Ciptakan Skincare Berbasis Hormon, 3 Mahasiswa ITB Kalahkan Puluhan Ribu Tim di Kancah Internasional

Minggu, 03 Juli 2022 - 14:40 WIB
loading...
Ciptakan Skincare Berbasis...
Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengalahkan puluhan ribu tim dari berbagai belahan universitas di dunia berkat inovasi mereka membuat hyper-personalized skincare berbasis hormon
A A A
BANDUNG - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengalahkan puluhan ribu tim dari berbagai belahan universitas di dunia berkat inovasi mereka membuat hyper-personalized skincare berbasis hormon yang disebut HyperSync.

Ketiganya adalah Angela Thrisananda Kusuma, Salma Yasifa, dan Yumna Dzakiyyah. Mereka berhasil menorehkan prestasi mengagumkan di kancah internasional, mewakili ITB dan Indonesia di ajang Brandstorm International Final. Mereka berhasil menjadi satu dari tiga tim pemenang yang mengalahkan 83.000 tim lainnya.

Baca juga: Truk Tangki Pengangkut BBM Bocor, Pertalite Tumpah Basahi Jalan Raya di Garut

Dalam siaran pers tim Marketing dan Communications SBM ITB, ketiganya membawa nama Mon Soleil ini, berhasil menjuarai L'Oréal Brandstorm 2022 di kategori Tech Track dengan inovasi hyper-personalized skincare berbasis hormon yang disebut “HyperSync”.

Setelah kemenangan ini, perjalanan Mon Soleil dengan HyperSync akan berlanjut di Paris. Mereka berkesempatan memulai intrapreneurship di bawah naungan kampus startup terbesar dunia. Di sana, mereka akan bertemu banyak expert dan mendapat banyak ilmu untuk mematangkan HyperSync.

Kendati begitu, untuk mendapatkan temuan ini tidaklah mudah. Penciptaan inovasi ini bermula dari podcast yang didengar Yumna di perjalanan. “Aku kadang kalau di jalan suka denger podcast, lalu ada satu podcast yang menceritakan keluhan dia tentang masalah kulitnya karena hormon, dimana dia bilang harus tes hormon berkali-kali yang mahal, " kata Yumna.

Mereka menilai, hormon itu sangat berpengaruh ke kulit. Mereka pun mencari bahan dari jurnal kalau ada hubungan antara kesehatan kulit dengan hormon. Dari sana mereka memgontak expert untuk validasi.

Yumna juga menyebut beberapa dosen ITB yang membantu mereka dalam proses pengembangan HyperSync. Ada spesialisasi endokrinologi, Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc., Dosen SF Amirah Adlia, S.Si., M.Si., untuk validasi awal. Setelah itu, validasi alat ke Dosen STEI, Isa Anshori, PhD, juga sempat ke dermatologist untuk validasi.

"Jadi, kita memang multidisiplin, mendapat banyak bantuan dari profesional, dosen, termasuk L'Oréal Indonesia,” ujar Yumna.

Selain dukungan dari ITB, menurut Salma, prestasi ini dapat mereka raih berkat latar belakang mereka yang berbeda-beda. Yumna dari
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)