Awas! Curah Hujan Ekstrem Diprediksi Terjadi di Garut hingga Awal 2023

Senin, 24 Oktober 2022 - 18:44 WIB
loading...
Awas! Curah Hujan Ekstrem Diprediksi Terjadi di Garut hingga Awal 2023
BMKG prediksi curah hujan ekstrem akan melanda Garut hingga awal 2023.Foto/ilustrasi
A A A
GARUT - Curah hujan ekstrem di Kabupaten Garut diprediksi berlangsung hingga Januari 2023 mendatang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memasukkan wilayah Garut, Jawa Barat, ke dalam daftar daerah dengan curah hujan melebihi ambang batas 150 mm per hari di data model prediksi cuaca numerik.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi bencana. Ia menyebut BMKG telah merinci bahwa intensitas hujan yang melanda Garut kurang lebih mencapai 200 mm per hari.

"Sementara kapasitas maksimum serapan air hujan di wilayah Garut adalah 150 mm per hari. Berarti ada lebih 50 mm yang tidak terserap," kata Satria Budi, pada MPI Senin (24/10/2022).

Baca juga: Gedung Sekolah di Karawang Roboh, Siswa SD Terpaksa Belajar di Rumah Warga

Sisa air hujan yang tak terserap berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan lainnya. "Kondisi ini bisa berdampak pada manusia. Oleh karena itu kami mengimbau agar seluruh pihak, khususnya masyarakat untuk mewaspadai dan melaporkan segala bentuk gejala peristiwa bencana agar penanganan yang dilakukan tepat guna meminimalisir korban jiwa," paparnya.

Dalam situs bmkg.go.id, penulisan jumlah curah hujan dilakukan dalam satuan milimeter. Satu milimeter hujan berarti air hujan yang turun di wilayah seluas satu meter persegi, akan memiliki ketinggian satu milimeter jika air hujan tidak meresap, mengalir, atau menguap.

Berdasarkan laman tersebut, tingginya curah hujan ini kemungkinan berlangsung di Garut pada November 2022, meski telah dimulai pada Oktober ini. Intensitas hujan yang tinggi setidaknya telah menimbulkan bencana longsor.

Baru-baru ini, longsor di Kabupaten Garut dilaporkan terjadi di wilayah Kampung Rancaseel RT01 RW08, Desa Cigagade, Kecamatan Limbangan. Peristiwa longsor yang terjadi pada Minggu (23/10/2022) sekira pukul 23.00 WIB malam di wilayah tersebut disebabkan oleh guyuran hujan deras.

Akibatnya, tebing di atas jalan lingkungan antara Kampung Rancaseel menuju Kampung Rincang ambrol dan menimbun badan jalan. Longsor yang menutup badan jalan ini berdampak pada lima kampung di Desa Cigagade, yaitu Kampung Rancaseel, Kampung Negla, Kampung Rancapaku, Kampung Rincang, dan Kampung Rancasaat.

"Jalan sudah dapat dilintasi kembali mulai hari ini, setelah masyarakat dibantu instansi terkait bergotong-royong membersihkan material longsor," jelas Satria Budi.

Sehari sebelumnya, Sabtu (22/10/2022), bencana longsor juga terjadi di wilayah Kecamatan Banjarwangi. Di wilayah Banjarwangi, longsor terjadi pada dua titik dan menimbun dua Jalan raya.

Kedua jalan yang tertimbun adalah Jalan Ciawitali, Desa Banjarwangi, Kecamatan Banjarwangi, dan Jalan Patrol, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi. "Ada dua titik lokasi longsoran di wilayah yang sama, yang pertama di Jalan Patrol dan yang kedua paling parah di Jalan Ciawitali," kata Kapolsek Banjarwangi Iptu Amirudin Latif.

Kemudian pada Jumat (21/10/2022) pekan lalu, bencana serupa terjadi di wilayah Kecamatan Malangbong. Pada wilayah ini, satu rumah di Kampung Sukasirna RT01 RW 02, Desa Citeras, Kecamatan Malangbong, rusak pada bagian belakang atau dapur, akibat tertimpa longsor.

Material longsoran menimpa bagian dapur di belakang rumah warga yang teridentifikasi mik Deni (41) dan Sayuti (77) tersebut. Kepala Desa Citeras Cecep Aliansah menyebut tidak ada korban jiwa pada bencana longsor di wilayahnya tersebut.

"Rumah yang berukuran 9x4 meter persegi ini dihuni oleh dua kepala keluarga (KK). Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," kata Cecep Aliansah beberapa waktu lalu.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1987 seconds (0.1#10.140)