Cerita Haru Tukang Becak asal Sampang Berangkat Naik Haji

Kamis, 16 Juni 2022 - 15:10 WIB
loading...
Cerita Haru Tukang Becak asal Sampang Berangkat Naik Haji
Bagi Holili Addrae Sae (60) pergi haji merupakan impian. Untuk mewujudkan impian tersebut, tukang becak harus membanting tulang mengumpulkan rupiah. Foto SINDOnews
A A A
SURABAYA - Bagi Holili Addrae Sae (60) pergi haji merupakan impian. Untuk mewujudkan impian tersebut, tukang becak harus membanting tulang mengumpulkan rupiah.Warga Jalan Permata, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang ini mengaku bahwa bisa naik haji juga menjadi impian istrinya yang bernama Busideh.

Bersama istrinya, Holili mendaftar sebagai calon jamaah haji pada tahun 2011 silam. Namun atas kehendak Tuhan, dalam masa tunggu haji, sang istri terlebih dahulu tutup usia dan meninggalkannya.



Holili mengatakan selain karena memang mendapatkan panggilan dari Allah SWT, keberhasilannya mewujudkan mimpi untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5 ke tanah suci itu tidak terlepas dari peran almarhumah istrinya.

”Terus terang kami hanya bekerja keras memeras keringat mengayuh becak setiap hari, tapi almarhum istri saya yang begitu telaten menyisihkan sedikit demi sedikit uang sisa dari kebutuhan hidup sehari-hari,” Kata Holili, Kamis (16/6/2022).

Tampak sekali guratan kesedihan yang mendalam di wajah Holili saat mengingat perjuangan almarhumah istrinya. Sesekali Holili menyeka airmatanya sembari menceritakan kisah almarhumah yang mengajak, menguatkan, dan meyakinkannya untuk mendaftar haji meski dengan kondisi ekonomi yang ala kadarnya.

“Penghasilan mbecak per hari hanya Rp30.000-50.000, itupun tidak menentu. Selain itu, saya juga bekerja sebagai kuli ikan dengan penghasilan yang tak seberapa. Istri saya rajin menabung mengumpulkan, dan dibelikan beberapa gram emas,” jelasnya

Tiba di satu waktu, Holili dan istrinya mendapatkan rezeki arisan dan memutuskan untuk menjual semua barang-barang yang selama ini telah dikumpulkan untuk biaya pendaftaran haji. Mulanya sempat ragu, namun sang istri kembali menguatkan dan meyakinkan.

“Saya dapat arisan dan ayo emas ini jual. Ayo daftar haji, tidak apa dengan niat, insyaAllah siapa tahu Allah mengasihani dan Allah cukupkan,” papar Holili mengenang ucapan mendiang istrinya.

Bermodal keyakinan, kedua pasangan suami istri itu mendaftar haji pada tahun 2011. Namun Allah berkehendak lain, istrinya meninggal dunia pada tahun 2019 karena sakit, sebelum ia dihubungi pelunasan haji pada tahun 2020.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1997 seconds (0.1#10.140)