Ulama dan Santri Bentengi Masyarakat dari Paham Radikalisme Terorisme
loading...
A
A
A
Dia meminta para santri dan para alim ulama untuk mengingat resolusi jihad yang dikumandangkan olehKH. Hasyim Asy'ari, di mana tidak bisa memungkiri bahwa Indonesia ini dibentuk dalam kebhinekaan yang mana semuanya adalah untuk persatuan.
“Hal inilah yang tidak dipahami oleh para generasi muda saat ini. Maka dengan adanya halaqoh santri ini sebagai upaya untuk mengingatkan dan menggugah semangat bahwa perbedaaan ini bukan untuk kerusakan tetapi kebhinekaan adalah untuk persatuan Indonesia ini,” ujar Abdal Hakim.
Selain itu, dia juga berharap Pemda terus bersinergi bersama berbagai pihak dalam mengokohkan moderasi beragama agar masyarakat yang terhindar dari paham radikal terorisme .
“Moderasi beragama itu harus dikokohkkan. Tentunya bagi warga Nahdiyin itu sudah sangat jelas bahwa kita harus menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dalam bentuk moderasi dalam beragama,” katanya .
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tegal, M Ismail Fahmi mewakili Walikota Tegal mengatakan bahwa pihaknya akan terus menggandeng santri dan juga FKUB agar masyarakat tidak mudah terpapar paham radikal terorisme,
“Kami berharap para tokohnya untuk bisa memberikan pemahaman kepada umatnya masing-masing bahwa radikalisme ini adalah sungguh sesuatu hal yang sangat dilarang. Itu juga harus dicanagkan dari pendidikan sejak dini sudah mulai kita inputkan di pendidikan karakter tadi untuk tidak mengajarkan budaya-budaya radikalisme,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PWNU Jateng KH Rofiq Mahfudz meminta para santri agar cerdas, dan harus tahu mengenai bagaimana indikasi-indikasi yang kiranya ada penyebaran paham yang mengarah kepada paham radikalisme dan terorisme di lingkungan sekitar.
Menurutnya para pimpinan pesantren senantiasa juga harus selalu mendampingi dan melindungi santrinya agar tidak mudah terpapar paham radikal terorisme.
“Santri-santri ini kan dari kelompok-kelompok anak muda tentunya bisa saja kalau tanpa pengawalan para kyainya mereka bisa saja santri ini akan terkena virus radikalisme terorisme. Jadi perlunya para pimpinan pesantren untuk melindungi santrinya,” pungkasnya.