Usai konsumsi kecubung, pemuda di Garut tewas

Jum'at, 01 November 2013 - 10:25 WIB
Usai konsumsi kecubung,...
Usai konsumsi kecubung, pemuda di Garut tewas
A A A
Sindonews.com - Cepi Mubarok (21), warga Kampung Gadoh, Desa Mekarjaya, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, tewas setelah mengonsumsi kecubung rebus. Sebelum tewas karena overdosis, pihak keluarga mengaku melihat Cepi dalam keadaan mabuk selama tiga hari berturut-turut.

Kapolsek Bungbulang, AKP Haris Gunawan, mengatakan, kasus kematian seperti ini baru diketahui setelah pihaknya bersama Satreskrim Polres Garut melakukan autopsi terhadap jenazah Cepi sekira pukul 13.00 Win, kemarin siang. Cepi sendiri sebelumnya dinyatakan tewas dan dimakamkan oleh pihak keluarga pada 17 Oktober 2013 lalu.

“Awalnya kami mendapati laporan dari masyarakat, bahwa ada kejanggalan pada kematian korban. Beberapa isu di masyarakat pun berkembang berkembang, salah satunya isu korban dibunuh oleh bapak kandungnya sendiri, yaitu oleh Idom (63). Inilah yang menyebabkan kami harus mengautopsi jenazah korban untuk memastikan kebenarannya,” kata Haris, Jumat (1/11/2013).

Menurut Haris, kecurigaan masyarakat bila Cepi menjadi korban pembunuhan ayah kandungnya semakin menguat setelah pihak keluarga menguburkan jenazahnya diam-diam di kebun belakang rumahnya. Pasalnya, masyarakat sudah tidak melihat Cepi berkeliaran di kampungnya selama tiga hari.

“Dari penuturan keluarga, korban terpaksa dikurung di sebuah gudang karena mabuk berat. Pihak keluarga merasa malu dan khawatir bila korban berbuat onar di tengah-tengah masyarakat. Maklum, karena mungkin perlilaku korban di masyarakat dinilai sangat buruk,” ujarnya.

Lebih jauh diterangkan Haris, pihak keluarga mengikat lengan dan kaki Cepi agar tidak berontak selama dikurung. Namun nahas, beberapa jam kemudian pihak keluarga mendapatinya telah tewas.

“Masalahnya, saat awal pihak keluarga tidak mau menjelaskan perihal kematian korban ke masyarakat. Keluarga langsung menguburkan korban begitu ditemukan telah tak bernyawa. Dari sini dugaan itu muncul. Namun setelah kurang lebih kami autopsi selama tiga jam, tidak ada itu ditemukan tanda kekerasan. Malah korban dinyatakan tewas akibat overdosis meminum cairan tanaman kecubung yang direbus,” paparnya.

Atas kejadian tersebut, Haris langsung melarang masyarakat untuk mengonsumsi kecubung rebus. Sebab, mengonsumsi tanaman yang memiliki bunga berbentuk seperti terompet ini telah menjadi kebiasaan masyarakat yang ingin memperoleh efek memabukan.

“Masyarakat dari golongan ke bawah biasanya ingin mabuk tapi tidak punya modal. Mereka konsumsi tanaman yang bisa menghasilkan efek mabuk. Setelah overdosis, jadi begini akibatnya. Saya sudah instruksikan kepada sejumlah tokoh masyarakat agar segera memusnahkan tanaman ini bila ditemukan di lingungan mereka,” ucapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Dadang Garnadi, membenarkan proses autopsi yang dilakukan pihaknya. Autopsi harus dilakukan karena laporan dari masyarakat dan saksi yang menyatakan Cepi dibunuh oleh orangtua kandungnya telah diproses pihaknya.

“Dari hasil autopsi yang berlangsung selama tiga jam tadi, tidak ada tanda kekerasan baik dari benda tumpul atau luka benda tajam. Rupanya murni hanya overdosis tanaman kecubung,” tukasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)