Kasus Pelecehan Seksual Anak Meningkat, Legislatif Minta Instansi Terkait Sosialisasi ke Sekolah
loading...
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Kasus pelecehan seksual yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalteng belakangan terus meningkat. Hal ini membuat banyak pihak prihatin atas kasus yang terjadi.
Pasalnya, kasus seperti ini memang banyak terjadi di lingkungan sekitar kita. Namun, kasus yang terungkap hanya sedikit dari banyaknya kasus pelecehan seksual. Ditambah mirisnya lagi korbanya ini anak di bawah umur.
"Kami menilai bahwa kasus pelecehan seksual yang berhasil diungkap ini bagaikan fenomena gunung es, yang terungkap hanya bagian atas," kata Ketua DPRD Kobar Rusdi Gozali belum lama ini.
Banyak kasus pelecehan menimpa kepada orang yang tak berdaya. Mereka merupakan anak di bawah umur. Ditambah dengan tekanan yang dialami para korban ini sangat tinggi.
"Para korban pelecehan ada yang diancam dibunuh ada yang diancam akan dilukai dan sebagainya. Sementara ditengah ketidakberdayaan untuk melapor ini mereka dijadikan budak sek dan sebagainya," katanya.
Sehingga pihaknya mendorong agar pelaku pelecehan seksual ini diberikan hukuman yang setimpal. Agar hal ini bisa dijadikan pelajaran bagi masyarakat supaya tak melakukan pelecehan seksual kepada siapapun.
"Ancaman undang-undang perlindungan anak dengan hukuman 15 tahun tak membuat pelakunya ketakutan. Justru yang berhasil diungkap semakin banyak," ujarnya.
Baca: Makan Dodongkal dari Pedagang Keliling, 19 Warga Sukabumi Keracunan.
Maka dari itu, DPRD Kobar juga mendorong langkah dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kobar yang melakukan kegiatan sosialisasi ke sekolah. Dinas turun ke sekolah untuk melakukan sosialisasi stop kekerasan.
"Maka dengan gencar melakukan aksi tersebut, diharapkan para pelajar tak lagi menjadi korban. Kemudian anak yang mengalami kekerasan bisa melapor agar pelakunya ditangkap," pungkasnya.
DPRD Kobar juga siap mendukung dalam masalah anggaran bagi dinas tersebut. Hal ini sebagai bentuk apresiasi karena telah memoerokeh lenghargaan kota layal anak, meskipun tantangan kedepan masih banyak lagi termasuk gencar melakukan sosialisasi stop kekerasan seksual terhadap anak di Kobar.
Pasalnya, kasus seperti ini memang banyak terjadi di lingkungan sekitar kita. Namun, kasus yang terungkap hanya sedikit dari banyaknya kasus pelecehan seksual. Ditambah mirisnya lagi korbanya ini anak di bawah umur.
"Kami menilai bahwa kasus pelecehan seksual yang berhasil diungkap ini bagaikan fenomena gunung es, yang terungkap hanya bagian atas," kata Ketua DPRD Kobar Rusdi Gozali belum lama ini.
Banyak kasus pelecehan menimpa kepada orang yang tak berdaya. Mereka merupakan anak di bawah umur. Ditambah dengan tekanan yang dialami para korban ini sangat tinggi.
"Para korban pelecehan ada yang diancam dibunuh ada yang diancam akan dilukai dan sebagainya. Sementara ditengah ketidakberdayaan untuk melapor ini mereka dijadikan budak sek dan sebagainya," katanya.
Sehingga pihaknya mendorong agar pelaku pelecehan seksual ini diberikan hukuman yang setimpal. Agar hal ini bisa dijadikan pelajaran bagi masyarakat supaya tak melakukan pelecehan seksual kepada siapapun.
"Ancaman undang-undang perlindungan anak dengan hukuman 15 tahun tak membuat pelakunya ketakutan. Justru yang berhasil diungkap semakin banyak," ujarnya.
Baca: Makan Dodongkal dari Pedagang Keliling, 19 Warga Sukabumi Keracunan.
Maka dari itu, DPRD Kobar juga mendorong langkah dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kobar yang melakukan kegiatan sosialisasi ke sekolah. Dinas turun ke sekolah untuk melakukan sosialisasi stop kekerasan.
"Maka dengan gencar melakukan aksi tersebut, diharapkan para pelajar tak lagi menjadi korban. Kemudian anak yang mengalami kekerasan bisa melapor agar pelakunya ditangkap," pungkasnya.
DPRD Kobar juga siap mendukung dalam masalah anggaran bagi dinas tersebut. Hal ini sebagai bentuk apresiasi karena telah memoerokeh lenghargaan kota layal anak, meskipun tantangan kedepan masih banyak lagi termasuk gencar melakukan sosialisasi stop kekerasan seksual terhadap anak di Kobar.
(nag)