Usai Upacara HUT RI, Ratusan Siswa di Makassar Konvoi Ugal-Ugalan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Ratusan siswa sekolah menengah atas (SMA) sederajat di Kota Makassar, melakukan konvoi di jalan raya usai pelaksanaan upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Rabu (17/8/2022).
Arak-arakan kendaraan mereka terpantau melintas di ruas Jalan Penghibur dan Jalan Ahmad Yani sekitar pukul 14.20. Mereka terus menerus menggeber motor dan bersikap ugal-ugalan hingga mengganggu dan membahayakan pengguna jalan lain.
Sehari sebelumnya, beredar informasi bahwa para siswa akan melaksanakan konvoi kendaraan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia. Dalam informasi itu, tertera jika titik kumpul dipusatkan di belakang SMK Negeri 8 Makassar, Jalan Batu Putih.
"Rute akan disampaikan pada saat para pelajar sudah berkumpul. Peserta yang ikut dalam konvoi kendaraan wajib menggunakan seragam sekolah dan membawa kendaraan masing-masing," demikian bunyi petikan informasi yang diperoleh.
Dikonfirmasi terpisah, Guru Kejuruan Usaha Perjalanan Wisata SMKN 8 Makassar, Arsindah Damayanti menegaskan jika tak ada aktivitas berkumpulnya siswa di sekitar SMKN 8 usai pelaksanaan upacara HUT RI.
"Saya dari pagi sampai sore ada di sekolah dan sudah cek baik-baik di depan sekolah maupun di belakang sekolah. Tidak ada kumpul-kumpul anak sekolah," ungkapnya.
Namun, Chinda, sapaan akrabnya, mengaku jika memang dirinya mengetahui rencana aksi tersebut. Oleh karena itu, pihak sekolah mengambil langkah antisipasi dengan melibatkan pihak kepolisian yang berpakaian preman untuk berjaga.
"Kami pihak SMKN 8 langsung menindaklanjuti dengan melakukan penjagaan, dan tadi pagi juga saat upacara, kepala sekolah sudah memperingatkan siswa untuk tidak ikut dalam konvoi tersebut," tegasnya.
Salah satu orang tua siswa SMA Negeri 17 Makassar, Lirasti mengaku jika dirinya tak mengizinkan anaknya untuk ke sekolah usai memperoleh informasi itu. Bahkan, anaknya pun tak mengikuti upacara.
Dia membeberkan jika pihak sekolah sudah memberikan informasi sebelumnya bahwa usai upacara, siswa harus dijemput oleh orang tua masing-masing. Hanya saja, Lirasti enggan mengambil risiko lantaran dirinya juga mengikuti upacara di tempatnya bekerja.
"Daripada anak ku diajak temannya pergi konvoi, mending di rumah saja. Mungkin anak ku tidak mau ikut konvoi, tapi siapa tahu ada temannya yang memaksa. Kebetulan saya juga ikut upacara di kantor, ketentuan sekolah kan siswa boleh pulang tapi dijemput orang tua, jangan sampai saya terlambat menjemput, akhirnya dia ikut konvoi ," beber Lirasti.
Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan pun dianggap kecolongan akan hal ini. Pasalnya, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad mengaku sudah meminta setiap sekolah dan Dinas Pendidikan di setiap daerah agar menyiapkan langkah antisipasi agar konvoi itu tidak dilakukan.
"Sudah disampaikan kepada kepala sekolah, cabang dinas semua untuk mengantisipasi, ternyata ada (konvoi). Itu sudah diminta supaya sekolah menghubungi keluarga dan orang tua siswa agar anaknya tidak mengikuti konvoi," ungkapnya.
Setiawan berujar, dirinya bahkan sudah menekankan agar pihak sekolah memberikan kegiatan positif usai upacara agar siswa tak langsung meninggalkan sekolah dan melakukan aktivitas yang membahayakan.
Akibat hal ini, dirinya bakal menelusuri informasi lebih lanjut terkait siswa yang turut serta dalam konvoi. Termasuk meminta pihak sekolah memberikan sanksi jika ada siswanya yang terlibat.
"Kalau tindakannya tidak melanggar hukum, kami akan beri edukasi supaya kesalahannya tidak diulang. Tapi kalau mereka terlibat pada kegiatan yang bisa jadi ikut membahayakan orang lain, nanti akan ada pembinaan khusus," pungkasnya.
Arak-arakan kendaraan mereka terpantau melintas di ruas Jalan Penghibur dan Jalan Ahmad Yani sekitar pukul 14.20. Mereka terus menerus menggeber motor dan bersikap ugal-ugalan hingga mengganggu dan membahayakan pengguna jalan lain.
Sehari sebelumnya, beredar informasi bahwa para siswa akan melaksanakan konvoi kendaraan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia. Dalam informasi itu, tertera jika titik kumpul dipusatkan di belakang SMK Negeri 8 Makassar, Jalan Batu Putih.
"Rute akan disampaikan pada saat para pelajar sudah berkumpul. Peserta yang ikut dalam konvoi kendaraan wajib menggunakan seragam sekolah dan membawa kendaraan masing-masing," demikian bunyi petikan informasi yang diperoleh.
Dikonfirmasi terpisah, Guru Kejuruan Usaha Perjalanan Wisata SMKN 8 Makassar, Arsindah Damayanti menegaskan jika tak ada aktivitas berkumpulnya siswa di sekitar SMKN 8 usai pelaksanaan upacara HUT RI.
"Saya dari pagi sampai sore ada di sekolah dan sudah cek baik-baik di depan sekolah maupun di belakang sekolah. Tidak ada kumpul-kumpul anak sekolah," ungkapnya.
Namun, Chinda, sapaan akrabnya, mengaku jika memang dirinya mengetahui rencana aksi tersebut. Oleh karena itu, pihak sekolah mengambil langkah antisipasi dengan melibatkan pihak kepolisian yang berpakaian preman untuk berjaga.
"Kami pihak SMKN 8 langsung menindaklanjuti dengan melakukan penjagaan, dan tadi pagi juga saat upacara, kepala sekolah sudah memperingatkan siswa untuk tidak ikut dalam konvoi tersebut," tegasnya.
Salah satu orang tua siswa SMA Negeri 17 Makassar, Lirasti mengaku jika dirinya tak mengizinkan anaknya untuk ke sekolah usai memperoleh informasi itu. Bahkan, anaknya pun tak mengikuti upacara.
Dia membeberkan jika pihak sekolah sudah memberikan informasi sebelumnya bahwa usai upacara, siswa harus dijemput oleh orang tua masing-masing. Hanya saja, Lirasti enggan mengambil risiko lantaran dirinya juga mengikuti upacara di tempatnya bekerja.
"Daripada anak ku diajak temannya pergi konvoi, mending di rumah saja. Mungkin anak ku tidak mau ikut konvoi, tapi siapa tahu ada temannya yang memaksa. Kebetulan saya juga ikut upacara di kantor, ketentuan sekolah kan siswa boleh pulang tapi dijemput orang tua, jangan sampai saya terlambat menjemput, akhirnya dia ikut konvoi ," beber Lirasti.
Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan pun dianggap kecolongan akan hal ini. Pasalnya, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad mengaku sudah meminta setiap sekolah dan Dinas Pendidikan di setiap daerah agar menyiapkan langkah antisipasi agar konvoi itu tidak dilakukan.
"Sudah disampaikan kepada kepala sekolah, cabang dinas semua untuk mengantisipasi, ternyata ada (konvoi). Itu sudah diminta supaya sekolah menghubungi keluarga dan orang tua siswa agar anaknya tidak mengikuti konvoi," ungkapnya.
Setiawan berujar, dirinya bahkan sudah menekankan agar pihak sekolah memberikan kegiatan positif usai upacara agar siswa tak langsung meninggalkan sekolah dan melakukan aktivitas yang membahayakan.
Akibat hal ini, dirinya bakal menelusuri informasi lebih lanjut terkait siswa yang turut serta dalam konvoi. Termasuk meminta pihak sekolah memberikan sanksi jika ada siswanya yang terlibat.
"Kalau tindakannya tidak melanggar hukum, kami akan beri edukasi supaya kesalahannya tidak diulang. Tapi kalau mereka terlibat pada kegiatan yang bisa jadi ikut membahayakan orang lain, nanti akan ada pembinaan khusus," pungkasnya.
(agn)