Djangan Berisik, Enam Band Cadas Sukses Gelar Konser Akustik di Bandung

Sabtu, 23 Juli 2022 - 09:26 WIB
loading...
Djangan Berisik, Enam Band Cadas Sukses Gelar Konser Akustik di Bandung
DCDC Djangan Berisik, Tetap Tenang Kita Menang sukses digelar di Grun Resto & Bar, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Kamis, (21/7/2022) malam. Foto istimewa
A A A
BANDUNG - Enam band cadas berhasil memukau penonton lewat konser uniknya, tampil tanpa keriuhan namun akustik pada acara "DCDC Bandung Djangan Berisik, Tetap Tenang Kita Menang" di Grun Resto & Bar, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Kamis, (21/7/2022) malam.

Walaupun tampil akustik, Rosemary, Turtles JR, Koil, Nectura, Forgotten dan Beside mendapat sambutan luar biasa. Para penonton seolah enggan beranjak dari tempatnya hingga akhir, padahal konser dimulai pukul 19.00 WIB dan berakhir hingga tengah malam.

Saat open gate sore hari, juga tampil AGC Music Course yang tentunya ditunggu penampilannya. Selain itu, terkait dengan rencana perilisan kompilasi band Uber Noize yang sedang dalam pengerjaan, acara ini juga menjadi bagian dari fundraising untuk pergerakan musik cadas di Kota Bandung.

Dipandu oleh Man Jasad dan Ayushi sebagai master of ceremony (MC), konser dibuka oleh penampilan Nectura. Lima orang personel band asal Ujungberung ini tampil memukau lewat tembang cadas yang dibawakan akustik. Tak kalah menarik, tampil grup band lainnya berturut-turut Beside, Rosemary, Forgotten, hingga Turtles JR.

Djangan Berisik, Enam Band Cadas Sukses Gelar Konser Akustik di Bandung


Di penghujung acara, tampil Koil dengan formasi lengkapnya Didi (Vokal), Donijantoro (Gitar), Leon Ray Legoh (Drum), dan Adam Joswara (Bass). Band yang konsisten dengan musik metalnya ini tampil sekitar 45 menit, membawakan lagu-lagu andalan mereka. Didi sebagai vokalis, tampil cukup memukau, membawa konser ini tetap berisik.

Ya, konsep konser band cadas yang biasanya penuh distorsi, kini hadir pada panggung berukuran sedang. Duduk berdekatan dengan penonton yang juga berjejer manis dengan lesehan, menambah keakraban antara pemain dan audien.

Sesuai dengan tema yang diusung yaitu "Djangan Berisik, Tetap Tenang Kita Menang", konser ini juga menyuguhkan penampilan para pesohor membawakan lagu-lagu bertema kritis, membawa aspirasi masyarakat bawah. Sebuah konser yang mengingatkan kita agar tetap kuat menghadapi kondisi pandemi dan memaksimalkan keterbatasan yang ada.

"Konsep ini juga yang mungkin membuat penasaran penonton. Buktinya, pada H-3 tiket sudah sold out. Ada lebih dari 4.000 orang yang apply, tapi terpaksa kami batasi hanya 300 penonton, sesuai kapasitas area, " jelas perwakilan DCDC Agus Danny.

Menurut dia, salah satu yang selalu ditunggu warga Bandung adalah pagelaran musik. Bandung banyak melahirkan festival-festival musik cadas yang melegenda dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa.

Namun, kata dia, tengah situasi transisi seperti ini ada saatnya harus menurunkan rasa egois. Ada saatnya harus berkompromi dengan situasi dan kondisi demi tujuan yang ingin kita raih.

Djangan Berisik, Enam Band Cadas Sukses Gelar Konser Akustik di Bandung


"Kita mungkin tergoda dengan situasi beberapa kota yang sudah dengan bebas menggelar festival besar tanpa batasan jumlah penonton. Namun kita sadar bahwa ada banyak hal yang tetap harus kita patuhi dan hormati terkait dengan aturan dan kebijakan pemerintah Kota Bandung, " kata dia.

Menurut Agus Danny, acara "Bandung Djangan Berisik, Tetap Tenang Kita Menang" adalah sebuah perwujudan sikap dari kampanye yang selama ini digalang DCDC. Menampilkan band-band cadas asal kota Bandung dengan format akustik sebagai bagian dari merespon kondisi transisi.

Namun, walaupun digelar dengan format akustik tidak lantas menghilangkan karakter band masing masing. Acara ini tetap ‘berisik’ dengan inovasi dan kreatifitas band-band cadas kota Bandung. "Ini adalah bagian dari strategi agar kita bisa tetap berkreasi dan berekspresi tanpa harus menimbulkan kegaduhan. Kita sadar bahwa ini adalah proses yang harus dijalani demi bisa meraih kembali kebebasan yang selama ini kita idamkan, " ujar dia.

Menurut Agus, ini adalah event pertama. Jika respon penonton cukup positif tidak tutup kemungkinan akan berlanjut. Namun perlu diingat, ide awal konser ini adalah bagaimana suara masyarakat bawah itu bisa didengar, bahwa kondisi sekarang perlu disuarakan.
(atk)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)