Dorong Pembakaran Tempurung Lebih Ramah Lingkungan, Pj Gubernur Akmal Malik akan Bekerja Sama dengan IPB
loading...
A
A
A
MAMUJU - Pj Gubernur Sulbar, Akmal Malik berencana membangun kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai solusi agar pembakaran arang lebih ramah lingkungan. Selain itu, ia berkeinginan arang tempurung kelapa dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.
Rencana kerja sama tersebut itu disampaikan di sela-sela kunjungannya ke lokasi pembakaran arang tempurung di Desa Katumbangan Kecamatan Campalagian pada Sabtu, 30 Juli 2022.
Ia meninjau proses pengolahan arang tempurung dengan cara sederhana yakni dengan membakar tempurung kelapa menggunakan drum. Menurutnya arang tempurung kelapa ini masih dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, tentunya dengan metode yang lebih ramah lingkungan.
Untuk itu pihaknya akan menjalin kerja sama dengan IPB. "Kita akan bicara dengan IPB, agar pembakaran bisa dengan teknologi yang sederhana dan ramah lingkungan," kata Akmal.
Ia menegaskan pembakaran arang tersebut lanjutnya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi jika dikelola dengan baik.
Di wilayah yang sama Akmal Malik juga menyempatkan meninjau proses pengolahan kopra. Ia menyempatkan berbincang dengan salah satu pengusaha kopra yakni Abdul Ahmad. Ia bercerita telah menggeluti usaha kopra sejak 2017.
Ia mengaku, rata-rata penjualan kopra yang dilakukan tidak menentu. Karena kopra yang dijual bergantung jumlah kelapa yang diterima. "Biasa mencapai 30 karung dalam 10 hari, untuk harganya sekarang Rp 9 ribu perkilo," tandasnya.
Rencana kerja sama tersebut itu disampaikan di sela-sela kunjungannya ke lokasi pembakaran arang tempurung di Desa Katumbangan Kecamatan Campalagian pada Sabtu, 30 Juli 2022.
Ia meninjau proses pengolahan arang tempurung dengan cara sederhana yakni dengan membakar tempurung kelapa menggunakan drum. Menurutnya arang tempurung kelapa ini masih dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, tentunya dengan metode yang lebih ramah lingkungan.
Untuk itu pihaknya akan menjalin kerja sama dengan IPB. "Kita akan bicara dengan IPB, agar pembakaran bisa dengan teknologi yang sederhana dan ramah lingkungan," kata Akmal.
Ia menegaskan pembakaran arang tersebut lanjutnya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi jika dikelola dengan baik.
Di wilayah yang sama Akmal Malik juga menyempatkan meninjau proses pengolahan kopra. Ia menyempatkan berbincang dengan salah satu pengusaha kopra yakni Abdul Ahmad. Ia bercerita telah menggeluti usaha kopra sejak 2017.
Ia mengaku, rata-rata penjualan kopra yang dilakukan tidak menentu. Karena kopra yang dijual bergantung jumlah kelapa yang diterima. "Biasa mencapai 30 karung dalam 10 hari, untuk harganya sekarang Rp 9 ribu perkilo," tandasnya.
(atk)