Gelar Festival Karawitan, SMB Ajak Anak Muda Cinta Budaya

Minggu, 21 Agustus 2022 - 18:51 WIB
loading...
Gelar Festival Karawitan, SMB Ajak Anak Muda Cinta Budaya
Sekolah Minggu Pagi (SMB), Kantor Kanwil Kemenag dan Dewan Budaya Kabupaten Semarang menggelar lomba kesenian karawitan tradisional, Minggu (21/8/2022). Foto: MPI/Dicky Aditya
A A A
SEMARANG - Sekolah Minggu Pagi (SMB), Kantor Kanwil Kemenag Semarang dan Dewan Budaya Kabupaten Semarang menggelar lomba kesenian karawitan tradisional, Minggu (21/8/2022).

Lomba karawitan perdana 2022 ini diikuti 15 kelompok seni karawitan perwakilan 7 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah.

Ketua Panitia Pelaksana Festival Karawitan Kustiani mengatakan, lomba ini diselenggarakan untuk mengenalkan seni tradisional karawitan khususnya bagi anak muda.



“Nilai historis seni karawitan kalah saing dibanding musik modern berbagai genre. Festival karawitan pertama di Kabupaten Semarang ini mengajak anak-anak muda agar cinta budaya asli Bangsa Indonesia," bebernya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (21/8/2022).



Kustiani menjelaskan, seni tradisional karawitan era sekarang ini tersingkirkan popularitas musik modern. Kaum milenial dan anak muda lebih tertarik dan suka aransemen musik pop, genre, dan rock. Bahkan, di bandingkan dangdut dan koplo, seni karawitan kalah jauh.

"Padahal, aransemen musik tradisional bagus sekali jika dikomposisi ulang berbagai aliran musik. Misalnya, gamelan Jawa dipadukan lagu-lagu hits dan populer hasilnya sangat menarik. Ada nuansa harmonisasi nada yang indah dan unik," bebernya.

Festival Karawitan SMB ini di ikuti sebanyak 15 kelompok seni karawitan tradisional perwakilan 7 Kabupeten / Kota di Jawa Tengah. Peserta lomba pun di khususkan bagi anak-anak muda usia 10-24 tahun.



"Peserta ada yang berasal dari Temanggung, Jepara, Cilacap, Kudus, dan asli Kabupaten Semarang. Kebanyakan pelajar SD, SMP, SMA dan mahasiswa," ungkapnya.

Kustiani menambahkan, ada 3 poin penilaian dewan juri baik aransemen maupun koreografi. Keputusan akhir penentuan juara lomba dinilai dari keharmonisan, kekompakan, dan kreativitas.

"Poin penilaian peserta lomba ada 3 unsur tidak hanya aransemen musik. Rekapitulasi akhir juara berdasarkan keharmonisan irama dan vokal, kekompakan kelompok, dan kreativitas tata busana," sebutnya.

Pembimbing Masyarakat Budha Kanwil Kemenag Kabupaten Semarang, Karbono menjelaskan, jumlah peserta lomba karawitan masih terbatas, baru diikuti 15 kelompok seni karawitan.



"Festival karawitan perdana tahun 2022 ini baru diikuti 15 group karawitan. Selain keterbatasan dana bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, banyak kelompok seni dan pegiat seni tradisional yang belum bangkit setelah pandemi Covid-19," ujarnya.

Dari semua peserta, Karbono menilai, penampilan aransemen musik dan koreografi di panggung sudah sangat bagus.

Walau masih pelajar SD, SMP, SMA dan mahasiswa bisa dibilang penampilan mereka bisa disejajarkan musisi profesional. "Sangat luar biasa, perpaduan aransemen musik gamelan, vokal, dan busana bisa menipu mata Dewan Juri dan penonton," tandasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)