernah mengundurkan diri dari takhtanya. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan Anda.
Tak hanya berganti karena raja sebelumnya meninggal dunia, beberapa di antaranya bahkan harus turun dengan paksa alias dikudeta. Namun, selain itu ternyata ada juga sebagian raja di tanah Jawa yang memilih untuk mengundurkan diri dari kekuasaan yang dimiliki. Dalam hal ini, alasan yang cukup sering muncul adalah karena faktor usia yang tidak muda lagi.
Baca juga : Kisah Balaputradewa, Cucu Raja Jawa yang Penguasa Takhta Kerajaan Sriwijaya
Berikut empat raja tanah Jawa yang mengundurkan diri dari takhtanya.
1. Airlangga - Kerajaan Kahuripan
Airlangga merupakan salah satu Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kahuripan. Dikutip dari buku berjudul ‘Kisah Airlangga’ karya Titi Surti Nastiti, para resi, pendeta dan brahmana merestui Airlangga untuk menjadi Raja pada tahun 1019.
Namun, pada tahun 1042 Airlangga memutuskan untuk mengundurkan diri dari takhtanya. Adapun alasannya karena dia merasa sudah terlalu tua dan berkeinginan menjadi seorang pertapa.
Setelah mengundurkan diri, putri mahkota menolak untuk menggantikannya. Sehingga terjadilah perebutan kekuasaan oleh keturunan Airlangga seperti Mapanji Garasakan, Sri Samarotsaha, dan Mapanji Alahyung Ahyes.
2. Tribhuwana Tunggadewi - Kerajaan Majapahit
Tribhuwana Tunggadewi merupakan salah satu raja wanita yang pernah memimpin Kerajaan Majapahit. Di era pemerintahannya, Majapahit semakin maju dan berhasil menaklukkan berbagai wilayah di luar Jawa.
Bersama Gajah Mada, Tribhuwana Tunggadewi juga melakukan ekspansi ke negara tetangga seperti Semenanjung Malaya, Tumasik, dan beberapa wilayah lainnya.
Namun, saat Gayatri meninggal dunia, Tribhuwana Tunggadewi memutuskan untuk mengundurkan diri dari takhtanya. Adapun alasannya karena dia sedari dulu memimpin Majapahit hanya untuk mewakili Ibunya saja.
Pada akhirnya, tampuk kekuasaan Majapahit diserahkan kepada Hayam Wuruk yang kala itu masih berusia 16 tahun.
Baca juga : Jejak HOS Tjokroaminoto, Raja Jawa Tanpa Mahkota Gurunya Soekarno, Muso, Semaun, dan Kartosuwiryo
3. Rakai Panangkaran - Mataram Kuno
Raja tanah Jawa yang mengundurkan diri berikutnya adalah Rakai Panangkaran. Dia merupakan raja Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah pada periode 746 hingga 784 M.
Dikutip dari laman Dspace UII, dalam riwayatnya, dia mengundurkan diri sebagai raja karena usianya yang dirasa sudah terlalu tua serta ingin mengasingkan diri.
Pada era pemerintahannya, Rakai Panangkaran telah membangun banyak bangunan peninggalan seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan lain sebagainya.
4. Rakai Pikatan - Mataram Kuno
Selain Rakai Panangkaran, Rakai Pikatan juga pernah menjadi raja Mataram Kuno. Dikutip dari laman Portal Pemerintahan Kabupaten Temanggung, dia mengundurkan diri sebagai raja sebelum akhir hayatnya.
Adapun hal ini didasarkan pada prasasti Siwagrha yang menyebutkan Rakai Pikatan mengundurkan diri pada tahun 856 M.
Demikian ulasan mengenai raja tanah Jawa yang pernah mengundurkan diri dari takhtanya. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan Anda.
(bim)