Kisah Mbah Jumiah Pemulung Tua yang Menabung Rp22 Juta selama 15 Tahun untuk Beli Sapi Kurban
loading...
A
A
A
KENDAL - Impian Mbah Jumiah, pemulung berusia 80 tahun warga Kelurahan Sijeruk, Kota Kendal, Jawa Tengah untuk berkurban seekor sapi akhirnya terwujud setelah menabung selama 15 tahun.
Meski awalnya uang yang dikumpulkan dari hasil mengumpulkan barang bekas akan digunakan untuk naik haji, namun nenek Jumiah memilih untuk membeli sapi dan berkurban tahun ini.
Uang hasil menabung sebesar Rp22 juta dibelikan seekor sapi dan diserahkan ke masjid dekat rumahnya.
Jumiah yang seorang janda sehari-harinya bekerja sebagai pemulung. Setelah berkeliling mencari barang bekas, dia kemudian memiliahnya di teras rumah untuk dijual ke pengepul.
Mbah Jumiah yang tinggal sendirian di rumah kecilnya di Kampung Gagakan RT 4 RW 2 Kelurahan Sijeruk Kecamatan Kendal rajin menyisihkan hasil jualan barang bekas yang digunakan untuk membeli seekor sapi kurban.
Keteguhannya mencari barang-barang bekas semata-mata tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari. Jumiah mempunyai cita-cita bisa pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji dengan uang hasil kerja kerasnya memulung yang disisihkan.
Impian menunaikan ibadah haji itu digenggam kuat sejak suaminya meninggal dengan menjadi seorang pekerja keras dan berhasil mengumpulkan tabungan Rp22 juta rupiah. Uang itu dikumpulkan dengan menabung selama 15 tahun.
Jumiah sendiri tidak mempunyai anak. Namun dari almarhum suami keduanya mempunyai tiga anak tiri yang semuanya sudah tinggal sendiri dengan keluarganya masing-masing.
Sebagian uang dari hasil memulung dititipkan kepada salah satu anak tirinya selama bertahun-tahun hingga cukup untuk membeli seekor sapi.
Menurut Mbah Jumiah, kurban seekor sapi selain atas nama dirinya juga untuk almarhum suami orang tua kandung atau bapak dan ibu serta adik kandung.
"Saya senang bisa kurban," ujarnya dikutip Rabu (6/7/2022).
Meski menggunakan tabungannya untuk berkurban, Mbah Jumiah tak melupakan niatnya untuk pergi ke tanah suci. Dia pun mulai mengumpulkan kembali tabungan agar bisa menunaikan ibadah haji.
Sementara ketua Panitia Kurban Masjid Darul Muttaqin di Kebondalem, Khoirur Roziqin membenarkan bahwa Jumiah telah menyerahkan seekor sapi untuk berkurban, bahkan sudah ditambah biaya penyembelihan.
Khoirur mengaku dengan berkurbannya Mbah Jumiah yang tergolong warga kurang mampu, ternyata mampu menarik beberapa warga lainnya untuk ikut berkurban.
Dia pun berharap langkah yang dilakukan Mbah Jumiah bisa menjadi contoh bagi warga yang lebih mampu untuk berkurban.
"Sapi sudah dibelikan. Sangat kagum dan bahkan ada yang menangis, karena Mbah Jumiah secara ekonomi termasuk golongan bawah. Sehingga banyak yang tergerak untuk ikut kurban," ujarnya.
Meski awalnya uang yang dikumpulkan dari hasil mengumpulkan barang bekas akan digunakan untuk naik haji, namun nenek Jumiah memilih untuk membeli sapi dan berkurban tahun ini.
Uang hasil menabung sebesar Rp22 juta dibelikan seekor sapi dan diserahkan ke masjid dekat rumahnya.
Jumiah yang seorang janda sehari-harinya bekerja sebagai pemulung. Setelah berkeliling mencari barang bekas, dia kemudian memiliahnya di teras rumah untuk dijual ke pengepul.
Mbah Jumiah yang tinggal sendirian di rumah kecilnya di Kampung Gagakan RT 4 RW 2 Kelurahan Sijeruk Kecamatan Kendal rajin menyisihkan hasil jualan barang bekas yang digunakan untuk membeli seekor sapi kurban.
Keteguhannya mencari barang-barang bekas semata-mata tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari. Jumiah mempunyai cita-cita bisa pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji dengan uang hasil kerja kerasnya memulung yang disisihkan.
Impian menunaikan ibadah haji itu digenggam kuat sejak suaminya meninggal dengan menjadi seorang pekerja keras dan berhasil mengumpulkan tabungan Rp22 juta rupiah. Uang itu dikumpulkan dengan menabung selama 15 tahun.
Jumiah sendiri tidak mempunyai anak. Namun dari almarhum suami keduanya mempunyai tiga anak tiri yang semuanya sudah tinggal sendiri dengan keluarganya masing-masing.
Sebagian uang dari hasil memulung dititipkan kepada salah satu anak tirinya selama bertahun-tahun hingga cukup untuk membeli seekor sapi.
Menurut Mbah Jumiah, kurban seekor sapi selain atas nama dirinya juga untuk almarhum suami orang tua kandung atau bapak dan ibu serta adik kandung.
"Saya senang bisa kurban," ujarnya dikutip Rabu (6/7/2022).
Meski menggunakan tabungannya untuk berkurban, Mbah Jumiah tak melupakan niatnya untuk pergi ke tanah suci. Dia pun mulai mengumpulkan kembali tabungan agar bisa menunaikan ibadah haji.
Sementara ketua Panitia Kurban Masjid Darul Muttaqin di Kebondalem, Khoirur Roziqin membenarkan bahwa Jumiah telah menyerahkan seekor sapi untuk berkurban, bahkan sudah ditambah biaya penyembelihan.
Khoirur mengaku dengan berkurbannya Mbah Jumiah yang tergolong warga kurang mampu, ternyata mampu menarik beberapa warga lainnya untuk ikut berkurban.
Dia pun berharap langkah yang dilakukan Mbah Jumiah bisa menjadi contoh bagi warga yang lebih mampu untuk berkurban.
"Sapi sudah dibelikan. Sangat kagum dan bahkan ada yang menangis, karena Mbah Jumiah secara ekonomi termasuk golongan bawah. Sehingga banyak yang tergerak untuk ikut kurban," ujarnya.
(shf)