Pembangunan Masjid 99 Kubah Berlanjut, Anggarannya Rp45 Miliar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pembangunan Masjid Kubah 99 Asmaul Husna di Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali dilanjutkan dengan pagu anggaran senilai Rp45 Miliar.
"Alhamdulillah, dengan pagu anggaran Rp45 Miliar untuk Masjid Kubah 99 Asmaul Husna di Makassar kini sedang dalam progres pengerjaan,” kata Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Minggu (11/9/2022).
Meski Masjid Kubah dalam tahap pembangunan, kata dia, aktivitas ibadah tetap dilaksanakan pada masjid ikon Kota Makassar yang pertama kali digunakan beribadah Maret tahun 2022.
“Ini berlanjut termasuk menara besar dan 16 menara lingkar, pelayaran dan lain-lainnya," katanya.
Jika sebelumnya mengejar konstruksi pada pagu Rp23,5 miliar, kata dia, maka untuk tahapan penyelesaian tahun ini dengan konstruksi pagu Rp45 miliar.
Dia menyebutkan, pembangunan di tengah pandemi Covid-19 itu harus memerhatikan durasi, kemampuan anggaran dan fungsionalnya kepada masyarakat.
"Hal ini dilakukan karena kemampuan keuangan baik pusat maupun daerah tidak berjalan sebagaimana normalnya sehingga membutuhkan kesabaran dalam perimbangan pembangunan," demikian Sudirman.
"Alhamdulillah, dengan pagu anggaran Rp45 Miliar untuk Masjid Kubah 99 Asmaul Husna di Makassar kini sedang dalam progres pengerjaan,” kata Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Minggu (11/9/2022).
Meski Masjid Kubah dalam tahap pembangunan, kata dia, aktivitas ibadah tetap dilaksanakan pada masjid ikon Kota Makassar yang pertama kali digunakan beribadah Maret tahun 2022.
“Ini berlanjut termasuk menara besar dan 16 menara lingkar, pelayaran dan lain-lainnya," katanya.
Jika sebelumnya mengejar konstruksi pada pagu Rp23,5 miliar, kata dia, maka untuk tahapan penyelesaian tahun ini dengan konstruksi pagu Rp45 miliar.
Dia menyebutkan, pembangunan di tengah pandemi Covid-19 itu harus memerhatikan durasi, kemampuan anggaran dan fungsionalnya kepada masyarakat.
"Hal ini dilakukan karena kemampuan keuangan baik pusat maupun daerah tidak berjalan sebagaimana normalnya sehingga membutuhkan kesabaran dalam perimbangan pembangunan," demikian Sudirman.
(nic)