Update PMK di Ponorogo: 8 Sapi Dikubur 1 Lubang, Total 473 Mati dan 4.716 Terpapar
loading...
A
A
A
PONOROGO - Kematian massal sapi karena penyakit mulut dan kuku (PMK) di Ponorogo, Jawa Timur, terus bertambah. Kasus terbaru, Senin (20/6/2022) sebanyak delapan ekor sapi mati dikubur dalam satu lubang. Keterbatasan obat dan cepatnya penularan menjadi pemicu ledakan kasus ini.
Sapi yang mati Senin (20/6/2022) hari ini, enam di antaranya milik warga Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, dikubur bareng dalam satu lubang. Dua ekor yang lain sudah dikubur di lokasi yang sama beberapa waktu sebelumnya.
Baca juga: PMK Merebak, Pemkot-DMI Malang Sepakat Awasi Penyembelihan Hewan Kurban di Masjid
Desa Pudak adalah salah satu sentra peternakan sapi perah. Kawasan ini menjadi yang terparah penyebaran PMK. Pemkab setempat mengakui ledakan tersebut dan terjadi sejak dua minggu terakhir.
Dalam sehari, lima hingga 10 ekor sapi mati terpapar PMK. Sapi-sapi itu mati karena kondisinya buruk tidak mendapat pengonatan sehingga lemas dan mati.
Warga dan pemerintah desa setempat berharap ada perhatian dari pemerintah agar PMK bisa diatasi dan sapi terselamatkan. "Selain itu juga perlu diberikan keringanan kredit, sebab sebagian besar sapi yang mati merupakan jaminan dalam pengajuan kredit," terang Kepala Desa Pudak Kulon, Sujadi Eko Admojo.
Data Dinas Pertanian Ponorogo, jumlah sapi yang mati akibat PMK mencapai 473 ekor. Sedangkan yang terpapar sebanyak 4.716 ekor. Sebagian belum tertangani karena tidak tersedia obat dan terbatasnya dokter hewan.
Sapi yang mati Senin (20/6/2022) hari ini, enam di antaranya milik warga Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, dikubur bareng dalam satu lubang. Dua ekor yang lain sudah dikubur di lokasi yang sama beberapa waktu sebelumnya.
Baca juga: PMK Merebak, Pemkot-DMI Malang Sepakat Awasi Penyembelihan Hewan Kurban di Masjid
Desa Pudak adalah salah satu sentra peternakan sapi perah. Kawasan ini menjadi yang terparah penyebaran PMK. Pemkab setempat mengakui ledakan tersebut dan terjadi sejak dua minggu terakhir.
Dalam sehari, lima hingga 10 ekor sapi mati terpapar PMK. Sapi-sapi itu mati karena kondisinya buruk tidak mendapat pengonatan sehingga lemas dan mati.
Warga dan pemerintah desa setempat berharap ada perhatian dari pemerintah agar PMK bisa diatasi dan sapi terselamatkan. "Selain itu juga perlu diberikan keringanan kredit, sebab sebagian besar sapi yang mati merupakan jaminan dalam pengajuan kredit," terang Kepala Desa Pudak Kulon, Sujadi Eko Admojo.
Data Dinas Pertanian Ponorogo, jumlah sapi yang mati akibat PMK mencapai 473 ekor. Sedangkan yang terpapar sebanyak 4.716 ekor. Sebagian belum tertangani karena tidak tersedia obat dan terbatasnya dokter hewan.
(msd)