Ini 5 Tradisi Suro, Dari Sedekah Laut sampai Pawai Obor

Senin, 08 Agustus 2022 - 16:34 WIB
loading...
Ini 5 Tradisi Suro,...
Sedikitnya ada lima tradisi suro yang biasanya dilakukan masyarakat Jawa bertepatan dengan Tahun Baru Islam yang biasanya jatuh pada satu Muahram. Foto DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sedikitnya ada lima tradisi suro yang biasanya dilakukan masyarakat Jawa bertepatan dengan Tahun Baru Islam yang biasanya jatuh pada satu Muharram. Bulan Muharram sendiri telah dikenal sebelum Islam masuk ke Indonesia.

Biasanya ritual satu suro setiap daerah berbeda-beda namun memiliki satu makna yaitu sebagai tanda rasa syukur dan juga sarana pembersihan diri dari dosa dosa.

Baca juga : Malam 1 Suro Puncak Gunung Merbabu Dipadati Pendaki

Banyak hal yang biasanya dilakukan dalam malam satu Suro yang dilakukan oleh masyarakat Jawa tradisional. Seperti, puasa mutih, mandi tengah malam hingga ziarah ke makam.

Tradisi ini memang telah diwariskan secara turun temurun. Beberapa tradisi juga sudah mulai terakulturasi karena adanya ajaran Islam yang masuk.

Berikut lima tradisi suro yang dilakukan masyarakat Jawa seperti dilansir dari berbagai sumber :

1. Sedekah Laut

Tradisi Suro ini dilakukan oleh para nelayan yang tinggal di pesisir pantai utara sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki berupa hasil laut yang telah menjadi sumber utama penghasilan mereka.

Perayaan Sedekah Laut biasanya berlangsung selama 2 hari pada bulan Suro. Acara diawali dengan kirab ancak. Setelah diinapkan satu malam, sejumlah kepala kerbau dan kambing esoknya dilarung.

Prosesi larung sesaji diikuti puluhan kapal ikan, dan biasanya dalam dalam acara ini ratusan warga ikut mengantar sampai ke tengah laut, tempat di mana seluruh sesajian diceburkan ke tengah laut.

Perayaan larung sesaji merupakan puncak dari tradisi sedekah laut dimeriahkan dengan berbagai kesenian lokal seperti tarian baro-baro, sakral, jaipong dan pagelaran wayang golek.

2. Jamasan Pusaka

Jamasan Pusaka merupakan tradisi rutin memandikan pusaka dari Keraton Yogyakarta. Seperti Tombak Kyai Manggolo Murti dan juga Songsong Kyai Manggala Dewa setiap malam pergantian tahun baru Hijriyah.

Prosesi Jamasan Pusaka diawali dengan kirab pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti, Songsong Kyai Manggala Dewa dan gunungan hasil bumi. Kirab dilakukan dengan berkeliling desa dengan diiringi tabuhan alat musik tradisional.

Ini merupakan bentuk dari simbol syukur pada Yang Maha Kuasa diperebutkan oleh warga. Banyak orang berbondong bondong untuk memeriahkan acara ini dan berharap mendapat berkah.

3. Tapa Bisu

Tapa bisu ini biasanya dilakukan oleh Abdi Dalem Keraton Yogyakarta setiap malam 1 Suro sebagaimana penanggalan kalender Jawa. Tapa bisu ini dilakukan berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta saat malam hari tanpa berbicara alias membisu dan tidak mengenakan alas kaki.

Ritual ini bertujuan menjaga atau mengamankan lingkungan Keraton. Lazimnya tradisi Mubeng Beteng dilakoni dari sisi kiri atau barat keraton.

Agenda ini diikuti oleh undangan secara terbatas sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Adapun untuk Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng belum dapat dilaksanakan pada kesempatan ini.

Baca juga : Mengenal Tradisi Masyarakat Saat Malam 1 Suro di 4 Wilayah Jawa

4. Kirab Suro

Dalam kirab satu Suro, orang-orang berdesak-desakan dan berebut kotoran kebo bule. Kotoran kebo bule dianggap dapat membawa berkah dan keselamatan.

Biasanya, prosesi kirab akan dimulai menjelang tengah malam. Selama Kirab Suro berlangsung, ratusan orang akan berkumpul untuk menunggu kerbau milik keraton melintas. Lalu, mereka akan berebut sesaji.

5. Pawai Obor

Mungkin tradisi ini yang paling dikenal karena setiap tempat di Jawa biasanya mengadakan acara pawai obor untuk memeriahkan malam satu Suro.

Biasanya tradisi ini dilakukan seusai sholat Isya dan akan diikuti oleh setiap kalangan mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.

Dalam ritual ini, orang-orang akan berjalan mengelilingi lingkungan tempat mereka tinggal sambil membawa obor yang terbuat dari potongan bambu dan diisi minyak tanah serta potongan kain sebagai sumbu obor.
(bim)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2492 seconds (0.1#10.140)