Kisah Raden Kikin Dibunuh usai Salat Jumat di Masjid Demak Picu Balas Dendam Arya Penangsang

Minggu, 06 November 2022 - 07:59 WIB
loading...
A A A


Ketika pasukan Pajang datang menyerang Kotaraja Jipang, saat itu Arya Penangsang sedang akan berbuka setelah keberhasilannya berpuasa 40 hari. Surat tantangan atas nama Hadiwijaya membuatnya tidak mampu menahan emosi.

Apalagi surat tantangan itu dibawa oleh pekatik-nya (pemelihara kuda) yang sebelumnya sudah dipotong telinganya oleh Pemanahan dan Penjawi. Meskipun sudah disabarkan adik Arya Penangsang (Arya Mataram), Penangsang tetap berangkat ke medan perang menaiki kuda jantan yang bernama Gagak Rimang.

Kuda Gagak Rimang dengan penuh nafsu mengejar Sutawijaya yang mengendarai kuda betina, melompati Bengawan Sore. Perang antara Pasukan Pajang dan Jipang terjadi di dekat Bengawan Sore.

Dalam perang tersebut perut Arya Penangsang robek terkena tombak Kiai Plered milik Sutawijaya. Meskipun demikian kesaktian yang dimiliki oleh Arya Penangsang membuatnya tetap bertahan. Ususnya yang terburai dililitkannya pada gagang keris yang terselip di pinggang.

Arya Penangsang berhasil meringkus Sutawijaya. Saat mencabut keris Setan Kober untuk membunuh Sutawijaya, namun nahas, usus Arya Penangsang malah terpotong sehingga menyebabkan kematiannya. Dalam pertempuran itu Patih Jipang Ki Matahun tewas. Sedangkan adik Arya Penangsang, yakni Arya Mataram dan istrinya serta beberapa kerabat berhasil meloloskan diri ke Palembang.

Kisah kematian tragis Arya Penangsang itu pun melahirkan tradisi baru dalam seni pakaian Jawa, khususnya busana pengantin pria. Pangkal keris yang dipakai pengantin pria seringkali dihiasi untaian bunga mawar dan melati. Hal itu sebagai lambang pengingat agar pengantin pria lebih bersabar dan tidak cepat panas seperti watak Arya Penangsang.
(shf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7651 seconds (0.1#10.140)