Kopda Muslimin Rencanakan Pembunuhan Istrinya Gara-gara Punya Wanita Lain
loading...
A
A
A
SEMARANG - Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengungkap fakta baru penembakan terhadap Rini Wulandari, istri anggota TNI di Semarang. Diduga kuat otak penembakan adalah Kopda Muslimin yang merupakan suami korban.
Kopda Muslimin diduga sudah sebulan lalu merencanakan pembunuhan istrinya. Upaya itu dilakukan empat kali, hingga yang terakhir memerintahkan pembunuh bayaran untuk membunuh istrinya.
"Sudah sekitar 1 bulan lalu suami korban memerintahkan dengan target menewaskan istrinya," kata Kapolda, Senin (25/7/2022).
Upaya pembunuhan pertama, lanjut dia, dilakukan dengan cara meracuni korban. Selanjutnya upaya percobaan lain dilakukan lewat upaya pencurian di rumah korban dengan target menghabisi nyawa korban.
"Ada pula upaya menewaskan korban dengan menggunakan santet," tambah Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Hingga dilakukan upaya pembunuhan keempat yakni dengan penembakan yang dilakukan oleh empat eksekutor. Namun upaya ini lagi-lagi gagal menghilangkan nyawa istri Kopda Muslimin, Rini Wulandari.
Motif suami korban melakukan upaya percobaan pembunuhan tersebut karena pelaku memiliki kekasih lain.
Dari sejumlah saksi yang diperiksa penyidik, lanjut dia, terdapat seorang wanita berinisial W yang diduga sebagai kekasih Kopda Muslimin.
Saat ini, kata dia, Tim Gabungan TNI/ Polri masih memburu anggota Yonarhanud 15 tersebut.
Kapolda mengimbau Kopda Muslimin untuk menyerahkan diri sebelum petugas gabungan melakukan tindakan tegas.
Dalam pengungkapan peristiwa percobaan pembunuhan Rina Wulandari, katanya, polisi telah menangkap empat pelaku yang diduga sebagai pembunuh bayaran dalam peristiwa itu.
Selain itu, paparnya, satu pelaku merupakan penyedia senjata api beserta empat butir yang digunakan untuk eksekutor penembakan.
Diketahui Rina Wulandari (34), istri seorang anggota TNI, ditembak dua kali orang tak dikenal di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Banyumanik, Kota Semarang, Senin (18/7/2022).
Korban tertembak di di bagian perut. Petugas saat olah TKP menemukan dua selongsong peluru dengan kaliber 5,7 milimeter.
Kopda Muslimin diduga sudah sebulan lalu merencanakan pembunuhan istrinya. Upaya itu dilakukan empat kali, hingga yang terakhir memerintahkan pembunuh bayaran untuk membunuh istrinya.
"Sudah sekitar 1 bulan lalu suami korban memerintahkan dengan target menewaskan istrinya," kata Kapolda, Senin (25/7/2022).
Upaya pembunuhan pertama, lanjut dia, dilakukan dengan cara meracuni korban. Selanjutnya upaya percobaan lain dilakukan lewat upaya pencurian di rumah korban dengan target menghabisi nyawa korban.
"Ada pula upaya menewaskan korban dengan menggunakan santet," tambah Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Hingga dilakukan upaya pembunuhan keempat yakni dengan penembakan yang dilakukan oleh empat eksekutor. Namun upaya ini lagi-lagi gagal menghilangkan nyawa istri Kopda Muslimin, Rini Wulandari.
Motif suami korban melakukan upaya percobaan pembunuhan tersebut karena pelaku memiliki kekasih lain.
Dari sejumlah saksi yang diperiksa penyidik, lanjut dia, terdapat seorang wanita berinisial W yang diduga sebagai kekasih Kopda Muslimin.
Saat ini, kata dia, Tim Gabungan TNI/ Polri masih memburu anggota Yonarhanud 15 tersebut.
Kapolda mengimbau Kopda Muslimin untuk menyerahkan diri sebelum petugas gabungan melakukan tindakan tegas.
Dalam pengungkapan peristiwa percobaan pembunuhan Rina Wulandari, katanya, polisi telah menangkap empat pelaku yang diduga sebagai pembunuh bayaran dalam peristiwa itu.
Selain itu, paparnya, satu pelaku merupakan penyedia senjata api beserta empat butir yang digunakan untuk eksekutor penembakan.
Diketahui Rina Wulandari (34), istri seorang anggota TNI, ditembak dua kali orang tak dikenal di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Banyumanik, Kota Semarang, Senin (18/7/2022).
Korban tertembak di di bagian perut. Petugas saat olah TKP menemukan dua selongsong peluru dengan kaliber 5,7 milimeter.
(shf)