Dikepung Banjir, Gubernur Sugianto Sabran Gerak Cepat Ambil Langkah Penanganan Bantu Masyarakat Terdampak

Rabu, 19 Oktober 2022 - 12:56 WIB
loading...
Dikepung Banjir, Gubernur Sugianto Sabran Gerak Cepat Ambil Langkah Penanganan Bantu Masyarakat  Terdampak
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran. Foto Doc. Pemprov Kalteng
A A A
KOTA PALANGKA RAYA - Tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa bulan terakhir, mengakibatkan Kalimantan Tengah kembali dikepung banjir. Delapan Kabupaten dan satu kota dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah terdampak banjir. Kabupaten dan kota terdampak tersebut adalah Kabupaten Katingan, Kabupaten KotawaringinTimur, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kota Palangka Raya dan Kabupaten Barito Utara.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah per tanggal 17 Oktober 2022, delapam kabupaten dan 1 kota yang terdampak banjir, terdiri dari 35 kecamatan, 184 desa/kelurahan, 16.424 KK dan 47.136 jiwa, sedangkan yang mengungsi sebanyak 61 KK atau sebanyak 235 jiwa.

Angka ini akan terus bertambah bila melihat perkembangan sepekan terakhir. Untuk itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak tanggal 17 Oktober 2022 hingga 21 hari kedepan. Sementara itu sebanyak enam kabupaten juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, yaitu Kabupaten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, dam Katingan. Sedangkan Kabupaten Seruyan dalam proses penetapan perpanjangan status tanggap darurat.

Kondisi demikian tentu sangat meprihatinkan, banjir di Kalimantan Tengah seakan menjadi kalender tetap setiap tahun, bahkan bisa terjadi dua sampai tiga kali dalam setahun bila melihat periodik dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022.

Dikepung Banjir, Gubernur Sugianto Sabran Gerak Cepat Ambil Langkah Penanganan Bantu Masyarakat Terdampak


Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi tersebut, mengingat banjir yang mengepung Kalimantan Tengah, terjadi saat permasalahan lain belum usai”Banjir melanda di saat pandemi covid 19 belum berakhir, inflasi menghantam sendi kehidupan dibarengi kenaikan harga BBM, semuanya harus kita hadapi dan ditangani simultan secara bersamaan” ungkap Sugianto Sabran di Palangka Raya, Senin (17/10/2022).

Lebih lanjut Gubernur Kalteng dua periode itu menyebut, bahwa akibat banjir masyarakat petani tidak bisa bercocok tanam dan gagal panen karena lahannya terendam air, sehingga hal tersebut melahirkan permasalahan sosial dan ekonomi, masyarakat kehilangan mata pencahariannya.

“Umumnya masyarakat yang ada di pedesaan dan masyarakat sekitar hutan adalah bertani, tapi dengan adanya banjir yang bisa terjadi hingga tiga kali dalam setahun, apa yang mereka harapkan dari sektor pertanian, hal ini akan menciptakan tren kemiskinan di tingkat pedesaan,” bebernya.

Tidaklah berlebihan jika Gubernur Sugianto Sabran mengimbau kepada perusahaan perkebunan, HPH, HTI dan pertambangan agar peka dan peduli terhadap masyarakat Kalimantan Tengah, dan berkontribusi positif terhadap pembangunan di Provinsi yang berjuluk Bumi Tambun Bungai Tanah Penuh Keberkahan.

“Membangun Kalimantan Tengah bukan semata-mata urusan pemerintah saja, tapi semua elemen masayarakat dan seluruh stakeholders yang ada termasuk di dalamnya sektor pengusaha perkebunan, kehutanan dan pertambangan, terlebih sektor-sektor tersebut beririsan langsung dengan lingkungan hidup, yang harus dikelola dengan ramah, agar tidak berkontribusi terhadap bencana, seperti banjir diantaranya. Maka kepekaan dan kepedulian sosial terhadap masyarakat terlebih yang terdampak bencana, merupakan bagian terpenting dalam komitmen moral” imbuhnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2373 seconds (0.1#10.140)