Kisah Kiai Ibrahim Tunggul Wulung, Penginjil Pribumi yang Menggegerkan Penguasa Kolonial

Jum'at, 17 Juni 2022 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Dalam perjalanannya, Kiai Tunggul Wulung bertemu dengan Nyai Endang Sampurnawati dan menikah serta tinggal di Mojowarno dan belajar kekristenan serta baca-tulis dari Jellesma selama dua bulan.

Selanjutnya Kiai Tunggul Wulung mulai melakukan pekabaran Injil yang dimulai di desa Pelar, sebelah tenggara Dimoro dan melanjutkan pekabaran Injilnya ke Dimoro (Kepanjen), Jenggrik (Malang) dan di Jungo (Pandaan). Di wilayah-wilayah itulah Kiai Tunggul Wulung mendirikan komunitas-komunitas Kristen.

Pada awal tahun 1854, Kiai Tunggul Wulung menerima tawaran Sem Sampir sebagai murid Jellesma yang diperbantukan kepada Pieter Jansz di Jepara sebagai pembantu penginjil pribumi, untuk membantunya melakukan pekabaran Injil di wilayah Jepara.

Bersama Sem Sampir, Tunggul Wulung justru melakukan penginjilan di daerah Kabupaten Juwono, serta di Margotuhu Klitheh dan Ngluwang (sebelah utara Tayu). Tindakan tersebut membuat geger para penguasa kolonial karena ternyata ada seorang Jawa yang menjadi Kristen, menerima pelajaran agama Kristen dan memberitakan Injil di antara orang pribumi. Keadaan tersebut membuka mata para pemerintah kolonial mengenai adanya kekristenan Jawa yang berada di luar utusan-utusan Injil Eropa dan dilakukan secara bebas tanpa terbatasi oleh wilayah tertentu seperti yang berlaku bagi para utusan Injil Eropa.

Pada bulan Mei 1855 Kiai Tunggul Wulung bersama istrinya Nyai Endang Sampurnawati menerima baptisan dari Jellesma dengan nama baptis Ibrahim. Jadilah nama lengkapnya menjadi Ibrahim Tunggul Wulung.



Di kawasan Muria, dia berhasil membujuk dan memengaruhi pengikut-pengikutnya dari berbagai tempat seperti Kayuapu, Bangsal, Ngalapan, Margotuhu dan tempat-tempat lain termasuk pengikut zendeling Peter Jansz di sekitar Jepara. Kiai Ibrahim Tunggul Wulung beserta pengikut-pengikutnya mulai membangun desa-desa Kristen, mula-mula di kawasan angker yang diberi nama Ujungjati kemudian bergeser ke arah selatan termasuk kawasan angker tempat tinggal Mbah Suto Bodo yang adalah tokoh mistik penguasa dunia roh di kawasan pesisir antara Jepara dan Tayu.

Pada tahun 1857 Kiai Ibrahim Tunggul Wulung juga melakukan kunjungan penginjilan ke berbagai tempat, antara lain ke kawasan Banyumas dan Bagelen untuk melihat hasil pekerjaan Ny. Van Oostrom Phillip dan Ny. Christina Petronella Phillips-Stevens. Kiai Ibrahim Tunggul Wulung menjadi motivator dan pemberi semangat kepada Ny. Van Oostrom Phillip di Banyumas dan Ny. Christina Petronella Phillips-Stevens di Ambal agar tidak ragu untuk melakukan pekabaran Injil kepada orang-orang Jawa.

Kiai Ibrahim Tunggul Wulung sendiri tidak memusatkan penginjilannya di daerah Banyumas ataupun Bagelen tetapi lebih memusatkan perhatiannya untuk membangun desa-desa Kristen di Bondo Kabupaten Jepara, desa Kristen Banyutowo dan desa Kristen Tegalombo di Kabupaten Juwono. Guillot mencatat bahwa pengikut Kiai Ibrahim Tunggul Wulung sendiri berjumlah 1.058 orang dan jumlah tersebut melebihi hasil pekabaran Injil yang dilakukan oleh badan-badan zendeling di kawasan yang sama dan dalam waktu yang sama.

Menurut buku ‘Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia’ karya Jan S Aritonang, beberapa zending termasuk Jansz menilai Tunggul Wulung memahami Alkitab secara esoteris (rahasia) dan mistis. Kisah-kisah dalam Injil tak berhubungan dengan realitas, melainkan hanya ucapan-ucapan mistik yang kudu dijelaskan lagi. Tampak aspek sinkretisme menonjol dalam ajaran Kristen ala Ibrahim Tunggul Wulung.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jusuf Muda Dalam: Satu-Satunya...
Jusuf Muda Dalam: Satu-Satunya Menteri yang Dihukum Mati karena Korupsi di Indonesia
Serangan Mendadak 2...
Serangan Mendadak 2 Arah Kerajaan Majapahit dan Pasukan Tartar Mongol ke Daha Kediri
Kisah Ajudan Pribadi...
Kisah Ajudan Pribadi Tohjaya Raja Singasari Berbalik Lawan Majikan
5 Hal Menarik dari Prabu...
5 Hal Menarik dari Prabu Siliwangi, Mulai dari Asal Usul hingga Mitos Macan Putih
Kolonel Agus Hernoto:...
Kolonel Agus Hernoto: Legenda Kopassus yang Berani Hadang Jenderal LB Moerdani dengan Moncong Senjata
Majapahit Taklukan Kerajaan...
Majapahit Taklukan Kerajaan Thailand Berujung Hubungan Erat Melayu dan Jawa
Pengamanan Istana Singasari...
Pengamanan Istana Singasari Diperketat usai Anusapati Habisi Nyawa Ken Arok
Kisah SBY yang Selamatkan...
Kisah SBY yang Selamatkan Pimpinan Musuh saat Perang di Timor Timur demi Taati Hukum Perang
Kisah Perdebatan 2 Pemuka...
Kisah Perdebatan 2 Pemuka Agama dan Kecerdikan Ken Arok Bunuh Penguasa Tumapel
Rekomendasi
Ernando Ari Tak Gentar...
Ernando Ari Tak Gentar Saingi Emil Audero: Selama Makan Nasi, Saya Siap!
Suparman Reborn 4: Leni...
Suparman Reborn 4: Leni Dijambret, Suparman Mencari Nandi dan Gojim
Demi Sang Ayah, Peserta...
Demi Sang Ayah, Peserta Ini Tampil Memukau di Hadapan Para Juri di DMD Panggung Rezeki
Berita Terkini
Kepala Sekolah SDN 02...
Kepala Sekolah SDN 02 Srogol Apresiasi Kegiatan Literasi MNC Peduli dan MNC Land
11 menit yang lalu
Matangkan Jakarta Kota...
Matangkan Jakarta Kota Global, QRIS Tap dengan NFC Resmi Diterapkan di MRT
34 menit yang lalu
Dharma Jaya Resmikan...
Dharma Jaya Resmikan Hub Channel Pertama di Cengkareng
39 menit yang lalu
Sungai Batanghari Meluap,...
Sungai Batanghari Meluap, 30 Sekolah di Muarojambi Terendam Banjir
41 menit yang lalu
Berkah Ramadan, KPN...
Berkah Ramadan, KPN Corp Salurkan Bantuan untuk Sekolah Anak-anak Kurang Mampu
48 menit yang lalu
Gempa 5,5 Guncang Toli-Toli...
Gempa 5,5 Guncang Toli-Toli Sulteng, BMKG: Waspadai Gempa Susulan
1 jam yang lalu
Infografis
5 Manfaat Salat Tarawih...
5 Manfaat Salat Tarawih bagi Kesehatan yang Harus Diketahui
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved