Kisah Pilu Anak Belia di Kobar, Tak Bisa Jalan dan Bicara
loading...
A
A
A
Tanda-tanda adanya kelainan sebenarnya tidak dirasakan namun pada saat usia kehamilan enam bulan ketuban pecah. "Katanya ketuban pecah tapi apakah benar atau tidak saya kurang tau, hanya itu saja keanehan yang saya alami," timpal Sri Utami.
Secara fisik memang tidak normal tetapi Ikhsana Nurmalia ini mengerti apa yang dikomunikasikan orang hanya tidak bisa berbicara. "Kami hanya pasrah mas, mau bagaimana lagi, tetapi harapan kami jika memang bisa sembuh pasti akan sangat bahagia," harapnya.
Menghadapi cobaan hidup yang dijalaninya pasangan Paidi dan Sri Utami seolah hanya bisa memasrahkan kepada yang maha kuasa, karena upaya untuk terus bekerja keras masih belum mampu menopang biaya berobat.
(Baca juga: Tenggelam di Sungai Kuto, Warga Ungaran Ditemukan Tak Bernyawa )
Bahkan tanah garapan yang dulu didapatkan dengan bertukar bibit ikan lele dengan seseorang di Kabupaten Lamandau juga sudah hilang diklaim orang. "Kelemahan saya sekarang karena mata kabur jadi sulit mau berurusan, semoga masih ada yang peduli dengan nasib kami ini," kata Paidi pasrah.
Tetangga Paidi, Bambang juga menimpali apa yang disampaikan Paidi, bahwa Paidi orangnya jujur dan tidak pernah macam-macam. Bambang selaku tetangga merasa kasihan melihat anak Paidi dengan kondisi memprihatinkan. "Anak itu masih memiliki masa depan jadi harapan saya bisa di sebar luaskan supaya mendapat pertolongan agar kelak bisa mandiri," harap Bambang.
Sementara itu, Kepala Desa Sumber Agung, Lilik saat dihubungi mengaku belum mengetahui karena secara geografis memang lokasinya berada di luar pemukiman desa. Tetapi ia mengakui lokasi masih masuk wilayahnya. "Nanti kita akan mencoba menelusuri dan akan melihat kondisinya, karena memang tidak ada laporan ke desa," terang Lilik.
Secara fisik memang tidak normal tetapi Ikhsana Nurmalia ini mengerti apa yang dikomunikasikan orang hanya tidak bisa berbicara. "Kami hanya pasrah mas, mau bagaimana lagi, tetapi harapan kami jika memang bisa sembuh pasti akan sangat bahagia," harapnya.
Menghadapi cobaan hidup yang dijalaninya pasangan Paidi dan Sri Utami seolah hanya bisa memasrahkan kepada yang maha kuasa, karena upaya untuk terus bekerja keras masih belum mampu menopang biaya berobat.
(Baca juga: Tenggelam di Sungai Kuto, Warga Ungaran Ditemukan Tak Bernyawa )
Bahkan tanah garapan yang dulu didapatkan dengan bertukar bibit ikan lele dengan seseorang di Kabupaten Lamandau juga sudah hilang diklaim orang. "Kelemahan saya sekarang karena mata kabur jadi sulit mau berurusan, semoga masih ada yang peduli dengan nasib kami ini," kata Paidi pasrah.
Tetangga Paidi, Bambang juga menimpali apa yang disampaikan Paidi, bahwa Paidi orangnya jujur dan tidak pernah macam-macam. Bambang selaku tetangga merasa kasihan melihat anak Paidi dengan kondisi memprihatinkan. "Anak itu masih memiliki masa depan jadi harapan saya bisa di sebar luaskan supaya mendapat pertolongan agar kelak bisa mandiri," harap Bambang.
Sementara itu, Kepala Desa Sumber Agung, Lilik saat dihubungi mengaku belum mengetahui karena secara geografis memang lokasinya berada di luar pemukiman desa. Tetapi ia mengakui lokasi masih masuk wilayahnya. "Nanti kita akan mencoba menelusuri dan akan melihat kondisinya, karena memang tidak ada laporan ke desa," terang Lilik.
(eyt)