Pemprov Sulsel dan Duta Besar Iran Jajaki Peluang Kerjasama
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Sulsel dan Duta Besar Iran, khususnya Provinsi Razavi Khorasan menjajaki potensi kerjasama disejumlah bidang, termasuk penanganan COVID-19 di daerah ini.
Itu setelah Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, dan Duta Besar The Islamic Republic of Iran untuk Indonesia, Dr Mohammad Khoush Heikal Azad, melakukan pertemuan virtual, Jumat, (3/06/2020).
Provinsi di Iran ini merupakan salah satu provinsi terbesar dari 30 provinsi dengan jumlah penduduk 5.593.079 jiwa. Nurdin Abdullah memaparkan, Sulsel sebagai provinsi yang menjadi barometer pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur telah menyusun strategi dalam tata kelola pemerintahan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat.
Adapun program prioritas kata dia, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2023, yakni Bidang Infrastruktur, Bidang Pemerintahan, Bidang Pertanian, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan, Bidang Kesehatan dan Bidang Pariwisata.
"Sulsel membangun beberapa bandara. Yang pasti Bandara Sultan Hasanuddin menjadi bandara utama untuk Indonesia Timur dan telah menjadi bandara internasional. Kami juga punya port (pelabuhan) Soekarno Hatta, termasuk kami lagi membangun Makassar New Port dan saat ini seluruh produk ekspor kita direct ekspor ke berbagai negara," kata Nurdin Abdullah.
Ia menambahkan, dengan besarnya potensi kekuatan dan ekonomi kedua negara dan provinsi, dapat sama-sama mendatangkan manfaat.
Sedangkan, Mohammad Azad menjelaskan, sebelum menghubungi Nurdin, ia telah berkomunikasi dengan pejabat dari Provinsi Razavi Khorasan untuk melakukan kerjasama dengan Sulsel. Seperti bidang pertanian, industri dan teknologi. Sedangkan dengan Kota Mashad yang merupakan ibu kota dari Provinsi Razavi Khorasan adalah kota religi dan kota terbesar kedua di Iran.
"Pusatnya Kota Mashad, salah satu kota wisata religi Iran," sebutnya.
Diketahui, bahwa Mashad pernah menjadi ibukota Iran pada zaman kerajaan Afsharian. Sedangkan pada masa kepemimpinan Mahmoud Ahmdinejad, Mashad diresmikan sebagai ibukota spiritual Republik Islam Iran.
Itu setelah Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, dan Duta Besar The Islamic Republic of Iran untuk Indonesia, Dr Mohammad Khoush Heikal Azad, melakukan pertemuan virtual, Jumat, (3/06/2020).
Provinsi di Iran ini merupakan salah satu provinsi terbesar dari 30 provinsi dengan jumlah penduduk 5.593.079 jiwa. Nurdin Abdullah memaparkan, Sulsel sebagai provinsi yang menjadi barometer pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur telah menyusun strategi dalam tata kelola pemerintahan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat.
Adapun program prioritas kata dia, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2023, yakni Bidang Infrastruktur, Bidang Pemerintahan, Bidang Pertanian, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan, Bidang Kesehatan dan Bidang Pariwisata.
"Sulsel membangun beberapa bandara. Yang pasti Bandara Sultan Hasanuddin menjadi bandara utama untuk Indonesia Timur dan telah menjadi bandara internasional. Kami juga punya port (pelabuhan) Soekarno Hatta, termasuk kami lagi membangun Makassar New Port dan saat ini seluruh produk ekspor kita direct ekspor ke berbagai negara," kata Nurdin Abdullah.
Ia menambahkan, dengan besarnya potensi kekuatan dan ekonomi kedua negara dan provinsi, dapat sama-sama mendatangkan manfaat.
Sedangkan, Mohammad Azad menjelaskan, sebelum menghubungi Nurdin, ia telah berkomunikasi dengan pejabat dari Provinsi Razavi Khorasan untuk melakukan kerjasama dengan Sulsel. Seperti bidang pertanian, industri dan teknologi. Sedangkan dengan Kota Mashad yang merupakan ibu kota dari Provinsi Razavi Khorasan adalah kota religi dan kota terbesar kedua di Iran.
"Pusatnya Kota Mashad, salah satu kota wisata religi Iran," sebutnya.
Diketahui, bahwa Mashad pernah menjadi ibukota Iran pada zaman kerajaan Afsharian. Sedangkan pada masa kepemimpinan Mahmoud Ahmdinejad, Mashad diresmikan sebagai ibukota spiritual Republik Islam Iran.