Smelter Zinc PT Kobar Lamandau Mineral Dapat Pasokan Listrik 39 MVA dari PLN
loading...
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Perusahaan pengolahan dan pemurnian mineral hasil tambang atau Smelter Zinc pertama dan satu-satunya di Indonesia milik PT Kobar Lamandau Mineral (KLM) di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah mendapat pasokan listrik dari PLN.
Hal ini sebagai komitmen PT PLN (Persero) mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi minerba. Wujud nyata komitmen tersebut disahkan dalam penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) Penyediaan Tenaga Listrik Daya 39 MVA antara PLN dengan PT KLM di Galaxy Hotel Banjarmasin pada Jumat (11/11/2022) siang.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Kobar Lamandau Mineral, Chandra Sastrawiliong mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan PLN. Khususnya untuk suplai daya sebesar 39 MVA yang akan diberikan untuk perusahaannya.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak PLN yang telah memfasilitasi perusahaan kami melalui PJBTL dengan daya 39 MVA ini,” kata Chandra.
PT KLM perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengolahan dan pemurnian mineral zinc pertama dan satu-satunya di Indonesia, diketahui produk zing ingot merupakan logam seng yang selama ini dikenal sebagai produk import dari luar negeri.
Menjawab kebutuhan pasar yang semakin besar dengan sumber daya yang tersedia, PT KLM tergerak untuk memproduksinya dibdalam negeri dengan tingkat kemurnian mencapai 99,995% oleh karenanya proses pengolahan bahan baku ini membutuhkan energi listrik yang besar dan andal.
“Melalui kesempatan ini, saya selaku Direktur Utama PT Kobar Lamandau Mineral dengan mitra strategis kami PT PLN (Persero) dapat bersinergi dalam memberikan kontribusi terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia," katanya.
Di tempat yang sama, Komisaris PT KLM, Padli Noor mengapresiasi kepada PLN yang telah sukses melakukan penandatanganan PJBTL antara PLN dan PT KLM sebesar 39MVA.
“Dengan pasokan listrik dari PLN, PT KLM akan memberikan pelayanan yang andal, sehingga smelter nantinya bisa beroperasi dengan maksimal tanpa ada gangguan," kata dia.
Padli melanjutkan, mengingat teknologi Smelter Zinc menggunakan metode Hydrometalurgi. Di mana pada proses Electrowining membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Oleh karena itu sangat dibutuhkan Distribusi Listrik Bertegangan Tinggi yang handal dan tidak boleh berkedip.
Hal ini sebagai komitmen PT PLN (Persero) mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi minerba. Wujud nyata komitmen tersebut disahkan dalam penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) Penyediaan Tenaga Listrik Daya 39 MVA antara PLN dengan PT KLM di Galaxy Hotel Banjarmasin pada Jumat (11/11/2022) siang.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Kobar Lamandau Mineral, Chandra Sastrawiliong mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan PLN. Khususnya untuk suplai daya sebesar 39 MVA yang akan diberikan untuk perusahaannya.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak PLN yang telah memfasilitasi perusahaan kami melalui PJBTL dengan daya 39 MVA ini,” kata Chandra.
PT KLM perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengolahan dan pemurnian mineral zinc pertama dan satu-satunya di Indonesia, diketahui produk zing ingot merupakan logam seng yang selama ini dikenal sebagai produk import dari luar negeri.
Menjawab kebutuhan pasar yang semakin besar dengan sumber daya yang tersedia, PT KLM tergerak untuk memproduksinya dibdalam negeri dengan tingkat kemurnian mencapai 99,995% oleh karenanya proses pengolahan bahan baku ini membutuhkan energi listrik yang besar dan andal.
“Melalui kesempatan ini, saya selaku Direktur Utama PT Kobar Lamandau Mineral dengan mitra strategis kami PT PLN (Persero) dapat bersinergi dalam memberikan kontribusi terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia," katanya.
Di tempat yang sama, Komisaris PT KLM, Padli Noor mengapresiasi kepada PLN yang telah sukses melakukan penandatanganan PJBTL antara PLN dan PT KLM sebesar 39MVA.
“Dengan pasokan listrik dari PLN, PT KLM akan memberikan pelayanan yang andal, sehingga smelter nantinya bisa beroperasi dengan maksimal tanpa ada gangguan," kata dia.
Padli melanjutkan, mengingat teknologi Smelter Zinc menggunakan metode Hydrometalurgi. Di mana pada proses Electrowining membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Oleh karena itu sangat dibutuhkan Distribusi Listrik Bertegangan Tinggi yang handal dan tidak boleh berkedip.