Akar Rumput Golkar Harap-harap Cemas Nantikan Rekomendasi Calon Bupati Bandung
loading...
A
A
A
BANDUNG - Relawan hingga simpatisan Partai Golkar di Kabupaten Bandung kini dilanda kecemasan terkait figur calon bupati Bandung yang akan diusung oleh DPP Partai Golkar di ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bandung, Desember 2020 mendatang.
Kecemasan tak lepas dari keinginan akar rumput Golkar yang menginginkan adanya perubahan. Selama sekitar dua dekade terakhir, sebagai partai penguasa di Kabupaten Bandung, Golkar telah menempatkan Obar Sobarna dan menantunya, Dadang M Nasser sebagai dua bupati terakhir. (Baca: Pemkot Bandung Buat Lajur Sepeda Pop Up Agar Ngegowes Aman-Nyaman)
Sejauh ini, tersisa empat nama bakal calon bupati Bandung yang berpeluang diusung DPP Partai Golkar di Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Sesuai urutan abjad, keempat bakal calon tersebut, yakni Dadang Supriatna, Deding Ishak, Nia Kurnia Agustina, dan Yoga Santosa. Dua nama di antaranya, yakni Dadang Supriatna dan Nia Kurnia Agustina digadang-gadang paling berpeluang diusung DPP Partai Golkar sebagai calon bupati Bandung.
Dadang Supriatna sendiri merupakan politisi Partai Golkar serta mantan Ketua KNPI dan mantan anggota DPRD Kabupaten Bandung dua periode. Saat ini, Dadang Supriatna menjabat anggota DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Bandung.
Sedangkan Nia Kurnia Agustina adalah istri Bupati Bandung saat ini, Dadang M Nasser yang juga anak dari mantan bupati Bandung sebelumnya, Obar Sobarna. Nia saat ini menjabat Ketua Penggerak PKK Kabupaten Bandung.
Relawan Golkar yang juga warga Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Cepi mengungkapkan, akar rumput Golkar kini tengah dilanda kecemasan karena menginginkan adanya perubahan kepemimpinan di Kabupaten Bandung.
"Kami ingin ada perubahan, jangan sampai ada kesan dinasti. Dinasti itu memang konotasinya negatif dan sangat berbahaya jika terus berkuasa. Sudah saatnya kepemimpinan di Kabupaten Bandung berubah," ungkap Cepi di Bandung, Selasa (30/6/2020).
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Nia Kurnia Agustina, dirinya lebih memilih Dadang Supriatna. Dia menilai, selain lebih muda, Dadang Supriatna pun memiliki kapasitas dan pengalaman politik yang lebih mumpuni.
Sementara itu, simpatisan Partai Golkar dari Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Asep Ahmad juga mengaku lebih memilih Dadang Supriatna sebagai calon bupati Bandung yang dinilai layak diusung Partai Golkar.
"Kami di Dayeuhkolot ingin Dadang Supriatna yang direkomendasi Partai Golkar, bukan Nia. Kalau Nia yang direkomendasi, kami tidak akan dukung, mendingan cicing (mending diam)," ungkapnya.
Jawaban berbeda disampaikan Warga Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Aep Saepulloh. Dia mengaku, tidak mempermasalahkan siapa pun figur calon bupati yang bakal diusung Partai Golkar.
Terpenting, kata dia, figur tersebut dapat memenangkan kontestasi Pilkada Kabupaten Bandung dan menyejahterakan masyarakat Kabupaten Bandung. "Bagi saya mah yang penting dia amanah dan jujur serta menyejahterakan masyarakat. Jangan memperkaya diri," katanya. (Baca: BNN KBB Rehabilitasi 20 Korban Penyalahgunaan Narkoba, Didominasi Pemakai )
Bupati Bandung, Dadang M Nasser sendiri telah membantah anggapan dinasti politik itu. Dia menegaskan, Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga yang menentukan kursi bupati Bandung bukanlah dirinya atau siapapun, tetapi rakyat.
Dia mengungkapkan, sejak awal, dirinya pun tak pernah mengizinkan istrinya itu maju di Pilkada Kabupaten Bandung. Namun, para tokoh politik di Partai Golkar memberikan dorongan yang kuat agar istrinya maju di ajang pesta demokrasi itu. "Rasionalisasinya dari survei dimana elektabilitas Bu Nia terus meningkat. Dengan berat hati, saya restui," tegas Dadang dalam sesi wawancara di Katapang, Rabu (3/6/2020).
Kecemasan tak lepas dari keinginan akar rumput Golkar yang menginginkan adanya perubahan. Selama sekitar dua dekade terakhir, sebagai partai penguasa di Kabupaten Bandung, Golkar telah menempatkan Obar Sobarna dan menantunya, Dadang M Nasser sebagai dua bupati terakhir. (Baca: Pemkot Bandung Buat Lajur Sepeda Pop Up Agar Ngegowes Aman-Nyaman)
Sejauh ini, tersisa empat nama bakal calon bupati Bandung yang berpeluang diusung DPP Partai Golkar di Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Sesuai urutan abjad, keempat bakal calon tersebut, yakni Dadang Supriatna, Deding Ishak, Nia Kurnia Agustina, dan Yoga Santosa. Dua nama di antaranya, yakni Dadang Supriatna dan Nia Kurnia Agustina digadang-gadang paling berpeluang diusung DPP Partai Golkar sebagai calon bupati Bandung.
Dadang Supriatna sendiri merupakan politisi Partai Golkar serta mantan Ketua KNPI dan mantan anggota DPRD Kabupaten Bandung dua periode. Saat ini, Dadang Supriatna menjabat anggota DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Bandung.
Sedangkan Nia Kurnia Agustina adalah istri Bupati Bandung saat ini, Dadang M Nasser yang juga anak dari mantan bupati Bandung sebelumnya, Obar Sobarna. Nia saat ini menjabat Ketua Penggerak PKK Kabupaten Bandung.
Relawan Golkar yang juga warga Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Cepi mengungkapkan, akar rumput Golkar kini tengah dilanda kecemasan karena menginginkan adanya perubahan kepemimpinan di Kabupaten Bandung.
"Kami ingin ada perubahan, jangan sampai ada kesan dinasti. Dinasti itu memang konotasinya negatif dan sangat berbahaya jika terus berkuasa. Sudah saatnya kepemimpinan di Kabupaten Bandung berubah," ungkap Cepi di Bandung, Selasa (30/6/2020).
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Nia Kurnia Agustina, dirinya lebih memilih Dadang Supriatna. Dia menilai, selain lebih muda, Dadang Supriatna pun memiliki kapasitas dan pengalaman politik yang lebih mumpuni.
Sementara itu, simpatisan Partai Golkar dari Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Asep Ahmad juga mengaku lebih memilih Dadang Supriatna sebagai calon bupati Bandung yang dinilai layak diusung Partai Golkar.
"Kami di Dayeuhkolot ingin Dadang Supriatna yang direkomendasi Partai Golkar, bukan Nia. Kalau Nia yang direkomendasi, kami tidak akan dukung, mendingan cicing (mending diam)," ungkapnya.
Jawaban berbeda disampaikan Warga Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Aep Saepulloh. Dia mengaku, tidak mempermasalahkan siapa pun figur calon bupati yang bakal diusung Partai Golkar.
Terpenting, kata dia, figur tersebut dapat memenangkan kontestasi Pilkada Kabupaten Bandung dan menyejahterakan masyarakat Kabupaten Bandung. "Bagi saya mah yang penting dia amanah dan jujur serta menyejahterakan masyarakat. Jangan memperkaya diri," katanya. (Baca: BNN KBB Rehabilitasi 20 Korban Penyalahgunaan Narkoba, Didominasi Pemakai )
Bupati Bandung, Dadang M Nasser sendiri telah membantah anggapan dinasti politik itu. Dia menegaskan, Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga yang menentukan kursi bupati Bandung bukanlah dirinya atau siapapun, tetapi rakyat.
Dia mengungkapkan, sejak awal, dirinya pun tak pernah mengizinkan istrinya itu maju di Pilkada Kabupaten Bandung. Namun, para tokoh politik di Partai Golkar memberikan dorongan yang kuat agar istrinya maju di ajang pesta demokrasi itu. "Rasionalisasinya dari survei dimana elektabilitas Bu Nia terus meningkat. Dengan berat hati, saya restui," tegas Dadang dalam sesi wawancara di Katapang, Rabu (3/6/2020).
(don)