Ketua PWI Bali : Masyarakat Harus Bersyukur Ada KTT G20
loading...
A
A
A
DENPASAR - Bagi masyarakat Bali Konferensi Tingkat tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) patut disyukuri. Demikian disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali IGMB Dwikora Putra di Denpasar, Kamis (10/11/2022).
Alasannya, sekarang inilah pasca pandemi COVID-19 ada kegiatan yang bersifat internasional, yang melibatkan 20 kepala negara, ini bukan main-main. Karena itu sebagai masyarakat Bali, siapapun itu, saran Dwikora, harus mendukung dan ikut menyukseskan kegiatan KTT G20 ini.
"Karena apa? Karena selama dua tahun pandemi pariwisata kita terpuruk. Nah dengan adanya momentum ini, KTT G20, Saya kira akan sangat berarti untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan kepariwisataan kita," ujar Dwikora.
Dalam masa presidensi G20 Indonesia ini, sudah berlangsung hampir setahun sebelumnya dengan kegiatan-kegiatan tingkat menteri yang sangat bermanfaat bagi Bali. "Dan Bali mendapat banyak hikmah serta memetik keuntungan dari kegiatan-kegiatan itu," sebutnya.
Selain itu, menurut jurnalis asal Ubud, Gianyar ini, dalam persiapan KTT G20 banyak infrastruktur diperbaiki di Bali, dan itu artinya roda perekonomian tumbuh berputar. "Sehingga bagi kita, bagi masyarakat tidak ada alasan untuk tidak ikut menyukseskan KTT G20," sebutnya.
Sementara untuk wartawan, Dwikora imbau, pertama bagaimana menginformasikan seluas-luasnya KTT G20 ini. Kedua membuat atau memproduksi informasi yang produktif, yang bertujuan untuk mensukseskan KTT G20.
"Terakhir, tentu saya sangat berharap, kita sebagai orang pers. meminimalisir informasi-informasi yang ditayangkan bersifat kontraproduktif terhadap upaya untuk menyukseskan KTT G20 dan bangun pemberitaan yang menumbuhkan optimisme bagi masyarakat," katanya.
Pendapat Dwikora Ini penting artinya bagi kemajuan pariwisata Bali kedepan dan tentu saja nama baik Bali, citra Bali di mata internasional dan tentu saja citra Indonesia.
Baca: Aniaya Remaja saat Nonton Organ Tunggal, Pemuda Prabumulih Dibekuk Polisi.
Ditanya soal pandemi, yang diketahui Dwikora, pertumbuhan ekonomi minus 9 koma saat itu. "Masyarakat pers juga merasakan hantaman dari COVID-19 itu, banyak perusahaan pers melakukan efisiensi dengan penghematan disana-sini," jelasnya.
Dwikora merasa takjub melihat perekonomian rakyat. "Syukur masih bisa bertahan, tentu harus diakui bagaimana terpuruknya sektor pariwisata. Saya sendiri sempat ke Kuta, kita melihat Kuta sebagai kota mati. Dan itu sangat mengerikan," katanya.
Tetapi dengan segala keyakinan, dengan segala kedisiplinan masyarakat Bali yang luar biasa terhadap prokes, Akhirnya bisa menikmati kondisinya seperti saat ini.
Alasannya, sekarang inilah pasca pandemi COVID-19 ada kegiatan yang bersifat internasional, yang melibatkan 20 kepala negara, ini bukan main-main. Karena itu sebagai masyarakat Bali, siapapun itu, saran Dwikora, harus mendukung dan ikut menyukseskan kegiatan KTT G20 ini.
"Karena apa? Karena selama dua tahun pandemi pariwisata kita terpuruk. Nah dengan adanya momentum ini, KTT G20, Saya kira akan sangat berarti untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan kepariwisataan kita," ujar Dwikora.
Dalam masa presidensi G20 Indonesia ini, sudah berlangsung hampir setahun sebelumnya dengan kegiatan-kegiatan tingkat menteri yang sangat bermanfaat bagi Bali. "Dan Bali mendapat banyak hikmah serta memetik keuntungan dari kegiatan-kegiatan itu," sebutnya.
Selain itu, menurut jurnalis asal Ubud, Gianyar ini, dalam persiapan KTT G20 banyak infrastruktur diperbaiki di Bali, dan itu artinya roda perekonomian tumbuh berputar. "Sehingga bagi kita, bagi masyarakat tidak ada alasan untuk tidak ikut menyukseskan KTT G20," sebutnya.
Sementara untuk wartawan, Dwikora imbau, pertama bagaimana menginformasikan seluas-luasnya KTT G20 ini. Kedua membuat atau memproduksi informasi yang produktif, yang bertujuan untuk mensukseskan KTT G20.
"Terakhir, tentu saya sangat berharap, kita sebagai orang pers. meminimalisir informasi-informasi yang ditayangkan bersifat kontraproduktif terhadap upaya untuk menyukseskan KTT G20 dan bangun pemberitaan yang menumbuhkan optimisme bagi masyarakat," katanya.
Pendapat Dwikora Ini penting artinya bagi kemajuan pariwisata Bali kedepan dan tentu saja nama baik Bali, citra Bali di mata internasional dan tentu saja citra Indonesia.
Baca: Aniaya Remaja saat Nonton Organ Tunggal, Pemuda Prabumulih Dibekuk Polisi.
Ditanya soal pandemi, yang diketahui Dwikora, pertumbuhan ekonomi minus 9 koma saat itu. "Masyarakat pers juga merasakan hantaman dari COVID-19 itu, banyak perusahaan pers melakukan efisiensi dengan penghematan disana-sini," jelasnya.
Dwikora merasa takjub melihat perekonomian rakyat. "Syukur masih bisa bertahan, tentu harus diakui bagaimana terpuruknya sektor pariwisata. Saya sendiri sempat ke Kuta, kita melihat Kuta sebagai kota mati. Dan itu sangat mengerikan," katanya.
Tetapi dengan segala keyakinan, dengan segala kedisiplinan masyarakat Bali yang luar biasa terhadap prokes, Akhirnya bisa menikmati kondisinya seperti saat ini.
(nag)