Pilkada Kabupaten Bandung Diprediksi Masih Diwarnai Aroma Pilpres

Senin, 06 Juli 2020 - 14:21 WIB
loading...
Pilkada Kabupaten Bandung Diprediksi Masih Diwarnai Aroma Pilpres
Direktur Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi (eLSID), Dedi Barnadi. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Aroma Pemilihan Presiden (Pilpres) diprediksi masih mewarnai ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Kabupaten Bandung yang rencananya digelar Desember 2020 mendatang.

Terbelahnya dua kekuatan besar yang terjadi saat Pilpres 2019 lalu diyakini masih bakal terjadi di Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Kondisi tersebut diyakini menjadikan ajang pesta demokrasi tersebut berlangsung sengit.

"Meski (elite) di atas sudah lebur, namun tidak bisa dipungkiri jika di bawah (masyarakat) masih terbelah, aroma pilpres masih akan cukup kental di Pilkada Kabupaten Bandung," ujar Direktur Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi (eLSID), Dedi Barnadi di Bandung, Senin (6/7/2020).

Merujuk pada hasil Pilpres 2019 lalu, lanjut Dedi, raihan suara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul signifikan dibandingkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Kabupaten Bandung. Prabowo-Sandi saat itu meraih 1.246.821 suara, sedangkan Jokowi-Ma'ruf 778.826 suara.

"Raihan suara pilpres ini menjadi salah satu dasar pemetaan kekuatan masing-masing pasangan calon di Pilkada Kabupaten Banding," imbuhnya.

(Baca juga: Genjot Jadi Zona Hijau, Swab Tes di Purwakarta Dilakukan Masif )

Melalui kajiannya, pihaknya memprediksi bahwa Pilkada Kabupaten Bandung 2020 menjadi ajang pertarungan tiga parpol besar, yakni PDIP, PKS, dan Golkar sebagai parpol penguasa di Kabupaten Bandung selama hampir dua dekade.

"Jika melihat pemetaan saat ini, tiga parpol itu lah yang nanti akan bersaing ketat," katanya.

Disinggung parpol yang berpeluang memenangi Pilkada Kabupaten Bandung 2020, Dedi menegaskan, semua parpol memiliki peluang kemenangan, namun menurutnya, parpol yang mampu membaca kecenderungan persepsi publik saat ini dipastikan memenangkan pertarungan politik di Kabupaten Bandung itu.

"Parpol harus mampu membaca kecenderungan persepsi publik saat ini, itu yang menjadi faktor utama kemenangan," imbuhnya. (Baca juga: Kecelakaan Maut di Cimenyan, Istri Jajang Koma )

Meski begitu, di antara tiga parpol besar yang diprediksi bersaing ketat itu, PKS dinilainya menjadi parpol yang memiliki peluang besar. Menurutnya, ada faktor lain selain kemenangan Prabowo-Sandi yang juga diusung PKS dan Gerindra di ajang Pilpres 2018 lalu yang menjadikan PKS memiliki peluang besar.

Dedi memaparkan, PKS memiliki bakal calon kepala daerah potensial pengganti Dadang M Nasser, Bupati Bandung saat ini. Calon yang dimaksud, yakni kader PKS Gun Gun Gunawan yang kini menjabat Wakil Bupati Bandung.

"Jadi, bukan hanya pilpres, saat ini, posisi wakil bupati (Bandung) kan dari PKS. Selain itu, pada Pilkada Kabupaten Bandung 2015 lalu, Dadang Nasser harus bersaing ketat dengan Ridho (kader PKS) dengan kemenangan tipis. Harus diingat juga, PKS kini menjadi satu-satunya partai oposisi di level pusat," papar Dedi.

Merujuk pada kajiannya tersebut, lanjut Dedi, koalisi yang tepat menjadi kunci kemenangan pasangan calon kepala daerah. Karenanya, masing-masing parpol harus mampu melakukan pemetaan koalisi yang lebih matang.

"Koalisi jangan hanya didasari oleh faktor kepentingan sesaat, peluang kemenangan lah yang harus menjadi alasan utama koalisi," tandasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2173 seconds (0.1#10.140)