Ulama dan Santri Bentengi Masyarakat dari Paham Radikalisme Terorisme
loading...
A
A
A
TEGAL - Ulama, santri, dan alumni pondok pesantren memiliki peran penting dalam membentengi masyarakat dari bahaya paham radikalisme terorisme dan upaya pencegahannya.
Peran penting santri ini sesuai dengan resolusi jihad yang sudah disampaikan oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari, yakni mengobarkan semangat membela tanah air.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi memaparkan hal itu saat menjadi pembicara pada acara Halaqoh Santri dalam memperingati Hari Santri Nasional Kota Tegal 2022 di Gedung Adipura, komplek Pemkot Tegal.
“Sesuai apa yang sudah disampaikan oleh Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari yakni resolusi jihad itu adalah sama-sama mempertahankan negara. Saya yakin dengan adanya halaqoh santri ini teman-teman santri, alumni pondok pesantren se-Kota Tegal punya peran penting untuk membentengi para pemuda khususnya dan masyarakat dari bahaya paham radikal intoleran dan terorisme," kata Nisan Setiadi dikutip Minggu (16/10/2022).
Dia menyakini, peringatan Hari Santri pada 22 Oktober akan memperkuat rasa nasionalisme, jiwa kebangsaan, bela negara dan cinta tanah air. "Kedepannya pasti kami dari BNPT bersama PBNU untuk bersinergi dalam menguatkan dan mempertahankan NKRI,” ujarnya.
Oleh karena itu dirinya yakin dengan adanya acara Halaqoh Santri di Kota Tegal ini akan menambah kekuatan sinergisitas dan sesuatu kekebalan di seluruh kalangan khususnya masyarakat di kota Tegal.
“Intinya kita bersama-sama untuk bersatu padu, bersama-sama untuk mencegah yang nyata-nyata ada pihak ingin mengubah ideologi negara, ingin mengubah tatanan politik Indonesia dengan ideologi yang mereka kehendaki,” ujar mantan Danpussenarhanud Kodiklat TNI AD ini .
Nisan Setiadi berharap agar Forkopimda Kota Tegal bersama PCNU, Pondok Pesantren, alumni santri dan juga masyarakat yang ada di kota Tegal saling berkolaborasi dalam mencegah paham radikal terorisme.
“Saya yakin Forkopimda Kota Tegal akan bersama-sama untuk bersatu padu yang kemudian akan bersama-sama untuk bersinergi, berkolaborasi dan saling menguatkan. Saya yakin kekuatan PCNU di kota Tegal ini akan solid dalam menyebarkan damai yang bermartabat di Indonesia khususnya dalam mencegah paham intoleran, radikalisme dan terorisme,” tandas mantan Kabinda Sulawesi Selatan dan Gorontalo ini.
Sementara Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tegal, Abdal Hakim mengingatkan kepada para santri agar terhindar dari paham radikalisme dan terorisme.
Dia meminta para santri dan para alim ulama untuk mengingat resolusi jihad yang dikumandangkan olehKH. Hasyim Asy'ari, di mana tidak bisa memungkiri bahwa Indonesia ini dibentuk dalam kebhinekaan yang mana semuanya adalah untuk persatuan.
“Hal inilah yang tidak dipahami oleh para generasi muda saat ini. Maka dengan adanya halaqoh santri ini sebagai upaya untuk mengingatkan dan menggugah semangat bahwa perbedaaan ini bukan untuk kerusakan tetapi kebhinekaan adalah untuk persatuan Indonesia ini,” ujar Abdal Hakim.
Selain itu, dia juga berharap Pemda terus bersinergi bersama berbagai pihak dalam mengokohkan moderasi beragama agar masyarakat yang terhindar dari paham radikal terorisme .
“Moderasi beragama itu harus dikokohkkan. Tentunya bagi warga Nahdiyin itu sudah sangat jelas bahwa kita harus menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dalam bentuk moderasi dalam beragama,” katanya .
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tegal, M Ismail Fahmi mewakili Walikota Tegal mengatakan bahwa pihaknya akan terus menggandeng santri dan juga FKUB agar masyarakat tidak mudah terpapar paham radikal terorisme,
“Kami berharap para tokohnya untuk bisa memberikan pemahaman kepada umatnya masing-masing bahwa radikalisme ini adalah sungguh sesuatu hal yang sangat dilarang. Itu juga harus dicanagkan dari pendidikan sejak dini sudah mulai kita inputkan di pendidikan karakter tadi untuk tidak mengajarkan budaya-budaya radikalisme,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PWNU Jateng KH Rofiq Mahfudz meminta para santri agar cerdas, dan harus tahu mengenai bagaimana indikasi-indikasi yang kiranya ada penyebaran paham yang mengarah kepada paham radikalisme dan terorisme di lingkungan sekitar.
Menurutnya para pimpinan pesantren senantiasa juga harus selalu mendampingi dan melindungi santrinya agar tidak mudah terpapar paham radikal terorisme.
“Santri-santri ini kan dari kelompok-kelompok anak muda tentunya bisa saja kalau tanpa pengawalan para kyainya mereka bisa saja santri ini akan terkena virus radikalisme terorisme. Jadi perlunya para pimpinan pesantren untuk melindungi santrinya,” pungkasnya.
Peran penting santri ini sesuai dengan resolusi jihad yang sudah disampaikan oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari, yakni mengobarkan semangat membela tanah air.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi memaparkan hal itu saat menjadi pembicara pada acara Halaqoh Santri dalam memperingati Hari Santri Nasional Kota Tegal 2022 di Gedung Adipura, komplek Pemkot Tegal.
“Sesuai apa yang sudah disampaikan oleh Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari yakni resolusi jihad itu adalah sama-sama mempertahankan negara. Saya yakin dengan adanya halaqoh santri ini teman-teman santri, alumni pondok pesantren se-Kota Tegal punya peran penting untuk membentengi para pemuda khususnya dan masyarakat dari bahaya paham radikal intoleran dan terorisme," kata Nisan Setiadi dikutip Minggu (16/10/2022).
Dia menyakini, peringatan Hari Santri pada 22 Oktober akan memperkuat rasa nasionalisme, jiwa kebangsaan, bela negara dan cinta tanah air. "Kedepannya pasti kami dari BNPT bersama PBNU untuk bersinergi dalam menguatkan dan mempertahankan NKRI,” ujarnya.
Oleh karena itu dirinya yakin dengan adanya acara Halaqoh Santri di Kota Tegal ini akan menambah kekuatan sinergisitas dan sesuatu kekebalan di seluruh kalangan khususnya masyarakat di kota Tegal.
“Intinya kita bersama-sama untuk bersatu padu, bersama-sama untuk mencegah yang nyata-nyata ada pihak ingin mengubah ideologi negara, ingin mengubah tatanan politik Indonesia dengan ideologi yang mereka kehendaki,” ujar mantan Danpussenarhanud Kodiklat TNI AD ini .
Nisan Setiadi berharap agar Forkopimda Kota Tegal bersama PCNU, Pondok Pesantren, alumni santri dan juga masyarakat yang ada di kota Tegal saling berkolaborasi dalam mencegah paham radikal terorisme.
“Saya yakin Forkopimda Kota Tegal akan bersama-sama untuk bersatu padu yang kemudian akan bersama-sama untuk bersinergi, berkolaborasi dan saling menguatkan. Saya yakin kekuatan PCNU di kota Tegal ini akan solid dalam menyebarkan damai yang bermartabat di Indonesia khususnya dalam mencegah paham intoleran, radikalisme dan terorisme,” tandas mantan Kabinda Sulawesi Selatan dan Gorontalo ini.
Sementara Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tegal, Abdal Hakim mengingatkan kepada para santri agar terhindar dari paham radikalisme dan terorisme.
Dia meminta para santri dan para alim ulama untuk mengingat resolusi jihad yang dikumandangkan olehKH. Hasyim Asy'ari, di mana tidak bisa memungkiri bahwa Indonesia ini dibentuk dalam kebhinekaan yang mana semuanya adalah untuk persatuan.
“Hal inilah yang tidak dipahami oleh para generasi muda saat ini. Maka dengan adanya halaqoh santri ini sebagai upaya untuk mengingatkan dan menggugah semangat bahwa perbedaaan ini bukan untuk kerusakan tetapi kebhinekaan adalah untuk persatuan Indonesia ini,” ujar Abdal Hakim.
Selain itu, dia juga berharap Pemda terus bersinergi bersama berbagai pihak dalam mengokohkan moderasi beragama agar masyarakat yang terhindar dari paham radikal terorisme .
“Moderasi beragama itu harus dikokohkkan. Tentunya bagi warga Nahdiyin itu sudah sangat jelas bahwa kita harus menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dalam bentuk moderasi dalam beragama,” katanya .
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tegal, M Ismail Fahmi mewakili Walikota Tegal mengatakan bahwa pihaknya akan terus menggandeng santri dan juga FKUB agar masyarakat tidak mudah terpapar paham radikal terorisme,
“Kami berharap para tokohnya untuk bisa memberikan pemahaman kepada umatnya masing-masing bahwa radikalisme ini adalah sungguh sesuatu hal yang sangat dilarang. Itu juga harus dicanagkan dari pendidikan sejak dini sudah mulai kita inputkan di pendidikan karakter tadi untuk tidak mengajarkan budaya-budaya radikalisme,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PWNU Jateng KH Rofiq Mahfudz meminta para santri agar cerdas, dan harus tahu mengenai bagaimana indikasi-indikasi yang kiranya ada penyebaran paham yang mengarah kepada paham radikalisme dan terorisme di lingkungan sekitar.
Menurutnya para pimpinan pesantren senantiasa juga harus selalu mendampingi dan melindungi santrinya agar tidak mudah terpapar paham radikal terorisme.
“Santri-santri ini kan dari kelompok-kelompok anak muda tentunya bisa saja kalau tanpa pengawalan para kyainya mereka bisa saja santri ini akan terkena virus radikalisme terorisme. Jadi perlunya para pimpinan pesantren untuk melindungi santrinya,” pungkasnya.
(shf)