4 Tradisi 1 Muharram di Indonesia, Nomor 3 Ada Kirab Kebo Bule
loading...
A
A
A
SOLO - Peringatan 1 Muharram yang merupakan awal hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah telah menjadi hari libur nasional dan tertulis di kalender.
Pada tahun ini, peringatan tahun baru 1 Muharram jatuh pada 30 Juli 2022 Masehi atau 1444 Hijriyah.
Apa saja perayaan 1 Muharram? Bagaimana perayaannya di setiap daerah? Yuk, simak berikut ini beberapa perayaan 1 Muharram di sejumlah daerah.
1. Upacara Tabot/Tabuik di Pariaman
Tradisi Tabot/Tabuik merupakan upacara peringatan atas meninggalnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dalam membela agama Islam di perang Karbala.
Foto/Wikipedia
Perayaan tradisi ini berasal dari Pariaman, Sumatera Barat. Kata tabuik berasal dari bahasa Arab yang berarti peti kayu.
Peringatan ini digelar pada 1-10 Muharram. Tabuik memiliki bentuk di bagian atas terdapat menara dihiasi bunga dengan kain beludru warnanya bervariasi dianggap mewakili keranda.
Bagian bawah mewakili burok yakni bentuk dari tubuh kuda bersayap, berekor dan berkepala manusia. Diyakini, burok sebagai perantara Sayyidina Hussein bin Ali untuk dibawa ke langit menghadap sang Maha Kuasa.
2. Tradisi Ritual Malam Gunung Lawu di Magetan
Setiap peringatan 1 Muharram pendaki Gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur meningkat secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bekas bunga dan dupa di gunung setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut selepas malam 1 Muharram.
Foto/Dok.SINDOnews
Tradisi ini dilakukan warga dengan mendaki di Gunung Lawu. Setelah sampai di atas melakukan doa meminta keselamatan dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Saking banyaknya pendaki ke Gunung Lawu, terlebih pada malam 1 Muharram maka pada akhirnya didirikan pos pemantauan di pintu masuk jalur pendakian Cemoro Sewu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan.
3. Kirab Kebo Bule di Solo
Setiap peringatan 1 Muharram di Solo pasti diadakan tradisi Kirab Muharram atau kirab Kebo Bule. Kebo (kerbau) bule dianggap oleh masyarakat setempat sebagai cucuk lampah kirab, keturunan dari kebo Kyai Slamet
Kebo bule juga disebut sebagai pusaka berharga pemberian bupati Ponorogo untuk Sri Susuhunan Pakubuwono II.
Foto/Dok.SINDOnews
Selain masyarakat, Kirab Kebo Bule di Solo juga dihadiri Raja Keraton Solo, keluarga, kerabat hingga abdi dalam turut merayakan.
4. Tradisi Nganggung di Bangka Belitung
Tradisi Nganggung berasal dari Bangka Belitung yang dilaksanakan setiap 1 Muharram. Nganggung yaitu makan bersama menggunakan dulang.
Foto/bkpsdmd.babelprov.go.id
Sekarang tradisi ini merupakan agenda resmi terutama di Pangkalpinang, yakni masyarakat duduk berkumpul di masjid untuk menikmati makan bersama.
Masing-masing keluarga membawa 1 dulang yang berisi makanan. Makanan tersebut cukup dikonsumsi untuk 5-6 orang. (MG/Frida Alawiyah)
Lihat Juga: Keraton Solo Gelar Kirab Malam 1 Suro, GKR Ayu Koes Indriyah: Perwujudan Jati Diri sebagai Bangsa Indonesia
Pada tahun ini, peringatan tahun baru 1 Muharram jatuh pada 30 Juli 2022 Masehi atau 1444 Hijriyah.
Apa saja perayaan 1 Muharram? Bagaimana perayaannya di setiap daerah? Yuk, simak berikut ini beberapa perayaan 1 Muharram di sejumlah daerah.
1. Upacara Tabot/Tabuik di Pariaman
Tradisi Tabot/Tabuik merupakan upacara peringatan atas meninggalnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dalam membela agama Islam di perang Karbala.
Foto/Wikipedia
Perayaan tradisi ini berasal dari Pariaman, Sumatera Barat. Kata tabuik berasal dari bahasa Arab yang berarti peti kayu.
Peringatan ini digelar pada 1-10 Muharram. Tabuik memiliki bentuk di bagian atas terdapat menara dihiasi bunga dengan kain beludru warnanya bervariasi dianggap mewakili keranda.
Bagian bawah mewakili burok yakni bentuk dari tubuh kuda bersayap, berekor dan berkepala manusia. Diyakini, burok sebagai perantara Sayyidina Hussein bin Ali untuk dibawa ke langit menghadap sang Maha Kuasa.
2. Tradisi Ritual Malam Gunung Lawu di Magetan
Setiap peringatan 1 Muharram pendaki Gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur meningkat secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bekas bunga dan dupa di gunung setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut selepas malam 1 Muharram.
Foto/Dok.SINDOnews
Tradisi ini dilakukan warga dengan mendaki di Gunung Lawu. Setelah sampai di atas melakukan doa meminta keselamatan dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Saking banyaknya pendaki ke Gunung Lawu, terlebih pada malam 1 Muharram maka pada akhirnya didirikan pos pemantauan di pintu masuk jalur pendakian Cemoro Sewu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan.
3. Kirab Kebo Bule di Solo
Setiap peringatan 1 Muharram di Solo pasti diadakan tradisi Kirab Muharram atau kirab Kebo Bule. Kebo (kerbau) bule dianggap oleh masyarakat setempat sebagai cucuk lampah kirab, keturunan dari kebo Kyai Slamet
Kebo bule juga disebut sebagai pusaka berharga pemberian bupati Ponorogo untuk Sri Susuhunan Pakubuwono II.
Foto/Dok.SINDOnews
Selain masyarakat, Kirab Kebo Bule di Solo juga dihadiri Raja Keraton Solo, keluarga, kerabat hingga abdi dalam turut merayakan.
4. Tradisi Nganggung di Bangka Belitung
Tradisi Nganggung berasal dari Bangka Belitung yang dilaksanakan setiap 1 Muharram. Nganggung yaitu makan bersama menggunakan dulang.
Foto/bkpsdmd.babelprov.go.id
Sekarang tradisi ini merupakan agenda resmi terutama di Pangkalpinang, yakni masyarakat duduk berkumpul di masjid untuk menikmati makan bersama.
Masing-masing keluarga membawa 1 dulang yang berisi makanan. Makanan tersebut cukup dikonsumsi untuk 5-6 orang. (MG/Frida Alawiyah)
Lihat Juga: Keraton Solo Gelar Kirab Malam 1 Suro, GKR Ayu Koes Indriyah: Perwujudan Jati Diri sebagai Bangsa Indonesia
(shf)