Pemprov Jatim Targetkan Vaksinasi Sapi Perah Tuntas Sebelum Idul Adha
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menargetkan vaksinasi sapi perah di Jatim bisa tuntas sebelum perayaan Idul Adha 2022. Sejauh ini sapi perah yang sudah tervaksin sebanyak 180 ekor atau sekitar 51 persen dari target 364.000 ekor.
"Untuk mengejar sisanya, kami memiliki total 950 dokter hewan dan 1.500 paramedic hewan. Semuanya memiliki ketrampilan untuk melakukan vaksinasi pada hewan,” kata Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, Selasa (5/7/2022).
Dia menambahkan, targetnya per hari per vaksinator rata-rata bisa melakukan vaksinasi sebanyak 50-75 ekor. Sebab, sapi perah ini memiliki tendensi lokasinya berkumpul. Sehingga cakupan vaksinasi bisa lebih maksimal.
"Kami sangat berharap peternak mendukung dan berpartisipasi tercapainya herd immunity. Sebaliknya, jika sapi tidak divaksin, akan sangat berisiko dan membahayakan lainnya," imbuhnya.
Di tengah gencarnya Pemprov Jatim menggelar vaksinasi, masih ditemukan peternak yang enggan hewan ternaknya untuk divaksinasi. "Maka, Pemprov Jatim bergerak bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota, melakukan pendekatan persuasif," tandas Emil.
Menurut Emil, ketakutan peternak yang belum mau melakukan vaksin kepada hewan ternaknya tidak dapat dijadikan alasan kuat. Sebab, hal itu sangat membahayakan peternak-peternak sapi lainnya. Maka, kata Emil, konsekuensinya, kalau tidak divaksin, maka membatasi ruang gerak menjadi salah satu konsekuensi yang sangat logis.
“Saya ingin memakai bahasa konsekuensi. Konsekuensi dari tidak mau divaksinasi adalah membatasi mobilitas karena ke depan akan menjadi resiko. Memang sapi perah jarang bergerak, tapi anaknya biasanya bergerak,” tuturnya.
"Untuk mengejar sisanya, kami memiliki total 950 dokter hewan dan 1.500 paramedic hewan. Semuanya memiliki ketrampilan untuk melakukan vaksinasi pada hewan,” kata Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, Selasa (5/7/2022).
Dia menambahkan, targetnya per hari per vaksinator rata-rata bisa melakukan vaksinasi sebanyak 50-75 ekor. Sebab, sapi perah ini memiliki tendensi lokasinya berkumpul. Sehingga cakupan vaksinasi bisa lebih maksimal.
"Kami sangat berharap peternak mendukung dan berpartisipasi tercapainya herd immunity. Sebaliknya, jika sapi tidak divaksin, akan sangat berisiko dan membahayakan lainnya," imbuhnya.
Di tengah gencarnya Pemprov Jatim menggelar vaksinasi, masih ditemukan peternak yang enggan hewan ternaknya untuk divaksinasi. "Maka, Pemprov Jatim bergerak bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota, melakukan pendekatan persuasif," tandas Emil.
Menurut Emil, ketakutan peternak yang belum mau melakukan vaksin kepada hewan ternaknya tidak dapat dijadikan alasan kuat. Sebab, hal itu sangat membahayakan peternak-peternak sapi lainnya. Maka, kata Emil, konsekuensinya, kalau tidak divaksin, maka membatasi ruang gerak menjadi salah satu konsekuensi yang sangat logis.
“Saya ingin memakai bahasa konsekuensi. Konsekuensi dari tidak mau divaksinasi adalah membatasi mobilitas karena ke depan akan menjadi resiko. Memang sapi perah jarang bergerak, tapi anaknya biasanya bergerak,” tuturnya.
(don)