Perjuangan Santi Warastuti Minta Ganja Medis Dilegalkan untuk Pengobatan Anaknya yang Cerebral Palsy

Kamis, 30 Juni 2022 - 17:02 WIB
loading...
Perjuangan Santi Warastuti Minta Ganja Medis Dilegalkan untuk Pengobatan Anaknya yang Cerebral Palsy
Santi Warastuti datang ke CFD di Jakarta menyuarakan suara hatinya agar ganja keperluan medis dilegalkan untuk pengobatan anaknya yang divonis cerebral palsy dilegalkan. Foto/Twitter @andienaisyah
A A A
SLEMAN - Sosok seorang ibu asal Sleman, DIY, Santi Warastuti viral lantaran menyuarakan suara hatinya agar ganja untuk keperluan medis dilegalkan. Hal itu karena anaknya divonis menderita cerebral palsy sehingga membutuhkan ganja untuk pengobatan.

Santi nekat datang ke Car Free Day (CFD) di Jakarta agar mendapat perhatian dari khalayak umum. Sebab isi surat yang dua tahun lalu ia tujukan kepada MK serasa tak bertepuk sebelah tangan. Sudah dua tahun, surat tersebut tak kunjung dapat kejelasan dan kepastian.



Dua tahun ia berjuang demi nasib buah hatinya agar mendapatkan perawatan medis yang dia butuhkan. Langkah perjuangannya semakin banyak disorot setelah kehadirannya di CFD ditangkap dan disebarluaskan oleh seniman Andien Aisyah Haryadi lewat media sosialnya.

Warga Kampung Karangwetan, Kalurahan Tegaltirto, Kapanewon Berbah, Sleman ini nekat menyuarakan tuntutannya secara terbuka bukan serta merta. Selama ini ia sudah mondar-mandir ke rumah sakit untuk memperjuangkan kesembuhan anaknya.

Pika, anaknya merupakan salah satu penderita celebral palsy dan awalnya harus rutin berobat ke RSUP Dr Sardjito. Namun karena jarak yang jauh dari rumah di Berbah Sleman, maka pengobatan Pika bergeser ke RSI PDHIY, Kalasan.

"Karena alasan biaya mobilitas maka kami cari tempat yang terdekat dari rumah untuk konsultasi bulanan, terapi, kontrol. Baru ketika kondisi anaknya ngedrop di Sardjito," terangnya.



Berkali-kali ia pindah rumah sakit untuk memperjuangkan kesembuhan anaknya. Namun ada rumah sakit yang tidak bisa menggunakan BPJS Kesehatan maka ia kemudian pindah lagi. Sesekali ia juga harus mendatangi rumah sakit tempat dokter praktek.

Ia mengungkap, langkah nekatnya datang ke Jakarta membawa poster tuntutan adalah langkah seorang ibu yang sedang mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Hal tersebut menjadi bentuk ikhtiarnya bagi buah hatinya, yang divonis cerebral palsy sejak 2015 itu.

"Ya saya serahkan pada Tuhan, kelak saya ditanya Tuhan nanti kamu sudah lakukan apa buat anak kamu? Saya jadi punya jawabannya," tegasnya.

Secercah harapan mulai tersemat di pundaknya akan keinginan anaknya mendapat ganja untuk penuhi kebutuhan medis. Sebab, belum lama ini, pihak perwakilan Kemenkes menemuinya dan Kamis siang ini, Santi mengikuti rapat dengar pendapat dengan DPR.



Tak terpikirkan perjuangannya akan direspons cepat oleh pemerintah dan anggota dewan. Karena Santi mengaku awalnya hanya ingin hadir ke CFD lalu pulang. Terlebih saat itu, ia tak membawa bekal apa-apa, hanya sandal gunung dan kaos.

"Agak syok juga, capek ya iya, tapi kan harus saya jalani, karena kalau enggak sekarang, kapan lagi. Ini adalah kesempatan untuknya dan kesempatan ini akan saya gunakan sebaik-baiknya," terang dia.

Dia memang datang ke Jakarta untuk memperjuangkan buah hatinya yang menderita cerebral palsy. Dukungan penuh dari suaminya, orang-orang terdekat dan komunitas orang tua anak dengan cerebral palsy sudah lebih dari cukup baginya.

Selain berjuang untuk anaknya agar bisa mendapatkan perawatan medis, setidaknya, mungkin juga memberikan manfaat bagi temannya yang lain.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2099 seconds (0.1#10.140)