UIN Raden Fatah Palembang Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Kekerasan Mahasiswa
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang akhirnya membentuk tim investigasi pascadugaan kekerasan yang terjadi pada mahasiswa saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK).
Ketua Tim Investigasi, Kun Budianto mengatakan bahwa dibentuknya tim investigasi tersebut untuk menghimpun seluruh informasi sesuai fakta yang terjadi saat Diksar di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang.
“Saat ini tim masih mendalami fakta, siapa yang menjadi dalang dari kasus ini, siapa saja pelaku yang terlibat dan motif pengeroyokan, termasuk meminta keterangan dari para terduga pelaku," ujar Kun, Senin (3/10/2022).
Akibat dari dugaan tindakan kekerasan tersebut, korban diketahui sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hermina Jakabaring akibat menderita banyak luka lebam.
“Terkait laporan ke pihak kepolisian seluruhnya sudah kami serahkan kepada keluarga sebab itu menjadi koridor mereka. Kami hanya melakukan pemeriksaan terkait data fakta dan permasalahan mahasiswa kami," bebernya.
Dijelaskan Kun, pihak kampus akan memberikan sanksi tegas terhadap terduga pelaku yang terbukti melanggar kode etik.
"Kami juga akan memintai keterangan dari pelaku apabila mereka terbukti melakukan tindakan tersebut sesuai penyelidikan maka konsekuensinya dikeluarkan dari kampus," ungkapnya.
Diberitakan, seorang mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang bernama Umar harus dirawat di rumah sakit karena mengalami luka usai mengikuti Diksar yang dilaksanakan selama empat hari sejak 29 September hingga 2 Oktober kemarin.
"Anak saya mengalami penyiksaan, banyak luka, ada luka karena disundut api rokok di bagian muka. Gara-gara itu dia trauma ke kampus dan ingin putus kuliah," ujar Maimunah, ibu korban saat ditemui di Rumah Sakit Hermina Palembang, Senin (3/10/2022).
Hingga kini, Umar diketahui masih terbaring lemah di rumah sakit akibat menderita sejumlah luka seperti bengkak di bagian telinga, mata, lengan lebam membiru dan juga terdapat bekas pukulan di kepala. "Dia juga mengalami kekerasan seksual, ditelanjangi dan disiksa. Biadab sekali mereka memperlakukan anakku seperti binatang," ucapnya.
Ketua Tim Investigasi, Kun Budianto mengatakan bahwa dibentuknya tim investigasi tersebut untuk menghimpun seluruh informasi sesuai fakta yang terjadi saat Diksar di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang.
“Saat ini tim masih mendalami fakta, siapa yang menjadi dalang dari kasus ini, siapa saja pelaku yang terlibat dan motif pengeroyokan, termasuk meminta keterangan dari para terduga pelaku," ujar Kun, Senin (3/10/2022).
Akibat dari dugaan tindakan kekerasan tersebut, korban diketahui sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hermina Jakabaring akibat menderita banyak luka lebam.
“Terkait laporan ke pihak kepolisian seluruhnya sudah kami serahkan kepada keluarga sebab itu menjadi koridor mereka. Kami hanya melakukan pemeriksaan terkait data fakta dan permasalahan mahasiswa kami," bebernya.
Dijelaskan Kun, pihak kampus akan memberikan sanksi tegas terhadap terduga pelaku yang terbukti melanggar kode etik.
"Kami juga akan memintai keterangan dari pelaku apabila mereka terbukti melakukan tindakan tersebut sesuai penyelidikan maka konsekuensinya dikeluarkan dari kampus," ungkapnya.
Diberitakan, seorang mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang bernama Umar harus dirawat di rumah sakit karena mengalami luka usai mengikuti Diksar yang dilaksanakan selama empat hari sejak 29 September hingga 2 Oktober kemarin.
"Anak saya mengalami penyiksaan, banyak luka, ada luka karena disundut api rokok di bagian muka. Gara-gara itu dia trauma ke kampus dan ingin putus kuliah," ujar Maimunah, ibu korban saat ditemui di Rumah Sakit Hermina Palembang, Senin (3/10/2022).
Hingga kini, Umar diketahui masih terbaring lemah di rumah sakit akibat menderita sejumlah luka seperti bengkak di bagian telinga, mata, lengan lebam membiru dan juga terdapat bekas pukulan di kepala. "Dia juga mengalami kekerasan seksual, ditelanjangi dan disiksa. Biadab sekali mereka memperlakukan anakku seperti binatang," ucapnya.
(nic)