Ketika Gadis Thailand Lenggak-lenggok di Lapas Perempuan Semarang dengan Kain Ecoprint

Selasa, 08 November 2022 - 15:05 WIB
loading...
Ketika Gadis Thailand Lenggak-lenggok di Lapas Perempuan Semarang dengan Kain Ecoprint
Selebgram Erna Rosmalinda (kiri) dan Wilaiwan Boonyiam WNA Thailand (kanan) yang merupakan warga binaan LPP Semarang tampil memamerkan kain ecoprint di lapas setempat, Selasa (8/11/2022). Foto: MPI/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Ada yang berbeda di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIA Semarang alias Lapas Bulu, Selasa (8/11/2022) siang.

Beberapa warga binaan di sana terlihat lenggak-lenggok mengenakan kain ecoprint. Tentu saja, lenggak-lenggok mereka bukan di atas catwalk, melainkan di sisi lapangan samping bengkel kerja komplek Lapas Bulu.

Di antara mereka adalah Wilaiwan Bonyiam alias Biu (25) WNA asal Bangkok yang ditangkap di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang pada 2018 lalu karena membawa 1,15kg sabu dari luar negeri. Biu ini sebelumnya penyanyi kafe di Bangkok Thailand.

Ketika Gadis Thailand Lenggak-lenggok di Lapas Perempuan Semarang dengan Kain Ecoprint


Selain Biu yang penampilannya memukau, ada juga Erna Rosmalinda Isnaini seorang Selebgram dan Tiktokers, yang juga terjerat kasus penyalahgunaan narkotika.

Perempuan asal Purwodadi, Kabupaten Grobogan itu juga tampak anggun mengenakan kain ecoprint lengkap dengan kacamata hitam.

Beberapa warga binaan lain, termasuk dua pria yang notabene pegawai LPP Semarang juga unjuk kebolehan dalam ajang fashion show di LPP Semarang bertema kain ecoprint.



Pendampingnya adalah Kepala Seksi Bimbingan Kerja LPP Semarang Rini Sulistyowati dan desainer Entin Gartini, Diaspora asal Kota Semarang yang sudah 12 tahun ini tinggal di Kanada.

Entin mengatakan Rini adalah muridnya. Setelah berkenalan lebih jauh, Entin baru tahu kalau Rini bekerja di LPP Semarang. Berawal dari situlah terjalin kerja sama dengan LPP Semarang tentunya melibatkan warga binaan setempat.


“Saya ini aktif orangnya, kalau slow respons (berinteraksi untuk kerjasama) saya tinggal. Kebetulan Ibu Rini ini aktif juga chat dan klop, akhirnya nyambung,” kata Entin yang merupakan asli Kalibanteng Semarang ini.

Dia juga sangat bersyukur, ilmu yang ditularkan ke Rini ternyata ditularkan pula ke anak-anak didiknya yakni warga binaan LPP Semarang.

Pada Oktober lalu, Entin juga membawa tas pita sulam karya warga binaan LPP Semarang untuk ditampilkan di ajang bergengsi Vancouver Fashion Week (VFW) 2022 di Kanada.

Rini mengaku memang punya passion di bidang fashion. Keahliannya ini ditularkan ke anak didiknya di LPP Semarang. Selain kain ecoprint ada juga kelas menggambar desain gaun yang diikuti beberapa warga binaan.


“Mereka di sini sementara bukan selamanya, jadi kami menyiapkan mereka untuk nantinya bersosialisasi lagi dengan masyarakat begitu bebas. Bakat mereka kami latih di sini, seperti hari ini diadakan gelar karya,” beber Rini.

Beberapa anak didiknya, mendapatkan pemasukan alias pendapatan premi. Hitungannya, untuk desain 1 baju mendapatkan uang Rp100ribu. Itu akan masuk menjadi tabungan warga binaan yang bersangkutan.

“Selain ecoprint, di sini ada juga bakery, batik. Totalnya ada 15 pokja (kelompok kerja),” lanjut Rini.

Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk mereka yang dibina di LPP Semarang. Selain mengembangkan bakat, melatih kewirausahaan, ketika mereka berinteraksi dengan pihak luar juga akan membantu integrasi sosial mereka nantinya pasca-bebas penjara.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2796 seconds (0.1#10.140)