Bangun Karakter Siswa, Program PINTAR Tanoto Foundation Ubah Pendidikan Secara Mendasar

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 00:55 WIB
loading...
Bangun Karakter Siswa,...
Siswa berkebutuhan khusus SDN 131/IV Kota Jambi tengah mengikuti kegiatan belajar. Foto: Hasan/SINDOnews
A A A
JAMBI - Metode pembelajaran aktif yang dikembangkan Tanoto Foundation (TF), melalui Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR), mulai membuahkan hasil disejumlah sekolah mitra.

Hal ini tampak dari adanya perubahan mendasar pada sistem pengajaran di sekolah, dari yang tadinya memakai pola pengajaran tradisional menjadi modern berbasis penguatan karakter siswa dan keterlibatan masyarakat.

Seperti yang terlihat di SDN 61/X Talang Babat, SDN 131/IV Kota Jambi, di Jalan A Chatib, RT14, Pematang Sulur, Telanai Pura, dan SMPN 17 Tanjung Jabung Timur, di Jalan Letnan Muda Suparjo, Muara Sabak.



Menurut Kepala Sekolah SDN 61/X Talang Babat, Sulasteri, sejak menggunakan metode belajar aktif dari Program PINTAR, cara mengajar guru menjadi lebih terarah dan kemajuan belajar siswa berkembang lebih pesat.

Pola pengajaran satu arah yang selama ini dipakai pun mulai ditinggalkan, menjadi aktif dua arah. Para siswa juga mulai dikenalkan dengan praktik pembelajaran, baik dalam kelompok kecil maupun secara mandiri.

Kursi dan meja belajar pun diubah sedemikian rupa, menyerupai kelompok diskusi yang terdiri dari 5 hingga 6 orang siswa. Melalui pola belajar seperti ini, para siswa menjadi lebih aktif dalam berinteraksi satu sama lain.



Tidak hanya itu, mereka juga menjadi lebih berani dan percaya diri dalam mengutarakan gagasan di kelas. Ruang kelas yang sebelumnya beku pun berubah menjadi cair. Perlahan namun pasti, karakter siswa pun terbentuk.

"Sejak mengikuti Program PINTAR, perubahan mendasar terjadi pada cara mengajar guru dari yang semula banyak ceramah, kini tidak ada lagi. Semua menjadi aktif dua arah," katanya, kepada SINDOnews, Kamis (20/10/2022).

Kegiatan literasi di sekolah pun mulai mengalami kemajuan pesat. Para siswa mulai dibiasakan mencari referensi mata pelajaran dari buku. Baik melalui dongeng, cerita rakyat, puisi, hingga menulis indah.



Begitupun dengan peran serta masyarakat. Melalui Komite Sekolah, para orang tua murid mulai terlibat aktif dalam pembangunan sekolah. Bahkan, mereka mulai menyumbangkan uang dan tenaga untuk kemajuan sekolah.

Hermansyah, salah seorang wali murid mengatakan, sejak metode belajar aktif Program PINTAR dilaksanakan, terjadi perubahan sikap pada anaknya. Diakuinya, sang anak mulai memiliki rasa tanggung jawab terhadap sekolah.

"Jika sebelumnya malas bangun sekolah, sekarang bisa bangun sendiri. Kesadaran mengerjakan tugas sekolah pun mulai terbangun. Bahkan, mulai pandai bersosialisasi dengan temannya di sekolah," jelasnya.



Hal yang sama terjadi di SDN 131/IV Kota Jambi. Sekolah ini sangat istimewa, karena inklusi menggabungkan siswa berkebutuhan khusus dengan reguler dalam satu kelas. Sedikitnya, ada 32 anak kebutuhan khusus di sekolah ini.

Metode pembelajaran aktif dalam Program PINTAR ternyata sangat cocok digunakan untuk siswa dengan kebutuhan khusus.

Yani (46), orang tua siswa mengatakan, sejak mengikuti pola belajar aktif dari Program PINTAR, anaknya M Hasdi (12) siswa Kelas 6A, menjadi lebih cakap dalam menangkap pelajaran. Sosialisasinya di sekolah pun lebih baik.



"Pola mengajar seperti ini dia suka, bisa belajar berkelompok. Jadi interaksi dengan teman lebih dekat," ungkapnya.

Hasdi merupakan siswa berkebutuhan khusus. Sedari kecil, dia hidup di kursi roda. Kakinya rapuh, dan tidak kuat berdiri sendiri. Jika dipaksa berdiri, dia bisa jatuh dan mengalami risiko serius patah tulang.

"Untuk menangkap pelajaran, sama dengan anak-anak lain. Tantangannya paling kegiatan fisik, seperti olahraga tidak bisa, paling hanya menggerakan tangan saja. Dia suka belajar IPA, dan hitung-hitungan," sambungnya.



Pada jenjang SMP, metode belajar aktif dari Program PINTAR juga sangat mengena. Seperti tampak di SMPN 17 Tanjung Jabung Timur. Sejak memakai metode tersebut, sekolah ini memiliki banyak terobosan pembelajaran.

Seperti diungkapkan Kepala Sekolah SMPN 17 Tanjung Jabung Timur, Hasnah. Menurutnya, Program PINTAR sangat baik diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Terutama dalam meningkatkan minat baca siswa.

"Membaca itu penting. Setelah mengikuti Program PINTAR, siswa menjadi lebih gemar membaca dan melek terhadap literasi. Sekarang, selain perpustakaan, kami juga punya pojok baca disetiap kelas," ungkapnya.



Pihaknya bahkan membuat saung baca, dan menganggarkan 15 persen dana BOS untuk belanja buku. Lebih jauh, untuk meningkatkan program literasi ini sekolah mewajibkan membaca selama 15 menit sebelum belajar.

Kegiatan membaca itu yang diberi nama Gerabah itu, dilakukan setiap Selasa, Rabu dan Kamis, di selasar kelas. Setelah selesai membaca buku, para siswa juga diminta untuk menulis resume buku yang telah dibacanya.

Pola ini, diakuinya berhasil dalam menarik minat baca dan tulis siswa, serta menunjang kegiatan literasi di sekolah.



"Dengan program Gerabah tadi, anak-anak bukan hanya disuruh membaca, tetapi membuat resume tentang apa yang dibaca. Dari situ anak-anak bisa menulis puisi dan cerpen yang ditempel di mading," jelasnya.

Yang menarik juga, sekolah ini membuat terobosan senam peregangan 5 menit setiap jam 11.30 WIB. Pada jam itu, siswa dianggap rawan mengantuk. Sehingga, senam peregangan menjadi solusi agar siswa kembali segar.

"Jadi, kami setiap pelatihan di Tanoto Foundation sering melakukan peregangan. Itu kita adopsi di sekolah. Setelah bergerak 5 menit, tubuh menjadi segar kembali, karena itu jam rawan ngantuk bagi para siswa," pungkasnya.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2024 seconds (0.1#10.140)