Perjuangan Wali Pitu Menyebarkan Islam Pertama di Bali

Minggu, 26 April 2020 - 06:35 WIB
loading...
Perjuangan Wali Pitu Menyebarkan Islam Pertama di Bali
Kisah perjuangan wali pitu sebarkan Islam di Pulau Bali.Foto/ist
A A A
DENPASAR - Islam memang bukan agama mayoritas di Bali. Namun penganut Islam di Pulau Dewata ini cukup banyak. Jumlahnya diperkirakan 500.000 orang lebih.

Keberadaan muslim di Bali tersebut tak lepas dari peran dakwah yang dilakukan oleh anggota wali pitu di Bali. Ya, peran wali pitu di Pulau Bali tak ubahnya seperti wali songo di Pulau Jawa.

Saat ini, makam wali pitu pun menjadi destinasi wisata religi yang cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Kedatangan Agama Islam di Bali juga sudah terhitung sangat lama. Menurut catatan sejarah, Raja Gelgel pertama, yakni Dalem Ketut Ngelesir pernah melakukan perjalanan ke Majapahit. Ketika kembali ke Bali, dia disertai dengan kedatangan 40 orang pengiring, yang dua di antaranya bernama Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil yang beragama Islam. Keduanya bertugas sebagai abdi dalem di Kerajaan Gelgel.

Setelah itu, peran dalam menyebarkan Agama Islam di Bali dilakukan oleh wali pitu di Bali. Wali pitu ini terdiri dari 7 orang yang memiliki asal-usul berbeda. Keberadaan wali pitu sebagai sosok penyebar agama Islam di Bali ditandai dengan keberadaan 7 makam keramat yang saat ini begitu sering dikunjungi oleh wisatawan muslim yang ingin berziarah.

Lalu, siapa saja tokoh penyebar Agama Islam yang disebut sebagai wali pitu di Bali? Berikut ini adalah daftar lengkapnya:

1. Wali Seseh Mengwi
Wali Seseh Mengwi adalah anggota wali pitu di Bali yang punya nama asli Pangeran Mas Sepuh atau Raden Amangkurat. Beliau merupakan anak dari Raja Mengwi V yang menikah dengan anggota Kerajaan Blambangan. Makam beliau bisa ditemukan di Pantai Seseh yang terletak di Desa Munggu, Mengwi dan berada dekat dengan jalur menuju ke Tanah Lot.

2. Wali Bukit Bedugul
Wali Bukit Bedugul menjadi wali pitu di Bali yang begitu terkenal. Apalagi, makam wali yang bernama asli Syeh Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi pernah mengalami fenomena yang begitu istimewa. Ketika terjadi letusan Gunung Agung yang besar di Bali pada tahun 1963, makam ini masih berdiri dengan kokoh dan tidak tersentuh satu butir pasir pun. Padahal, di waktu yang sama bangunan lain telah porak poranda oleh letusan gunung.

3. Wali Karangrupit
Sosok Wali Karangrupit merupakan wali pitu di Bali yang spesial karena berasal dari China yang memiliki nama asli Kwan Pao-Lie dan punya gelar sebagai Syech Abdul Qodir Muhammad. Beliau pernah menjadi murid Sunan Gunung Jati Cirebon. Oleh karena itu, pemahamannya terhadap Agama Islam begitu diakui banyak orang. Lokasi makamnya, bisa ditemukan di Desa Temukus.

4. Wali Negara
Memiliki nama asli Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih dan merupakan tokoh Islam yang berasal dari Banyuwangi. Datang ke Bali pada 1917 dan sempat menuntut ilmu ke Mekkah pada tahun 1935. Tak hanya itu, wali yang wafat di usia 107 tahun pada tahun 1997 ini juga mendirikan sebuah pondok bernama Pondok Pesantren Syamsul Huda. Lokasi makamnya bisa ditemukan di Kampung Ampel Loloan Barat, Jembrana.

5. Wali Kusamba
Wali Kusamba adalah tokoh wali pitu di Bali yang memiliki nama asli Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Khamid. Beliau dikenal sebagai guru bahasa Melayu salah satu Raja Klungkung, yakni Dalem I Dewa Agung Jambe. Karena perannya yang begitu penting bagi kerajaan, tak heran kalau Makam Wali Kusamba tidak hanya dikunjungi umat Islam, tetapi juga umat Hindu di Bali.

6. Wali Kembar Karangasem
Sesuai dengan namanya, ada dua wali yang lokasinya berada di satu tempat, yakni Syeh Maulana Yusuf Al-Baghdi dan Habib Ali Bin Zaenal Abidin Al-Idrus. Asal-usul kedua makam tua ini tidak begitu jelas. Konon, kedua makam ini sudah berusia sangat tua, mencapai 400 tahun.

7. Makam Pangeran Sosrodiningrat dan Makam Raden Ayu Pemecutan
Pangeran Sosridiningrat merupakan wali pitu di Bali yang berasal dari kerajaan Mataram. Kedatangannya di Bali bertujuan untuk membantu Raja I Gusti Ngurah Gede Pemecutan dalam berperang melawan Kerajaan Mengwi. Selanjutnya, Pangeran Sosrodiningrat menikah dengan Raden Ayu Anak Agung Rai dan memperoleh anak bernama Dewi Khadijah. Makam salah satu wali pitu ini bisa ditemukan di Jalan Batukaru, Pemecutan.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1698 seconds (0.1#10.140)