Ketua TP PKK Parepare Paparkan Strategi Tekan Pernikahan Dini
loading...
A
A
A
PAREPARE - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Erna Rasyid Taufan, berbicara tentang pentingnya pencegahan pernikahan dini melalui talkshow interaktif Radio Peduli Parepare. Talkshow berdurasi 60 menit itu digelar di Studio Radio Peduli FM Dinas Kominfo Parepare, Senin (13/6/2022).
Pada kesempatan itu, Erna memaparkan strategi TP PKK bersama pihak pemerintah daerah dalam menekan pernikahan dini di wilayahnya. Ia menyebut pentingya informasi dan edukasi yang lebih intensif dan akurat tentang peran masyarakat dalam mengantisipasi maraknya pernikahan dini akibat pergaulan bebas.
Menurutnya Erna, Pemkot Parepare melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) bekerja sama Puspaga PeduliTa dan Kementerian Agama telah melakukan berbagai program untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pernikahan dini.
Adapun TP PKK Parepare, kata Erna, juga memiliki banyak program. Bekerjasama Puspaga Peduli dan DP3A, TP PKK Parepare berupaya semaksimal mungkin menghadirkan sebuah sarana sebagai upaya dalam pencegahan dini.
"Kami juga siapkan sarana di Balai Ainun untuk mereka datang konsultasi. Kami siapkan psikolog, kami siapkan pula dari kementerian agama dan Tim PKK Pokja I dan Pokja IV namun terlepas dari itu kami juga butuh peran serta masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan pernikahan dini ," papar Erna yang juga Ketua DPD Partai Golkar Parepare.
Wadah atau ruang konsultasi tersebut, jelas Erna, dapat dimanfaatkan untuk mengetahui faktor dan dampak dari pernikahan dini. Pihaknya juga berpesan agar peran masyarakat dan orang tua untuk waspada terhadap terjadinya pernikahan dini terhadap anak-anak mereka dengan berbekal pengetahuan agama yang lebih dalam untuk pencegahan kasus-kasus pernikahan dini tersebut.
“Kami juga sangat berharap agar setiap orang tua patut waspada, dengan cara kita harus kuat dari segi pengetahuan tentang Agama, marena pernikahan dini sangat terkait dengan hal tersebut. Kebanyakan kasus pernikahan dini gara-gara terpaksa. Itulah salah satu yang bisa disosialisasikan ajaran agama Wala Taqrabu Zina, jangan berkhawat, jangan berdua-duaan,” tandasnya.
Erna juga berpesan, agar usia remaja sebisa mungkin menghindari hal-hal negatif saat menggunakan media sosial sebagai salah satu ruang dengan mudah memberikan pengaruh-pengaruh negatif terhadap anak-anak usia dini.
Pada kesempatan itu, Erna memaparkan strategi TP PKK bersama pihak pemerintah daerah dalam menekan pernikahan dini di wilayahnya. Ia menyebut pentingya informasi dan edukasi yang lebih intensif dan akurat tentang peran masyarakat dalam mengantisipasi maraknya pernikahan dini akibat pergaulan bebas.
Menurutnya Erna, Pemkot Parepare melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) bekerja sama Puspaga PeduliTa dan Kementerian Agama telah melakukan berbagai program untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pernikahan dini.
Adapun TP PKK Parepare, kata Erna, juga memiliki banyak program. Bekerjasama Puspaga Peduli dan DP3A, TP PKK Parepare berupaya semaksimal mungkin menghadirkan sebuah sarana sebagai upaya dalam pencegahan dini.
"Kami juga siapkan sarana di Balai Ainun untuk mereka datang konsultasi. Kami siapkan psikolog, kami siapkan pula dari kementerian agama dan Tim PKK Pokja I dan Pokja IV namun terlepas dari itu kami juga butuh peran serta masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan pernikahan dini ," papar Erna yang juga Ketua DPD Partai Golkar Parepare.
Wadah atau ruang konsultasi tersebut, jelas Erna, dapat dimanfaatkan untuk mengetahui faktor dan dampak dari pernikahan dini. Pihaknya juga berpesan agar peran masyarakat dan orang tua untuk waspada terhadap terjadinya pernikahan dini terhadap anak-anak mereka dengan berbekal pengetahuan agama yang lebih dalam untuk pencegahan kasus-kasus pernikahan dini tersebut.
“Kami juga sangat berharap agar setiap orang tua patut waspada, dengan cara kita harus kuat dari segi pengetahuan tentang Agama, marena pernikahan dini sangat terkait dengan hal tersebut. Kebanyakan kasus pernikahan dini gara-gara terpaksa. Itulah salah satu yang bisa disosialisasikan ajaran agama Wala Taqrabu Zina, jangan berkhawat, jangan berdua-duaan,” tandasnya.
Erna juga berpesan, agar usia remaja sebisa mungkin menghindari hal-hal negatif saat menggunakan media sosial sebagai salah satu ruang dengan mudah memberikan pengaruh-pengaruh negatif terhadap anak-anak usia dini.
(tri)