Anjal dan Gepeng Menjamur Berpotensi Jadi Penghambat Makassar Raih KLA

Rabu, 08 Juni 2022 - 22:12 WIB
loading...
A A A
"Penanganan anjal masih sepotong-sepotong. Kalau sepotong-sepotong, anjal akan tetap berkeliaran. Harusnya konsisten," kata Danny, sapaan akrabnya.

Danny menyebut, penanganan anjal harus dilakukan dari hulu ke hilir. Sebab tak menutup kemungkinan, anjal dan gepeng yang berkeliaran merupakan objek perdagangan manusia.

"Saya anggap ini perdagangan anjal, karena ada cukongnya. Ada yang kasih makan, ada yang terima uangnya, ada bagi hasil. Ini bisnis anjal," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Aulia Arsyad, mengatakan penertiban rutin dilakukan di beberapa titik rawan, seperti di Fly Over, Jalan Boulevard-Pettarani, sekitar Mall Panakkukang, Jalan Ratulangi, dan Jalan Haji Bau.

"Giat penertiban anjal setiap hari dilaksanakan oleh Tim TRC Saribattang yang didukung oleh Polrestabes dan BKO Satpol-PP. Ini untuk mendukung Kota Makassar menjadi Kota Layak Anak," tutur Aulia.

Setiap anjal dan gepeng yang terjaring, kata dia, dilakukan pembinaan di Rumah Perlindungan dan Trauma Center atau RPTC selama 3 hari, lalu dikembalikan ke keluarganya masing-masing.

Kendati demikian, hal ini belum bisa menjadi solusi akhir dari persoalan anjal dan gepeng. Sebab, banyaknya jumlah anjal gepeng tidak dapat ditampung sepenuhnya di sana.

"Makanya diadakan pengadaan lahan untuk pembangunan Lingkungan Pondok sosial atau Liposos. Nanti kami namakan Balla Passili," jelasnya.



Menurut dia, kehadiran Liposos memang sudah sepatutnya dihadirkan di kota besar seperti Makassar, yang memiliki berbagai persoalan sosial yang kompleks.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8179 seconds (0.1#10.140)