Terjebak Banjir di Aceh Tamiang, 4 Hari Penumpang Bermalam di Kendaraan
loading...
A
A
A
ACEH TAMIANG - Empat hari para penumpang kendaraan bermotor, dan para pengemudi, terpaksa bermalam di jalanan karena terjebak banjir. Akibat banjir tersebut, kemacetan lalu lintas terjadi hingga belasan kilometer di perbatasan Aceh, dengan Sumatera Utara.
Banjir menerjang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, yang berbatasan dengan Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hingga empat hari, banjir belum juga surut sehingga kendaraan tak dapat melintas.
Berbagai kendaraan roda empat ke atas, terpaksa diparkir di tepi jalan sambil menunggu surutnya air banjir. "Sudah tiga malam kami terpaksa bermalam di dalam mobil. Sebagian juga bermalam di rumah ibadah," ujar warga Bireun, Aceh, Sudirman.
Sudirman bersama rombongan kesenian dari Kabupaten Bireun, Aceh, terpaksa menginap di dalam mobil dan rumah ibadah dengan kondisi seadanya, karena mobil yang mereka tumpangi tak dapat melintasi jalan yang tertutup banjir.
Warga asal Aceh, Alfariz mengaku sangat lelah dan jenuh menunggu air banjir surut selama empat hari. Selama terjebak banjir, dia terpaksa hanya tinggal di dalam angkutan umum yang ditumpanginya, bersama para penumpang lainnya.
Mereka berharap banjir dapat segera surut, sehingga kendaraan kembali dapat melintas menuju ke wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Banjir tersebut, juga mengakibatkan truk-truk pengangkut logistik tertahan, sehingga banyak hasil pertanian yang diangkut rusak dan terpaksa dibuang.
Banjir menerjang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, yang berbatasan dengan Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hingga empat hari, banjir belum juga surut sehingga kendaraan tak dapat melintas.
Berbagai kendaraan roda empat ke atas, terpaksa diparkir di tepi jalan sambil menunggu surutnya air banjir. "Sudah tiga malam kami terpaksa bermalam di dalam mobil. Sebagian juga bermalam di rumah ibadah," ujar warga Bireun, Aceh, Sudirman.
Sudirman bersama rombongan kesenian dari Kabupaten Bireun, Aceh, terpaksa menginap di dalam mobil dan rumah ibadah dengan kondisi seadanya, karena mobil yang mereka tumpangi tak dapat melintasi jalan yang tertutup banjir.
Warga asal Aceh, Alfariz mengaku sangat lelah dan jenuh menunggu air banjir surut selama empat hari. Selama terjebak banjir, dia terpaksa hanya tinggal di dalam angkutan umum yang ditumpanginya, bersama para penumpang lainnya.
Mereka berharap banjir dapat segera surut, sehingga kendaraan kembali dapat melintas menuju ke wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Banjir tersebut, juga mengakibatkan truk-truk pengangkut logistik tertahan, sehingga banyak hasil pertanian yang diangkut rusak dan terpaksa dibuang.
(eyt)