Wujudkan TPBIS, Perpusnas Fasilitasi PLM Pengelola Perpustakaan
loading...
A
A
A
Tahun ini, PLM Provinsi dilakukan secara tatap muka di 33 lokasi untuk 34 provinsi. Peserta PLM diharapkan dapat saling belajar, menghargai capaiannya masing masing dan capaian perpustakaan lain.
Melalui PLM Provinsi ini juga, sambung Syarif, perpustakaan diharapkan dapat lebih membuka diri dan rendah hati belajar dari keberhasilan perpustakaan lainnya dan menjadikannya sebagai motivasi meningkatkan strategi pengembangan perpustakaan.
"Perpusnas mempercayakan proses fasilitasi sesi-sesi dalam PLM Provinsi dilakukan oleh para master trainer dan fasilitator daerah yang merupakan pelaku implementasi program, sehingga dapat membagikan best practices atau pengalaman baik dalam melaksanakan transformasi perpustakaan selain memberikan dukungan kepada penguatan sumber daya di daerah," tandasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan, Moh. Hasan, berujar, sejak implementasi program TPBIS empat tahun lalu, banyak dinamika perkembangan kemajuan yang telah dialami. Perpustakaan yang dulunya sepi pengunjung, kini menjadi ramai karena program peningkatan layanan perpustakaan yang terus dipacu.
Di samping itu, pengelola perpustakaan penerima manfaat aktif melakukan kegiatan pelibatan masyarakat di perpustakaan.
"Sehingga kalau dulunya perpustakaan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan, membaca dan meminjam buku semata, kini telah berubah menjadi pusat kegiatan dan pusat pemberdayaan masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan kegiatan pelatihan keterampilan berbasis life skill di perpustakaan," ungkap Hasan.
Hingga akhir Desember 2021, jumlah perpustakaan penerima manfaat program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dari Perpustakaan Nasional RI di Sulawesi Selatan, sebanyak 7 Perpustakaan Umum Kabupaten dan 49 Perpustakaan Desa. Jumlah ini tentu sangat besar bila di banding dengan provinsi lain.
Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini sangat sejalan dengan visi dan misi Pemprov Sulsel yang inovatif, produktif, kompetitif, inklusif dan berkarakter, sehingga Pemprov Sulsel melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mereplikasi program ini secara mandiri dengan menggunakan dana APBD Provinsi.
Bahkan Sulsel saat ini menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki Repilkasi Mandiri terbanyak. Hingga tahun 2022 ini, jumlahnya mencapai 305 perpustakaan yang dibiayai dengan menggunakan dana APBD.
Melalui PLM Provinsi ini juga, sambung Syarif, perpustakaan diharapkan dapat lebih membuka diri dan rendah hati belajar dari keberhasilan perpustakaan lainnya dan menjadikannya sebagai motivasi meningkatkan strategi pengembangan perpustakaan.
"Perpusnas mempercayakan proses fasilitasi sesi-sesi dalam PLM Provinsi dilakukan oleh para master trainer dan fasilitator daerah yang merupakan pelaku implementasi program, sehingga dapat membagikan best practices atau pengalaman baik dalam melaksanakan transformasi perpustakaan selain memberikan dukungan kepada penguatan sumber daya di daerah," tandasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan, Moh. Hasan, berujar, sejak implementasi program TPBIS empat tahun lalu, banyak dinamika perkembangan kemajuan yang telah dialami. Perpustakaan yang dulunya sepi pengunjung, kini menjadi ramai karena program peningkatan layanan perpustakaan yang terus dipacu.
Di samping itu, pengelola perpustakaan penerima manfaat aktif melakukan kegiatan pelibatan masyarakat di perpustakaan.
"Sehingga kalau dulunya perpustakaan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan, membaca dan meminjam buku semata, kini telah berubah menjadi pusat kegiatan dan pusat pemberdayaan masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan kegiatan pelatihan keterampilan berbasis life skill di perpustakaan," ungkap Hasan.
Hingga akhir Desember 2021, jumlah perpustakaan penerima manfaat program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dari Perpustakaan Nasional RI di Sulawesi Selatan, sebanyak 7 Perpustakaan Umum Kabupaten dan 49 Perpustakaan Desa. Jumlah ini tentu sangat besar bila di banding dengan provinsi lain.
Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini sangat sejalan dengan visi dan misi Pemprov Sulsel yang inovatif, produktif, kompetitif, inklusif dan berkarakter, sehingga Pemprov Sulsel melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mereplikasi program ini secara mandiri dengan menggunakan dana APBD Provinsi.
Bahkan Sulsel saat ini menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki Repilkasi Mandiri terbanyak. Hingga tahun 2022 ini, jumlahnya mencapai 305 perpustakaan yang dibiayai dengan menggunakan dana APBD.